Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kamuflase Lakon Indonesia di Busan Fashion Week 2025 Lewat URUB

Koleksi karya Lakon Indonesia di Busan Fashion Week 2025
Koleksi karya Lakon Indonesia di Busan Fashion Week 2025. 30 Oktober 2025. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)
Intinya sih...
  • URUB menajdi api yang memberi cahaya, bukan membakar
    • Nama URUB berasal dari falsafah Jawa “Urip iku urub”, yang berarti hidup adalah menyala dan menerangi sesama.
    • Api bukan simbol kemarahan, tetapi kehangatan dan pengorbanan.
    • Menerjemahkan alam jadi sebuah estetika
      • URUB adalah simfoni energi semesta, berupa gunung meletus sebagai tanda kelahiran baru.
      • Busana mereka seakan bergerak dalam ritme kosmik, dari abu menuju kehidupan, dari gelap menuju terang.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Busan, IDN Times - Di tengah lampu yang menyapu panggung futuristik Busan Fashion Week 2025, ada nyala yang berbeda. Bukan sekadar kilau couture atau sensasi runway internasional, melainkan api yang lahir dari tanah Nusantara; hangat, spiritual, dan purba. Lakon Indonesia terlihat hadir dengan koleksi URUB, Kamis (30/10/2025), membawa dedikasi pada warisan budaya dan pengrajin Indonesia seperti mantra yang bergema di antara tepuk tangan dunia

Seperti fajar yang perlahan naik membelah dinginnya kota pelabuhan Korea Selatan, URUB bukan hanya koleksi, ia adalah doa. Layaknya syair pujian kepada pengorbanan, kepada tradisi, kepada tangan-tangan yang bekerja dalam diam. URUB juga sekaligus menjadi gambaran ketika busana menjadi filosofi dan peragaan menjadi ibadah estetika.

1. URUB menajdi api yang memberi cahaya, bukan membakar

Koleksi karya Lakon Indonesia di Busan Fashion Week 2025
Koleksi karya Lakon Indonesia di Busan Fashion Week 2025. 30 Oktober 2025. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Nama URUB berasal dari falsafah Jawa “Urip iku urub”, yang berarti hidup adalah menyala dan menerangi sesama. Bukan sekadar hidup untuk diri, melainkan untuk memberi kehidupan pada dunia.

Dalam narasi Lakon, api bukan simbol kemarahan, tetapi kehangatan dan pengorbanan. Seperti seorang ibu yang mempertaruhkan nyawanya saat melahirkan, URUB adalah puisi tentang memberi, tentang berkorban agar kehidupan lain tumbuh.

“Hidup itu menerangi, menghidupi”, tampak seolah tetulis dalam manifesto koleksi yang tampil di Busan Fashion Week 2025, Kamis (30/10/2025). Dan malam itu di Busan, api itu menyala—bukan membakar panggung, tapi menerangi hati.

2. Menerjemahkan alam jadi sebuah estetika

Koleksi karya Lakon Indonesia di Busan Fashion Week 2025
Koleksi karya Lakon Indonesia di Busan Fashion Week 2025. 30 Oktober 2025. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

URUB adalah simfoni energi semesta, berupa gunung meletus sebagai tanda kelahiran baru, bisa juga abu vulkanik sebagai simbol kesuburan, atau supernova sebagai awal terbentuknya kehidupan. Busana mereka seakan bergerak dalam ritme kosmik, dari abu menuju kehidupan, dari gelap menuju terang.

Setiap siluet seperti kawah yang melahirkan harapan dan setiap tekstur seperti serpihan bintang yang jatuh ke bumi. URUB juga bukan hanya koleksi, ia adalah tari penciptaan, menjahit kisah bumi hingga galaksi dalam potongan kain.

3. Batik dan tenun jadi gambaran benang pengorbanan para maestro tanpa nama

Koleksi karya Lakon Indonesia di Busan Fashion Week 2025
Koleksi karya Lakon Indonesia di Busan Fashion Week 2025. 30 Oktober 2025. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Di balik keindahan URUB, ada kisah tangan-tangan yang tidak terlihat. Para pengrajin batik dan tenun adalah pahlawan senyap yang menyerahkan waktunya, keahlian turun-temurun, dan cinta yang tak terhitung nilainya.

“Setiap helai adalah hasil perjalanan panjang penuh pemikiran, dedikasi, dan cinta,” terang Theresia Maretha, Co-initiator PINTU Incubator sekaligus Founder LAKON Indonesia.

Batik dan tenun bukan sekadar motif, mereka adalah napas leluhur, ritme budaya, dan bukti bahwa tradisi adalah kekuatan, bukan nostalgia. Di Busan, setiap langkah model yang mengenakannya terasa seperti doa yang dibisikkan untuk para penjaga warisan Nusantara.

4. Heritage menjadi bahasa modern

Koleksi karya Lakon Indonesia di Busan Fashion Week 2025
Koleksi karya Lakon Indonesia di Busan Fashion Week 2025. 30 Oktober 2025. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Lakon Indonesia tidak hanya menunjukkan warisan, mereka mentransformasikannya. Dengan teknik tradisional yang diolah menjadi siluet modern, Lakon membuka jendela baru bahwa batik dan tenun bisa terlihat avant-garde, kontemporer, dan global tanpa mengkhianati akar budaya.

Koleksi ini membuktikan tiga hal, yakni tradisi bukan untuk dipamerkan saja, tetapi dihidupkan kembali. Modernitas dan kearifan lokal juga bisa saling berdansa, bukan bersaing. Mode pun bisa menjadi cultural diplomacy yang lebih lembut daripada kata-kata Tidak heran, panggung Busan menjadi ruang di mana kultur Indonesia berbicara dalam bahasa estetika yang universal.

5. Lakon sebagai ekosistem budaya, bukan sekadar label

Koleksi karya Lakon Indonesia di Busan Fashion Week 2025
Koleksi karya Lakon Indonesia di Busan Fashion Week 2025. 30 Oktober 2025. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Di balik sebuah brand pasti ada misi besar. Besgitu juga Lakon, yang berusaha mengangkat pengrajin, menjaga produksi berkelanjutan, dan memastikan batik-tenun bisa hadir di panggung global tanpa kehilangan jiwanya. Lakon adalah ekosistem budaya, bukan hanya merek.

“Setiap karya diciptakan berdasarkan niat, bukan tren” menjadi prinsip utama Lakon. Itu sebabnya mereka merangkul komunitas, membangun sistem produksi yang teliti, dan menolak kejar tren instan. Inilah mode yang bukan sekadar pakaian, melainkan juga gerakan spiritual yang menjahit kebanggaan bangsa ke dalam hati generasi sekarang dan seterusnya.

Di Busan, URUB tidak hanya memperlihatkan mode, tetapi juga mengajarkan makna memberi, berkarya, dan mewariskan. Ini bukan debut biasa. Ini adalah deklarasi budaya bahwa Indonesia tidak datang untuk bersaing, karena kita datang untuk menyala dan menyatakan bila hidup seperti busana terbaik yang bukan hanya untuk dikenakan, tetapi untuk menerangi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima Wima
EditorPinka Wima Wima
Follow Us

Latest in Life

See More

7 Ide Bisnis Barang Reusable Skala Rumahan, Ramah Lingkungan

01 Nov 2025, 16:28 WIBLife