Layak School Selenggarakan Fashion Show Disabilitas Harmoni Inklusif

- Fashion show "Harmoni Inklusif" di DION, Senayan Park, Jakarta Pusat menampilkan difabel berbakat.
- Layak School sebagai penggagas acara memberikan ruang dan apresiasi bagi difabel untuk berkarya, dalam upaya mengatasi rendahnya jumlah pekerja disabilitas.
- 34 model lulusan Layak School berpartisipasi dalam acara tersebut setelah menjalani program kelas modeling selama empat bulan dengan mentor terkenal di bidangnya.
Jakarta, IDN Times - Pada Sabtu (14/12/2024) di DION, Senayan Park, Jakarta Pusat, sebuah fashion show disabilitas bertajuk "Harmoni Inklusif" terselenggara. Sejumlah difabel, tua muda, laki-laki perempuan, tampak luwes berlenggak-lenggok di runway, terkadang dengan gestur jenaka nan centil. Tidak hanya itu, sebagian yang lainnya bahkan mempertunjukkan kepiawaian dalam berakting dan tarik suara.
"Harmoni Inklusif" sendiri adalah sebuah acara yang jadi wadah para difabel untuk menunjukkan bakatnya di dunia modeling dan melenggang di panggung fashion show. Ajang ini memberikan ruang dan apresiasi bagi difabel untuk berkarya dengan pembuktian bahwa keberagaman adalah kekuatan.
1. Layak School percaya bahwa penyandang disabilitas adalah individu dengan 1001 bakat

Fashion show disabilitas "Harmoni Inklusif" tersebut, digagas oleh talent and modeling school bagi difabel bernama Layak School. Ada Nama Karina Aprilia yang menjadi CEO dan Founder Layak School sekaligus President of Harmoni Inklusif.
Menurut data yang dirilis oleh Kemenaker pada tahun 2022, jumlah pekerja dari kalangan disabilitas masih sangat rendah. Dari 22,9 juta penduduk penyandang disabilitas, hanya 720.748 di antaranya saja bekerja. Dari fakta inilah, Karina lewat Layak School, tergerak untuk menggali bakat penyandang disabilitas.
"Kami melihat jumlah pekerja disabilitas yang rendah dan tingkat pendidikan mereka juga masih sangat rendah. Namun, kami percaya bahwa mereka adalah individu yang memiliki 1001 bakat. Karena itu, Layak School hadir untuk menggali bakat-bakat terpendam yang mereka miliki dari semua kategori disabilitas," kata Karina.
2. Fashion show diikuti oleh 34 model disabilitas yang meliputi down syndrome, autisme, teman tuli, dan daksa

Ketiga puluh empat model tersebut adalah lulusan program Layak School yang pertama kali diadakan dari kelas modeling. Setiap model mengikuti berbagai kegiatan kelas seperti photoshoot, catwalk, makeup, dan product photoshoot. Bekerja sama dengan Sunyi Academy, kegiatan itu berjalan selama empat bulan.
Tidak tanggung-tanggung, kelas-kelasnya diisi oleh nama-nama tenar di bidangnya. Sebut saja makeup artist Bubah Alfian, Miss Universe 2023 Fabienne Nicole, dan fashion stylist Alex Lalisung.
3. Ada tiga desainer kondang yang terlibat dalam fashion show tersebut

Desainer Wilsen Willim, Yosafat Dwi Kurniawan, dan Sahadya turut berpartisipasi dalam pagelaran fashion show disabilitas tersebut. Dalam praktiknya, mereka mengaku tidak membuat desain baju yang baru, melainkan menggunakan rancangan yang sudah ada dan tinggal menyesuaikannya secara natural.
"Senang banget hari ini bisa ambil bagian di Harmoni Inklusif. Semoga semua bisa enjoy, ya. Modelnya juga keren-keren," ungkap Yosafat saat ditanya keturutsertaannya di acara bersama penyandang disabilitas.
Wilsen Willim pun merasakan hal yang tidak jauh berbeda. "Saya senang banget, terima kasih sudah ajakin di acara ini. Aku senang banget karena sudah 9 tahun di industri fashion dan banyak perubahan. Dunia modeling dulu syaratnya harus gimana, gimana. Sekarang, sudah mulai inklusif," Wilsen mengapresiasi.
4. Para model senang bisa berpartisipasi dalam acara tersebut. Orangtua pun ikut bangga menyaksikan

Jeannie Michellia, lulusan Layak School Batch 1, berpartisipasi sebagai model dalam acara Harmoni Inklusif. Jeannie sendiri adalah teman tuli. Dalam Bisindo (Bahasa Isyarat Indonesia), ia mengaku senang menjadi model di pagelaran Harmoni Inklusif.
"Senang, gak grogi. Pastinya happy," ungkap Jeannie singkat.
"Ikut Layak School itu sebuah mimpi aku dari kecil, mau jadi model. Aku mau juga kita sebagai disabilitas itu, punya hak yang sama seperti kalian. Kita tidak mau dibeda-bedakan," kisah Maria Theresia, model disabilitas daksa.
Saat fashion show digelar pun, tampak orangtua difabel peserta Layak School hadir. Mereka tampak antusias, senang, dan bersyukur putra-putrinya tampil percaya diri. Tidak sedikit yang mengabadikan penampilan anaknya saat itu.
5. Lewat ajang ini, Karina berharap lulusan Layak School dapat berkarier dengan kesempatan yang sama seperti lainnya

Diakui Karina, proses membimbing difabel hingga bisa tampil di acara Harmoni Inklusif, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun, kendala murid moody, grogi, hingga tidak percaya diri dapat dia atasi dengan rasa saling percaya dan kedekatan satu sama lain.
"Harapannya, brand setelah ini yang memberdayakan teman-teman disabilitas. Di Layak School, talent kami sudah dilatih hingga bisa ke tahap dunia profesional model, hanya tinggal diberikan kesempatan yang sama untuk berkarya dan menyalurkan mimpi untuk bisa jadi model profesional," pungkas Karina.
Itulah seputar Layak School yang menyelenggarakan fashion show disabilitas bertajuk Harmoni Inklusif dan didukung penuh oleh Pertamina. Langkah ini patut diapresiasi mengingat semua manusia, terlepas apa pun kekurangannya, berhak mewujudkan mimpi dan mendapatkan kesempatan yang sama.