7 Teknik Baca Buku yang Membuatmu Bisa Menyerap Ilmu Tanpa Ngantuk

Membaca buku itu seni. Bukan sekadar melahap kata demi kata, melainkan memahami, meresapi, dan menyusun kepingan informasi menjadi pemahaman utuh. Namun, ada satu musuh besar yang sering kali muncul tanpa diundang, yaitu rasa kantuk. Rasanya baru membuka halaman pertama, kelopak mata sudah berat. Jika dipaksakan, yang tersisa hanya kata-kata tanpa makna. Kamu tentu tak ingin membaca tanpa mendapatkan manfaat, bukan?
Nah, ada beberapa teknik membaca yang bisa membuatmu tetap fokus, menyerap ilmu dengan baik, dan tentu saja jauh dari kantuk. Mari kita bahas satu per satu!
1. Gunakan teknik SQ3R untuk pemahaman maksimal

SQ3R adalah metode membaca yang terdiri dari lima langkah: Survey (meninjau), Question (bertanya), Read (membaca), Recite (merangkum), dan Review (meninjau ulang). Dengan teknik ini, kamu tak hanya membaca, tetapi juga benar-benar memahami isi buku.
Mulailah dengan meninjau sekilas isi buku, lihat judul, subjudul, dan poin-poin penting. Lalu, buat pertanyaan dari bagian yang menarik perhatianmu. Setelah itu, bacalah dengan mencari jawaban atas pertanyaan tersebut. Kemudian, rangkum kembali dengan bahasamu sendiri agar lebih mudah diingat. Terakhir, tinjau ulang untuk memperkuat pemahaman. Dengan cara ini, membaca tak lagi terasa seperti tugas berat, tetapi seperti petualangan intelektual.
2. Ciptakan ritual sebelum membaca

Otak manusia bekerja dengan pola. Jika kamu membiasakan diri melakukan serangkaian aktivitas sebelum membaca, otakmu akan lebih siap untuk fokus. Ritual ini bisa berupa menyeduh teh, mendengarkan musik klasik sebentar, atau sekadar merapikan meja.
Selain itu, buatlah lingkungan membaca yang nyaman. Pilih pencahayaan yang cukup, duduk dengan posisi yang mendukung, dan jauhkan gangguan seperti ponsel atau notifikasi media sosial. Ketika suasana mendukung, tubuh dan pikiran akan lebih mudah beradaptasi dengan aktivitas membaca.
3. Gunakan teknik active reading, jangan pasif

Membaca pasif adalah saat kamu hanya melihat kata-kata tanpa benar-benar mencerna maknanya. Teknik active reading mengajakmu untuk lebih interaktif dengan teks. Caranya? Tandai bagian penting, buat catatan di tepi halaman, dan hubungkan informasi baru dengan yang sudah kamu ketahui sebelumnya.
Kamu juga bisa membaca sambil berdiskusi dengan diri sendiri, mengajukan pertanyaan, atau membuat mind map dari isi buku. Dengan cara ini, otakmu tetap aktif bekerja, sehingga rasa kantuk sulit menyerang.
4. Ubah cara membaca sesuai jenis buku

Tak semua buku perlu dibaca dengan cara yang sama. Buku fiksi bisa kamu nikmati dengan menghayati alur dan gaya bahasanya. Sementara itu, buku nonfiksi sebaiknya dibaca dengan strategi yang lebih sistematis.
Untuk buku referensi atau akademik, kamu bisa menggunakan teknik skimming (membaca cepat untuk menangkap ide utama) dan scanning (mencari informasi spesifik). Jika buku yang kamu baca cukup padat, tak ada salahnya membaca dalam sesi pendek, misalnya 20–30 menit, lalu beristirahat sejenak sebelum melanjutkan.
5. Gunakan metode pomodoro

Membaca dalam waktu lama tanpa jeda justru bisa membuat otak lelah dan kehilangan konsentrasi. Teknik Pomodoro bisa menjadi solusi. Prinsipnya sederhana, yaitu membaca selama 25 menit, lalu istirahat 5 menit. Setelah empat sesi, ambil istirahat lebih panjang, sekitar 15–30 menit.
Dengan metode ini, otakmu tetap segar dan siap menyerap informasi lebih efektif. Jika merasa 25 menit terlalu pendek, kamu bisa menyesuaikannya, misalnya membaca selama 40 menit lalu beristirahat 10 menit. Kuncinya adalah memberikan otak waktu untuk memproses informasi tanpa merasa jenuh.
6. Bacalah dengan suara pelan agar lebih fokus

Membaca dalam hati kadang membuat pikiran mengembara, sementara membaca keras-keras bisa melelahkan. Alternatifnya? Membaca dengan suara pelan. Teknik ini membantu otak lebih fokus dan mencegah distraksi.
Jika kamu merasa terlalu banyak bicara bisa mengurangi stamina, cukup bisikkan kata-kata atau gerakkan bibirmu tanpa suara. Dengan cara ini, otak lebih terlibat dalam proses membaca tanpa harus merasa kelelahan.
7. Jauhkan diri dari tempat tidur saat membaca

Ini aturan klasik, tetapi tetap relevan. Jangan membaca di tempat tidur jika ingin tetap terjaga. Posisi tubuh sangat memengaruhi tingkat kewaspadaan. Jika kamu membaca sambil berbaring, tubuh akan mengirim sinyal ke otak bahwa ini saatnya beristirahat.
Sebagai gantinya, duduklah di kursi dengan sandaran yang nyaman. Jika memungkinkan, gunakan meja agar postur tubuh tetap tegak dan mendukung konsentrasi. Jika tetap ingin membaca sebelum tidur, pilihlah buku yang lebih ringan agar tak merasa terbebani.
Membaca adalah keterampilan yang bisa diasah. Dengan menerapkan teknik-teknik di atas, kamu tak hanya akan lebih mudah memahami isi buku, tetapi juga mampu menikmati prosesnya tanpa rasa kantuk. Membaca seharusnya bukan beban, melainkan aktivitas yang menyenangkan dan bermanfaat. Jadi, teknik mana yang ingin kamu coba lebih dulu?