7 Langkah Jadi Pendengar yang Empati, Bukan Sekadar Hmm Doang!

Ketika seseorang curhat atau berbagi cerita, sering kali kita hanya menjadi pendengar pasif. Ya, sekadar mengangguk, melontarkan “hmm”, atau memberikan tanggapan singkat yang sebenarnya tidak membantu. Padahal, menjadi pendengar yang empatik itu penting, lho!
Mendengarkan dengan empati bukan hanya soal memahami apa yang dikatakan, tapi juga soal membangun koneksi emosional. Kalau kamu ingin jadi pendengar yang lebih baik, berikut ini tujuh langkah yang bisa kamu praktikkan.
1. Berikan perhatian penuh

Sering kali, kita mendengarkan sambil melakukan hal lain, seperti memeriksa ponsel atau melamun. Padahal, menjadi pendengar yang empatik dimulai dengan memberikan perhatian penuh kepada lawan bicara. Fokuskan pandanganmu, hindari gangguan, dan pastikan bahwa kamu hadir secara fisik dan mental.
Dengan memberikan perhatian penuh, kamu menunjukkan bahwa kamu menghargai cerita mereka. Ini juga membantu kamu menangkap detail penting yang mungkin terlewat kalau kamu hanya mendengarkan setengah hati. Jadi, saat seseorang ingin berbicara, letakkan ponselmu, tatap mata mereka, dan siapkan dirimu untuk benar-benar hadir.
2. Jangan memotong pembicaraan

Terkadang, tanpa sadar, kita suka memotong pembicaraan untuk memberikan pendapat atau tanggapan. Padahal, hal ini bisa membuat lawan bicara merasa tidak dihargai. Berikan kesempatan kepada mereka untuk menyelesaikan ceritanya sebelum kamu merespons.
Kalau kamu punya ide atau pendapat yang ingin disampaikan, tahan dulu. Dengarkan sampai selesai, lalu gunakan momen tersebut untuk memberikan tanggapan yang relevan. Dengan begini, kamu tidak hanya membantu mereka merasa didengar, tetapi juga memastikan percakapan berjalan lebih lancar.
3. Gunakan bahasa tubuh yang mendukung

Bahasa tubuh memainkan peran besar dalam menunjukkan empati. Cobalah untuk menggunakan gerakan kepala seperti mengangguk atau memberikan senyuman hangat saat mendengarkan. Pastikan postur tubuhmu terbuka dan hindari menyilangkan tangan, karena ini bisa menunjukkan sikap defensif.
Selain itu, jaga kontak mata dengan lawan bicara. Ini tidak berarti kamu harus menatap mereka tanpa henti, tapi pastikan bahwa pandanganmu tetap fokus pada mereka, bukan ke arah lain. Bahasa tubuh yang mendukung menunjukkan bahwa kamu benar-benar peduli dan tertarik dengan cerita mereka.
4. Tunjukkan empati melalui kata-kata

Menjadi pendengar yang empatik berarti kamu perlu menunjukkan bahwa kamu benar-benar memahami apa yang mereka rasakan. Cobalah untuk menggunakan frasa seperti, “Aku bisa memahami kenapa kamu merasa seperti itu,” atau “Pasti berat ya menghadapi situasi ini.”
Hindari memberikan tanggapan yang terkesan meremehkan, seperti, “Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan,” atau “Ah, itu kan masalah kecil.” Kata-kata seperti ini justru membuat mereka merasa diabaikan. Sebaliknya, gunakan kalimat yang memperlihatkan bahwa kamu peduli dan ingin membantu.
5. Jangan terburu-buru memberi solusi

Saat mendengarkan seseorang bercerita, kita sering kali ingin langsung memberikan solusi. Namun, tidak semua orang ingin mendengar solusi dari kita. Kadang, mereka hanya butuh seseorang untuk mendengarkan.
Daripada buru-buru menawarkan saran, cobalah bertanya, “Apa yang bisa aku lakukan untuk membantu?” atau “Apa yang kamu butuhkan saat ini?” Dengan begitu, kamu memberikan ruang bagi mereka untuk mengungkapkan keinginan atau kebutuhan mereka tanpa merasa dihakimi.
6. Validasi perasaan mereka

Salah satu kunci menjadi pendengar yang empatik adalah memvalidasi perasaan orang lain. Ini berarti kamu mengakui dan menerima perasaan mereka tanpa memberikan penilaian. Misalnya, kalau mereka berkata, “Aku merasa sangat kecewa,” kamu bisa merespons dengan, “Wajar kalau kamu merasa seperti itu setelah apa yang terjadi.”
Validasi perasaan membantu mereka merasa diterima dan dimengerti. Hal ini juga menunjukkan bahwa kamu benar-benar memperhatikan dan memahami sudut pandang mereka.
7. Hindari membandingkan cerita dengan pengalaman pribadi

Ketika seseorang berbagi cerita, kita kadang tergoda untuk mengatakan, “Oh, aku juga pernah mengalami hal yang sama!” Padahal, niat baik ini sering kali malah membuat mereka merasa ceritanya tidak penting.
Sebisa mungkin, hindari membandingkan cerita mereka dengan pengalaman pribadimu. Fokuskan percakapan pada mereka, bukan pada dirimu. Kalau pun kamu ingin berbagi pengalaman serupa, pastikan itu relevan dan bisa memberikan sudut pandang baru yang membantu mereka.
Menjadi pendengar yang empatik memang membutuhkan usaha lebih, tapi hasilnya luar biasa. Dengan mendengarkan secara empatik, kamu tidak hanya membantu orang lain merasa didengar dan dipahami, tapi juga memperkuat hubungan emosional yang kamu miliki dengan mereka. Ingat, mendengarkan bukan hanya soal telinga, tapi juga soal hati. Jadi, yuk, mulai praktikkan tujuh langkah di atas dan jadilah pendengar yang lebih empatik! Pasti kamu akan merasakan perbedaannya dalam setiap interaksi.