Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Hadrah? Ini Makna, Sejarah, dan Perannya dalam Islam

ilustrasi pelaksanaan hadrah (youtube.com/Naqshbandi Germany)

Apa itu hadrah? Buat kamu yang sering datang ke acara keagamaan seperti Maulid Nabi atau pengajian, pasti sudah gak asing lagi dengan lantunan shalawat yang diiringi tabuhan rebana secara kompak dan meriah. Hadrah bukan cuma sekadar pertunjukan musik islami, tetapi juga jadi bentuk ekspresi cinta kepada Nabi Muhammad SAW yang dibawakan dengan penuh kebersamaan.

Tradisi hadrah berkembang kuat di berbagai daerah di Indonesia dan sering dijadikan bagian dari kegiatan dakwah atau peringatan hari besar Islam. Dengan ritme yang khas dan suasana religius yang kental, hadrah mampu membangkitkan rasa syukur, baik bagi para pemainnya maupun pendengarnya. Yuk, kenali lebih dalam tentang makna, sejarah, dan peran hadrah dalam kehidupan umat Islam!

1. Makna hadrah dalam tradisi Islam

ilustrasi marawis (unsplash.com/Mufid Majnun)

Hadrah berasal dari kata dalam bahasa Arab yang berarti “kehadiran”. Dilansir The Master Musicians of Jajouka led by Bachir Attar, istilah ini merujuk pada kehadiran spiritual dalam ritual bersama yang dilakukan oleh kelompok sufi. Dalam beberapa tradisi, hadrah juga diiringi musik yang bisa membuat seseorang larut secara emosional dan lebih fokus dalam mendekatkan diri kepada Tuhan.

Biasanya, hadrah dimainkan secara berkelompok dengan kostum seragam dan gerakan yang selaras. Selain rebana, beberapa kelompok juga menambahkan alat musik tradisional lainnya untuk memperkaya harmoni. Lebih dari sekadar hiburan, hadrah memiliki nilai ibadah dan edukasi, karena lirik-lirik yang dibawakan sering berisi ajaran moral, sejarah Islam, dan pesan-pesan kebaikan.

2. Sejarah perkembangan hadrah dari Timur Tengah hingga Nusantara

ilustrasi pelaksanaan hadrah (youtube.com/Osmanische Herberge Kall)

Tradisi hadrah memiliki akar sejarah yang erat kaitannya dengan perkembangan dakwah Islam di dunia. Hadrah berarti kehadiran hati bersama Allah, yang merupakan pilar dalam jalan para sufi. Dilansir Damas Cultural Society, hadrah melibatkan perkumpulan untuk berzikir di bawah pimpinan seorang syekh atau wakilnya, yang disebut muqaddam. Praktik ini kemudian menyebar melalui jalur dakwah, termasuk ke wilayah Asia Tenggara.

Di Indonesia, hadrah mulai dikenal seiring masuknya Islam lewat jalur perdagangan dan penyebaran agama oleh para ulama. Pesantren dan majelis taklim menjadi pusat pelestarian hadrah, terutama di Jawa, Sumatra, hingga Kalimantan. Di tangan para kiai dan santri, hadrah gak hanya dijaga orisinalitasnya, tetapi juga diperkaya dengan kearifan lokal, baik dari segi gaya musik, syair, maupun cara penyajiannya.

3. Peran hadrah dalam kehidupan sosial dan keagamaan

ilustrasi marawis (unsplash.com/Asim Z Kodappana)

Hadrah bukan hanya sekadar ritual spiritual, tetapi juga memiliki peran penting dalam mempererat hubungan sosial di tengah masyarakat. Tradisi ini sering kali dilakukan secara kolektif, menciptakan rasa kebersamaan dan solidaritas antar anggota komunitas. Dalam praktiknya, hadrah juga menjadi wadah untuk mengekspresikan identitas budaya dan nilai-nilai keagamaan secara harmonis.

Dilansir jurnal Heliyon oleh Habtamu Wondimu, Endris Kassaw, dan Girum Melkamu pada tahun 2025, ritual hadrah terbukti mendorong kohesi sosial, kesejahteraan ekonomi, pengembangan infrastruktur, hingga pemenuhan spiritual bagi masyarakat lokal. Meskipun mengalami tantangan dari modernisasi dan pengaruh asing, praktik hadrah tetap bertahan dan relevan hingga kini. Hal ini memperlihatkan bagaimana dimensi sosial dan spiritual dalam hadrah saling melengkapi satu sama lain.

Dari makna hingga peranannya, hadrah bukan sekadar pertunjukan musik religius, tetapi juga bagian dari warisan budaya Islam yang kaya akan nilai spiritual dan sosial. Tradisi ini terus hidup dan berkembang, membuktikan bahwa dakwah bisa dikemas dengan cara yang menyenangkan dan menyentuh hati. Jadi, gak heran kalau hadrah tetap eksis dan dicintai lintas generasi hingga kini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us