Anna Wintour, lahir pada 3 November 1949 di London adalah seorang perempuan hebat di balik majalah fashion Vogue. Pengaruhnya terhadap dunia fashion sangatlah besar sampai-sampai potongan rambutnya yang khas pernah ditiru oleh penyanyi terkenal, Taylor Swift.
Perjuangannya untuk menjadi chief editor majalah fashion terkenal dunia, Vogue tidaklah mudah. Yuk simak pembelajaran yang bisa diambil dari Anna Wintour!
Sedari muda, Anna Wintour sudah sangat menyukai fashion. Dia dilahirkan keluarga kelas atas yang mempermudah baginya untuk mengetahui banyak hal mengenai fashion. Melihat hal ini, ayahnya yang merupakan seorang editor pernah mengatakan bahwa suatu hari, Anna akan menjadi editor majalah Vogue. Perkataan ayahnya ini membuat Anna memiliki tekad untuk dapat menjadi editor di majalah fashion tersebut.
Oleh karena itu dia mulai mencari pekerjaan yang berhubungan dengan fashion. Pekerjaan pertamanya di bidang fashion adalah menjadi asisten editor sebuah majalah di London. Karena dia jeli melihat trend yang sedang berlangsung, mudah untuk dia naik jabatan.
Pada tahun 1975, Anna meninggalkan kampung halamannya di London dan pergi ke New York untuk meraih mimpinya. Menjadi editor di Vogue nampaknya tidak sangat mudah baginya. Sebelum diterima oleh Vogue, Anna Wintour bekerja sebagai fashion editor untuk majalah besar seperti Harper’s Bazaar dan New York Magazine.
Walaupun Anna sudah bekerja di majalah ternama, bukan berarti dia melupakan mimpinya semula yaitu menjadi editor majalah Vogue. Setelah 13 dia menginjakan kakinya untuk pertama kalinya di New York yaitu pada 1988, barulah Anna berhasil diterima oleh Vogue. Sejak saat itu banyak pencapaian yang terlah dia buat, salah satunya mendapat penghargaan dari Ratu Elizabeth II.
Mantan asisten Anna Wintour, Lauren Weisberger menerbitkan sebuah novel terkenal berjudul The Devil Wears Prada pada 2003 dan dijadikan sebuah film pada 2006. The Devil Wears Prada menceritakan tentang Miranda Priestly, seorang chief editor majalah fashion yang sangat perfeksionis dan tak jarang menyusahkan staff-nya yang lain. Banyak orang beranggapan bahwa Anna Wintour adalah sosok Miranda Priestly di dunia nyata, walaupun Lauren berkata bahwa karakternya itu hanyalah fiksi.
Hal ini membuat tanggapan negatif orang-orang terhadap Anna Wintour. Namun hal itu tidak menggentarkan Anna. Dia melawan kritikan, cibiran dan semua anggapan negatif tentang dirinya dengan karya. Lewat film dokumenter The September Issue, Anna menunjukkan bagaimana pembuatan sebuah majalah dan menunjukkan pula bagaimana kehidupan seorang Anna yang tidak sama dengan Miranda.
Gemerlap dunia fashion tidak membuatnya buta akan sesama. Anna Wintour menunjukkan kepeduliannya akan lingkungan sosial dengan berbagai macam kegiatan di luar dunia fashion. Dia aktif dalam menyumbang dan mengumpulkan sumbangan untuk penelitian mengenai penyakit AIDS.
Demikianlah pembelajaran yang bisa didapatkan dari kisah hidup seorang Anna Wintour, chief editor majalah fashion terkenal dunia, Vogue. Dari yang hanya suka fashion, harus beli semua barang yang disuka, sekarang jadi chief editor, semua barang mengantri untuk bisa ada di meja kerjanya.
Belajar dari Anna, kamu sebagai perempuan tidak boleh patah semangat akan apa yang kamu sukai dan tekuni sekarang. Siapa tau hobimu bisa menjadi pekerjaan yang menghidupimu bahkan orang-orang di sekitarmu. Oleh karena itu harus tetap memiliki tekad dan terus berjuang.