7 Tanda Kamu Terlalu Over-attached Sejak Awal Pacaran, Hindari!

Memulai hubungan baru tentu membawa kebahagiaan dan harapan. Tapi terlalu larut dalam euforia bisa membuatmu terjebak dalam keterikatan berlebihan. Over-attached sejak awal pacaran bisa jadi tanda bahwa kamu belum sepenuhnya siap membangun relasi sehat.
FYI guys, over-attached itu keterikatan atau kasih sayang yang berlebihan pada seseorang, sehingga seseorang menjadi sangat bergantung pada orang tersebut dan merasa gelisah atau tidak nyaman saat berjauhan.
Nah, hubungan yang sehat butuh ruang bagi kedua belah pihak untuk tumbuh secara individu. Kalau sejak awal kamu terlalu bergantung atau mengandalkan pasangan untuk kebahagiaan, bisa jadi hubungan akan terasa melelahkan. Kenali tanda-tanda kamu terlalu over-attached agar kamu bisa menjaga hubungan tetap sehat dan seimbang.
1. Selalu ingin tahu keberadaan pasangan setiap waktu

Kamu merasa gelisah kalau pasangan tidak memberi kabar dalam waktu singkat. Rasanya ingin tahu dia lagi di mana, sama siapa, dan sedang apa setiap saat. Bahkan, kamu sering bertanya berkali-kali hanya demi memastikan keberadaannya.
Sikap ini bisa membuat pasangan merasa dikekang atau tidak dipercaya. Hubungan yang sehat justru dibangun atas dasar saling percaya dan memberi ruang pribadi. Terlalu mengontrol akan membuat pasangan merasa tertekan dan ingin menjauh.
2. Tidak bisa menikmati waktu sendiri

Kamu merasa hidupmu hampa jika tidak bersama pasangan. Setiap waktu kosong seakan harus diisi dengan kehadiran atau komunikasi dengannya. Kamu jadi lupa bahwa kamu punya kehidupan di luar hubungan itu.
Padahal, waktu sendiri penting untuk menjaga keseimbangan emosional. Menikmati waktu sendiri menunjukkan bahwa kamu mandiri secara emosional. Terlalu bergantung pada pasangan untuk mengisi waktu akan membebani hubunganmu.
3. Sering merasa cemas tanpa alasan yang jelas

Setiap kali pasangan terlihat sibuk atau kurang merespons, kamu langsung merasa cemas. Kamu mulai berpikir negatif, merasa diabaikan, atau takut kehilangan. Padahal, belum tentu ada hal buruk yang terjadi.
Kecemasan ini biasanya muncul karena rasa tidak aman dalam diri sendiri. Ketidakpercayaan pada diri sendiri sering membuat seseorang mudah merasa terancam dalam hubungan. Over-attached sering kali berasal dari luka lama yang belum sembuh.
4. Menyesuaikan semua rencana hanya demi pasangan

Kamu sering membatalkan atau mengubah rencana pribadi hanya untuk mengikuti keinginan pasangan. Bahkan, kamu rela mengorbankan waktu bersama keluarga atau teman demi selalu ada untuknya. Kehidupanmu seolah hanya berputar di sekeliling dia.
Tentu, kompromi dalam hubungan itu penting, tapi bukan berarti harus mengabaikan kebutuhan diri sendiri. Kalau kamu selalu memprioritaskan pasangan dan mengabaikan keseimbangan, kamu bisa kehilangan identitas. Hubungan sehat justru saling mendukung, bukan menggantikan hidup satu sama lain.
5. Merasa takut kehilangan walau belum ada masalah

Baru beberapa minggu pacaran, tapi kamu sudah merasa takut kehilangan dia. Kamu sering overthinking tentang kemungkinan dia bosan atau meninggalkanmu. Ketakutan ini sering muncul bahkan tanpa alasan yang jelas.
Tanda ini menunjukkan kamu mungkin belum sepenuhnya yakin dengan dirimu sendiri. Ketakutan yang tidak beralasan bisa memicu sikap posesif. Jika dibiarkan, hal ini bisa menjadi masalah serius dalam hubungan ke depannya.
6. Selalu ingin membuktikan cinta dengan cara berlebihan

Kamu merasa perlu terus-menerus menunjukkan rasa cinta dengan hadiah, perhatian ekstrem, atau pengorbanan besar. Padahal, hubungan sehat tidak selalu diukur dari seberapa banyak kamu memberi. Terlalu banyak memberi bisa membuat pasangan kewalahan.
Ketika kamu merasa harus “membeli” cinta pasangan dengan usaha berlebihan, itu pertanda kamu tidak percaya bahwa kamu cukup. Kamu layak dicintai tanpa harus terus-menerus membuktikan diri. Hubungan yang sehat hadir dari keseimbangan antara memberi dan menerima.
7. Tidak bisa menerima jika pasangan ingin waktu sendiri

Saat pasangan bilang ingin waktu sendiri untuk fokus pada pekerjaan, hobi, atau istirahat, kamu merasa ditolak. Kamu langsung berpikir dia sudah tidak cinta atau ingin menjauh. Padahal, waktu sendiri adalah kebutuhan alami semua orang.
Kamu perlu memahami bahwa mencintai tidak berarti harus selalu bersama setiap waktu. Memberi ruang justru bisa membuat hubungan jadi lebih sehat dan tahan lama. Ketidakmampuan menerima hal ini bisa menjadi tanda kamu terlalu over-attached.
Setiap orang pasti ingin merasa dicintai dan diperhatikan. Tapi jika kamu terlalu melekat sejak awal, hubungan bisa terasa menyesakkan. Lebih baik bangun koneksi yang kuat dengan dasar kepercayaan dan kemandirian emosional.