Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Santa Sakramenta, Aktivis Lingkungan Cilik Suarakan Alam lewat Seni

1 grid.jpg
Santa Sakramenta (dok. Istimewa)
Intinya sih...
  • Santa Sakramenta memiliki kekhawatiran pada alam ketika melihat sampah berserakan saat liburan
  • Sejak itu, Santa kerap memilah dan mengumpulkan sampah serta menggaungkan isu alam lewat karya seni
  • Santa juga berhasil mengolah sampah menjadi hal yang bermanfaat dan memiliki segmen edukatif 'Santa Mencari Tahu' di Instagram pribadinya
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Di tengah semakin seriusnya masalah lingkungan, mulai dari menumpuknya sampah, rusaknya ekosistem, hingga cuaca ekstrem, hadirnya suara-suara peduli bumi menjadi sangat berharga. Aktivisme lingkungan bukan hanya tentang aksi besar, tetapi juga langkah kecil yang konsisten menjaga bumi tetap sehat. Menariknya, kepedulian itu kini juga tumbuh dari generasi muda, bahkan anak-anak, yang berani bersuara dan bergerak untuk alam.

Santa Sakramenta adalah salah satunya. Di usianya yang masih belia, ia telah menunjukkan kepedulian luar biasa pada bumi. Berawal dari perjalanan sederhana bersama orangtuanya ke sungai, hutan, dan bukit saat pandemik, Santa justru menyaksikan banyak sampah berserakan di alam. Pemandangan itu menimbulkan rasa sedih sekaligus tekad kuat dalam dirinya untuk melakukan sesuatu demi menjaga lingkungan.

Kecintaannya pada alam tidak hanya diwujudkan lewat aksi nyata, seperti memilah sampah, membersihkan sungai, hingga membuat konten edukasi, tetapi juga melalui karya seni. Santa kerap menyalurkan kepedulian lingkungannya lewat lagu, lukisan, bahkan karya daur ulang bernama Art-Cycle. Baginya, seni adalah bahasa universal yang bisa menyampaikan pesan penting tentang kesehatan bumi dengan cara yang menyenangkan. Pada Rabu (20/8/2025), IDN Times berkesempatan untuk mewawancarai Santa secara daring. Ia menceritakan perjalanan dan pengalamannya sebagai aktivis lingkungan serta bagaimana ia menggaungkan isu alam lewat seni.

1. Pertama kali memiliki kekhawatiran pada alam ketika melihat sampah berserakan saat liburan

IMG_6231.HEIC
Santa Sakramenta (dok. Istimewa)

Kepedulian Santa terhadap lingkungan tidak datang tiba-tiba. Ada satu momen yang membuatnya benar-benar tersadar bahwa alam yang indah tidak selalu sejalan dengan kondisi yang bersih. Apa yang awalnya ia bayangkan sebagai perjalanan menyenangkan, justru berubah menjadi pengalaman yang membuka matanya tentang masalah sampah di alam bebas.

Sejak saat itu, Santa mulai memandang alam bukan sekadar tempat untuk berlibur atau bermain, melainkan ruang yang harus dijaga bersama. Ia menyadari bahwa kebersihan dan kesehatan bumi sangat bergantung pada tindakan manusia. Dari pengalaman kecil itulah, muncul rasa tanggung jawab yang akhirnya menuntunnya menjadi seorang aktivis lingkungan cilik.

"Pertama kali aku merasa peduli sama alam waktu masa-masa pandemik. Aku sering diajak ke alam sama ayah-bunda. Aku diajak trekking ke sungai, air terjun, hutan, bukit, dan lainnya. Aku senang banget olahraga sambil main ke alam, tapi di sana aku malah lihat banyak sampah berserakan. Aku jadi merasa sedih. Sejak saat itu, aku ingin berbuat sesuatu untuk alam karena aku merasa alam baik banget sudah memberikan kesegaran dan kesehatan. Aku merasa alam pasti sedih kalau mereka kotor," ucap Santa.

2. Sejak saat itu, Santa kerap memilah dan mengumpulkan sampah

snapins-ai_3423742667820456763.jpg
Santa Sakramenta (dok. Istimewa)

Kesadaran Santa terhadap lingkungan tidak berhenti hanya pada rasa prihatin. Ia mulai mengubah kebiasaan sehari-harinya dengan cara sederhana, namun berdampak besar. Bagi Santa, menjaga bumi bukan sesuatu yang bisa ditunda, melainkan dimulai dari diri sendiri.

Langkah kecil yang ia lakukan pun berkembang menjadi kebiasaan. Dari memilah sampah di rumah, mencari tahu solusi agar sampah tidak menumpuk, hingga mengajak teman-temannya melakukan aksi bersama. Semua itu menjadi wujud nyata komitmen Santa dalam menjaga bumi.

"Sehari-hari aku memilah sampah. Aku mengumpulkan sampah supaya bisa diserahkan ke pengelola sampah. Aku gak mau sampah-sampahku menumpuk di TPA. Aku juga lagi belajar mengurangi produksi sampah. Sampahku sudah makin sedikit. Selain itu, aku melakukan riset tentang cara menjaga alam, lalu hasil risetku aku ceritakan di video kampanye. Aku juga membuat kegiatan membersihkan alam bersama teman-temanku," ujar Santa.

3. Uniknya, Santa juga menggaungkan isu alam ini lewat karya seni

snapins-ai_3542252509680465865.jpg
Santa Sakramenta (dok. Istimewa)

Langkah Santa untuk menjaga dan menyuarakan kelestarian alam pun, cukup unik dan kreatif. Pasalnya, Santa juga menyuarakannya lewat karya seni. Misalnya, ia kerap mendongeng tentang cerita cara menjaga alam. Selain itu, gadis berusia 8 tahun ini juga membuat cerita serta buku puisi yang berisi tentang cara menjaga lingkungan. Dua buku tersebut tengah diproses oleh penerbit.

Santa melanjutkan, "Aku juga suka berkegiatan membuat prakarya atau crafting bersama Bunda. Suatu hari, aku ingin membuat pajangan rumah yang unik. Kebetulan waktu itu, sampah terpilah di rumah belum diserahin ke pengelola sampah. Jadi, aku membuat pajangan rumah dari barang bekas. Ternyata, selain unik, art-cycle juga bisa memanfaatkan sampah, memperpanjang masa hidup sampah."

Selain aktif sebagai aktivis lingkungan, Santa juga memiliki bakat lain seperti bernyanyi, melukis, hingga menulis lagu. Bakatnya itu ternyata ia manfaatkan juga untuk menyuarakan keresahannya tentang isu lingkungan. Di beberapa kesempatan, Santa menciptakan lagu tentang menjaga lingkungan. Selain itu, Santa juga sering menciptakan lukisan yang bertemakan alam. Misalnya, berisi Danau Kelimutu, Gunung Fuji, hingga hewan-hewan laut.

4. Dalam beberapa momen, Santa juga berhasil mengolah sampah menjadi hal yang bermanfaat

snapins-ai_3542252509722333997.jpg
Santa Sakramenta (dok. Istimewa)

Kreativitas Santa dalam menjaga bumi tidak hanya berhenti pada kegiatan memilah sampah atau kampanye lingkungan. Ia juga menemukan cara baru untuk memberi kehidupan kedua pada barang-barang yang dianggap tak berguna. Bagi Santa, sampah bukan sekadar sesuatu yang harus dibuang, melainkan bisa diubah menjadi karya bernilai.

Dari ide sederhana membuat prakarya di rumah, Santa kemudian mulai mengembangkan konsep art-cycle hingga memanfaatkannya dalam kegiatan seni yang lebih besar. Bahkan, dalam dunia teater pun, ia berhasil menunjukkan bahwa barang bekas bisa disulap menjadi properti yang menarik dan fungsional.

"⁠Iya, waktu itu komunitas teaterku mau pentas, tapi belum ada propertinya. Aku usul ke sutradara, gimana kalau kita bikin properti dari barang bekas aja seperti art-cycle yang aku bikin di rumah. Sutradaranya setuju! Waktu itu, ada tas dari karton telur, tikar dari bungkus cemilan yang dilem di atas bubble wrap, ada ransel dari goodiebag bekas, roti dari gumpalan koran bekas, kursi dari ember cat, meja dari dus, background dari spanduk bekas yang dilukis," jelas Santa.

Santa juga melanjutkan, hal sederhana yang tengah ia lakukan adalah mengurangi produksi sampah. Ia berusaha untuk gak menghasilkan terlalu banyak sampah. Itulah mengapa, ia selalu berusaha untuk melakukan art-cycle, recycle, reuse, dan repair. Santa melakukan inisiatif untuk memperlama usia suatu barang agar tidak cepat-cepat menjadi sampah dan menyebabkan penumpukan sampah yang semain masif. Santa juga berpesan, jika kita memang belum bisa mengurangi sampah, mungkin kita bisa mencoba untuk memanfaatkan kembali sampah.

5. Santa juga memiliki segmen edukatif 'Santa Mencari Tahu' di Instagram pribadinya

snapins-ai_3542252509689000498.jpg
Santa Sakramenta (dok. Istimewa)

Bukan hanya aktif dalam aksi nyata menjaga lingkungan, Santa menemukan cara lain untuk menyebarkan pesan peduli bumi. Ia memanfaatkan media sosial sebagai ruang berbagi pengetahuan. Dengan gaya sederhana khas anak-anak, Santa berhasil mengemas isu lingkungan menjadi sesuatu yang mudah dipahami dan dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Segmen edukatif berjudul 'Santa Mencari Tahu' pun lahir dari rasa ingin tahunya yang besar. Melalui konten ini, ia mengajak teman-teman sebayanya belajar bersama tentang berbagai persoalan lingkungan sekaligus menunjukkan bahwa mencari jawaban bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan.

"Dulu waktu awal-awal jalan-jalan ke alam dan menemukan banyak sampah, aku banyak ngasih pertanyaan ke Ayah dan Bunda. Misalnya, kenapa ada sampah, kenapa orang buang sampah sembarangan. Dari situ, Ayah dan Bunda membimbing aku untuk mencari sendiri jawaban dari semua pertanyaanku. Aku dibimbing untuk mencari jawabannya di buku, di internet, juga bertanya kepada narasumber atau orang-orang yang ahli. Semua jawaban aku tulis dan aku kumpulkan dan aku ceritakan dalam bentuk video kampanye yang diunggah Bunda di Instagram," kata Santa.

6. Selain berkegiatan untuk masalah alam, Santa juga merupakan songwriter dan penyanyi

WhatsApp Image 2025-08-31 at 13.39.10.jpeg
Santa Sakramenta (dok. Istimewa)

Kepedulian Santa terhadap lingkungan bukan satu-satunya hal yang membuatnya istimewa. Di luar aktivitasnya sebagai aktivis cilik, ia juga dikenal sebagai anak yang kreatif dan penuh ekspresi. Musik menjadi salah satu medium favoritnya untuk berbagi cerita, baik tentang kesehariannya maupun pesan yang ingin ia sampaikan kepada teman sebaya.

Bakat bermusiknya ia wujudkan lewat lagu-lagu ciptaan sendiri. Salah satu karya yang sudah ia rilis adalah lagu berjudul Teman Baru, yang terinspirasi dari kebiasaannya berkenalan dengan orang lain dan keinginannya mendorong teman-temannya agar lebih berani membuka diri.

"Lagu Teman Baru aku ciptakan tentang serunya berkenalan dan punya teman baru karena aku suka ngajak kenalan orang lain. Banyak teman-temanku yang suka takut, malu-malu atau ragu-ragu kalau ketemu teman baru. Lewat lagu ini, aku ingin ngasih tahu teman-teman kalau berkenalan dengan teman baru itu seru dan bikin kita punya banyak cerita baru," ujar gadis yang masih duduk di bangku kelas 3 SD ini.

7. Pesan dan harapan Santa terhadap kondisi bumi serta lingkungan

WhatsApp Image 2025-08-31 at 13.46.34.jpeg
Santa Sakramenta (dok. Istimewa)

Di balik berbagai aktivitasnya, Santa selalu membawa pesan penting yang ingin ia sampaikan kepada lebih banyak orang. Baginya, apa pun bentuk aksinya, mulai dari memilah sampah, membuat konten edukasi, hingga menulis lagu, semua berakar dari satu hal: keinginan agar bumi tetap sehat dan layak dihuni.

Santa percaya bahwa menjaga lingkungan bukan hanya tugas orang dewasa, melainkan tanggung jawab bersama. Ia ingin mengingatkan bahwa setiap orang, sekecil apa pun langkahnya, bisa berkontribusi untuk kelestarian bumi. Pesan ini pula yang kerap ia tekankan kepada teman sebaya dan masyarakat luas.

"Aku ingin semua orang yang hidup di bumi ini, peduli pada kesehatan bumi karena bumi tempat kita hidup. Aku ga ingin bumi diprotes karena cuacanya ekstrem, karena banyak bencana alam padahal manusia gak peduli sama kesehatan bumi. Menurutku, seharusnya kalau kita ingin bumi sehat, ya kita harus menjaga kesehatan bumi," pungkas Santa.

Kisah Santa Sakramenta menunjukkan bahwa kepedulian terhadap lingkungan bisa dimulai sejak usia dini dan diwujudkan dengan cara yang beragam. Dari langkah kecil memilah sampah, hingga menyuarakan pesan melalui seni dan musik, Santa membuktikan bahwa anak-anak pun mampu memberi dampak nyata bagi bumi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriyanti Revitasari
EditorFebriyanti Revitasari
Follow Us