Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kepribadian yang Masih Terhubung dengan Inner Child ketika Dewasa

ilustrasi pria dengan inner child ketika dewasa (unsplash.com/Declan Sun)

Inner child merupakan bagian dalam diri yang terbentuk dari pengalaman masa kecil, baik yang menyenangkan maupun yang menyakitkan. Meski seseorang telah beranjak dewasa, bagian ini tidak serta-merta hilang begitu saja. Sebaliknya, inner child kerap hadir dalam bentuk emosi, perilaku, atau respons terhadap situasi tertentu yang berkaitan dengan masa lalu.

Tidak semua orang mempertahankan hubungan erat dengan inner child. Bagi sebagian individu, realitas hidup dewasa membentuk lapisan-lapisan pertahanan yang menutupi bagian rentan tersebut. Namun, ada pula tipe kepribadian yang justru menunjukkan keterikatan yang jelas dengan sisi anak dalam dirinya. Kepribadian ini cenderung lebih ekspresif terhadap emosi, imajinatif, atau mudah terbawa nostalgia.

Supaya kamu dapat mengenalinya, yuk simak kelima kepribadian yang masih terhubung dengan inner child ketika dewasa berikut ini. Scroll, yuk!

1. INFP

ilustrasi pria dengan inner child ketika dewasa (unsplash.com/Declan Sun)

INFP dikenal sebagai individu yang sangat menghargai imajinasi dan dunia batin. Kepribadian ini memiliki hubungan yang erat dengan nilai-nilai personal dan sering kali sangat terhubung dengan pengalaman masa kecil. Ketika dewasa, INFP masih membawa serta kepekaan dan kepolosan yang khas dari inner child. Mereka mampu menghidupkan kembali kenangan masa kecil dan menggunakannya sebagai sumber inspirasi dalam kehidupan.

Keterhubungan ini membuat INFP mudah terbawa perasaan dan sering merasa terdorong untuk memperbaiki dunia di sekitarnya dengan cara-cara yang penuh empati. Meski ini menjadi kekuatan, sering kali mereka juga terjebak dalam harapan-harapan idealistik yang berakar dari masa lalu. INFP bisa merasa kecewa ketika kenyataan hidup dewasa tidak sejalan dengan harapan atau mimpi masa kecil mereka. 

2. ENFP

ilustrasi pria dengan inner child ketika dewasa (unsplash.com/Edsel Pingol)

ENFP adalah tipe kepribadian yang penuh semangat, ekspresif, dan kreatif. Mereka membawa semangat eksplorasi khas anak-anak ke dalam kehidupan dewasa. ENFP tidak takut untuk bermimpi besar dan mencoba hal-hal baru. Sifat ini merupakan cerminan dari inner child yang belum kehilangan rasa ingin tahu dan semangat petualangan. Dunia bagi ENFP adalah tempat penuh kemungkinan yang terus menunggu untuk dijelajahi.

Hubungan dengan inner child membuat ENFP cenderung spontan dan sangat menghargai kebebasan berekspresi. Mereka mudah terhubung secara emosional dengan orang lain, terutama anak-anak atau individu yang menunjukkan sisi rentan. Namun, sisi kekanak-kanakan yang belum terolah dapat muncul dalam bentuk kesulitan dalam menghadapi rutinitas atau tanggung jawab jangka panjang. 

3. ISFP

ilustrasi pria dengan inner child ketika dewasa (unsplash.com/Declan Sun)

ISFP merupakan pribadi yang hangat, penuh perhatian, dan senang menikmati keindahan dalam momen-momen kecil. Keterhubungan dengan inner child tercermin dalam sikap mereka yang menghargai spontanitas dan pengalaman sensorik. Banyak dari mereka tumbuh dewasa dengan tetap mempertahankan sisi lembut dan penuh rasa ingin tahu khas anak-anak.

Sisi inner child dalam ISFP juga muncul dalam bentuk keinginan untuk menjalani hidup secara otentik tanpa tekanan dari dunia luar. Mereka menghargai pengalaman pribadi dan memiliki ikatan emosional yang kuat terhadap kenangan masa lalu. Kepribadian ini kadang mengalami kesulitan ketika harus menghadapi konflik atau lingkungan yang terlalu kompetitif. 

4. ENFJ

ilustrasi pria dengan inner child ketika dewasa (unsplash.com/Lkszy Dgtl)

ENFJ merupakan tipe kepribadian yang sangat peduli terhadap orang lain dan memiliki jiwa sosial yang kuat. Hubungan mereka dengan inner child terlihat dari empati yang tinggi dan keinginan untuk menciptakan lingkungan yang harmonis. Mereka sering kali merasakan tanggung jawab untuk melindungi dan membimbing orang-orang di sekitar, mirip seperti anak yang tumbuh besar dengan peran sebagai penjaga dalam keluarga.

Sifat penyayang ini membuat ENFJ kerap menempatkan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan pribadi. Dalam beberapa kasus, mereka bisa merasa lelah karena terus-menerus mencoba menjaga kedamaian atau memenuhi ekspektasi sosial. Ketika inner child dalam diri mereka merasa tidak dipedulikan atau diabaikan, ENFJ bisa mengalami gejolak emosional yang dalam.

5. INFJ

ilustrasi pria dengan inner child ketika dewasa (unsplash.com/Humphrey M)

INFJ dikenal sebagai pribadi yang mendalam, penuh wawasan, dan sangat introspektif. Mereka memiliki hubungan yang erat dengan dunia batin, termasuk inner child yang menjadi bagian dari sumber intuisi dan kedalaman emosional. INFJ sering kali mengalami masa kecil dengan pengamatan yang tajam dan refleksi mendalam terhadap peristiwa di sekitar. 

Keterhubungan ini menjadikan INFJ sebagai pendengar yang luar biasa, karena mereka mampu memahami dinamika emosional yang rumit, termasuk luka batin yang bersumber dari masa kanak-kanak. Namun, ketika bagian inner child dalam diri mereka merasa terancam atau tidak diterima, INFJ cenderung menarik diri dan membangun dinding perlindungan emosional.

Hubungan yang kuat dengan inner child bukanlah tanda kelemahan, melainkan cermin dari keaslian dan kedalaman diri. Kepribadian yang masih terhubung dengan bagian ini cenderung memiliki kesadaran emosional yang tinggi, rasa empati mendalam, serta kepekaan terhadap pengalaman hidup.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us