Pandangan Masyarakat tentang Produk Kecantikan Berlabel Sustainable

Diminati asal harganya terjangkau!

Demi memenuhi keinginan pasar dan konsumen yang terus berkembang, kini beragam merek kecantikan baru telah muncul dalam beberapa tahun terakhir. Bukan hanya karena tingginya persaingan, namun pembeli juga mulai sadar atas keselamatan lingkungan.

Bahkan, industri besar pun ikut memperkenalkan produk atau kemasannya yang berkelanjutan dan agresif memasarkannya. Pada 5 Juni lalu, Milieu Insight merilis temuan studi 'Kecantikan Berkelanjutan' yang bertujuan untuk mengetahui pendapat mereka tentang klaim keberlanjutan atau sustainable dan bagaimana penerimaan pembeli produk kecantikan di Asia Tenggara terhadap produk kecantikan berkelanjutan.

Penelitian ini dilakukan melalui survei dengan 1.000 responden yang merupakan pembeli produk kecantikan di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand serta dilakukan pada Mei 2022. Untuk informasi lengkap mengenai hasil penelitian tersebut, mari simak ulasan di bawah ini.

1. Kebanyakan konsumen lebih berminat pada produk kecantikan yang bebas bahan kimia dan dapat didaur ulang

Pandangan Masyarakat tentang Produk Kecantikan Berlabel Sustainableilustrasi satu set produk kecantikan (unsplash.com/Elsa Olofsson)

Berdasarkan hasil survei, diketahui bila mayoritas orang Asia Tenggara bersedia menerima produk kecantikan berlabel sustainable atau berkelanjutan. Kebanyakan dari mereka bahkan lebih cenderung memilih produk kecantikan yang bebas bahan kimia dan beracun daripada produk yang tidak.

Selain itu, sekitar 87 persen konsumen yang jadi responden juga sangat memilih produk dengan kemasan yang 100 persen dapat didaur ulang. Namun, data ini lebih condong kepada orang Singapura, yang mengatakan bahwa mereka gak masalah dengan hal itu.

2. Selain itu, konsumen cenderung memilih produk cruelty free dan bisa diisi ulang

Pandangan Masyarakat tentang Produk Kecantikan Berlabel Sustainableilustrasi memakai produk kecantikan (pexels.com/SHVETS production)

Data tersebut juga menjelaskan bahwa kebanyakan konsumen cenderung memilih produk yang bebas kekejaman, terutama konsumen dari Filipina sebesar 90 persen. Selain itu, 83 persen dari konsumen mengatakan sangat mungkin untuk beralih ke produk yang dapat diisi ulang jika memang tersedia.

Lagi-lagi, 74 persen di antara konsumen yang menyatakan pandangan tersebut, kebanyakan dari Singapura. Selebihnya, sekitar 73 persen menjawab sangat atau agak mungkin mencoba produk kecantikan tanpa air, seperti sampo batang atau sabun batang, dibanding produk botol konvensional.

3. Konsumen bersedia membayar lebih mahal untuk mendapatkan produk sustainable

Pandangan Masyarakat tentang Produk Kecantikan Berlabel Sustainableilustrasi produk kecantikan (pexels.com/Ron Lach)
dm-player

Survei yang dilakukan oleh Milieu Insight juga menerangkan bila kebanyakan konsumen di Asia Tenggara bersedia membayar lebih untuk label sustainable selama produk masih terjangkau. Artinya, harga yang ditawarkan harus dalam kisaran yang nyaman.

Meski begitu, konsumen dari Singapura diketahui paling gak mau membayar lebih. Lain daripada itu, mereka menginginkan produk yang bersifat alami dan bebas kimia, bersih, atau gak beracun. 

Baca Juga: 7 Kolaborasi Produk Kecantikan dengan Brand Makanan di Tahun 2022

4. Akan tetapi, kebanyakan konsumen gak percaya begitu saja pada klaim sustainable yang ditawarkan produk kecantikan

Pandangan Masyarakat tentang Produk Kecantikan Berlabel Sustainableilustrasi memakai produk kecantikan (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Meski berminat, namun kebanyakan konsumen pun gak percaya begitu saja mempercayai klaim sustainable yang ada. Sekitar 67 persen responden menyatakan bahwa mereka 'meneliti lebih lanjut tentang klaim pada kemasan produk kecantikan' untuk mengetahui apakah kemasan itu benar-benar berkelanjutan.

Hal ini dilakukan terutama oleh konsumen dari Filipina dan Malaysia. Sebagian besar pun setuju bahwa harus ada lebih banyak peraturan untuk memastikan bahwa klaim produk sustainable didukung dengan baik dan dengan bukti nyata. 

5. Mereka berharap perusahaan bisa transparan dan jelas dalam mengomunikasikan label sustainable pada produk yang dibuat

Pandangan Masyarakat tentang Produk Kecantikan Berlabel Sustainableilustrasi memakai produk kecantikan (pexels.com/Sora Shimazaki)

Dalam data yang ada, dikatakan juga bahwa konsumen sangat tegas terhadap label sustainable. Mereka bahkan menegaskan bila perusahaan harus transparan dan jelas dalam mengomunikasikan keberlanjutan produk mereka.

Hal tersebut harus didukung dengan bukti yang baik. Sekitar 86 persen responden setuju bahwa 'lebih banyak yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mengomunikasikan kepada pelanggan bagaimana produk kecantikan mereka berkelanjutan'.

Nah, itu dia pandangan masyarakat di Asia Tenggara tentang produk kecantikan keberlanjutan atau sustainable. Kalau menurutmu sendiri bagaimana?

Baca Juga: 5 Tips Memilih Klinik Kecantikan yang Tepat untuk Hasil Terbaik

Topik:

  • Muhammad Tarmizi Murdianto
  • Febriyanti Revitasari
  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya