Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Situasi Hidup yang Bisa Jadi Penyebab Depresi, Segera Atasi!

Ilustrasi pria stres (Pexels.com/alex-green)
Ilustrasi pria stres (Pexels.com/alex-green)

Hidup yang terasa sulit dan tidak berjalan seperti yang diinginkan bisa menimbulkan kecemasan hingga depresi. Inilah yang harus ditangani agar tidak terjadi hal-hal yang berakibat fatal, bahkan mengancam nyawa. 

Sebelum mengatasinya, perlu diketahui terlebih dahulu apa penyebab spesifik yang menyebabkan depresi. Biar kamu makin paham, di bawah ini dijelaskan daftarnya. Jadi baca dan simak artikelnya secara tuntas.

1. Duka karena kehilangan orang yang dicintai

ilustrasi pria sedang stres (pexels.com/Burst)
ilustrasi pria sedang stres (pexels.com/Burst)

Kehilangan orang yang dicintai, terutama ketika tiba-tiba dan traumatis itu dapat menimbulkan perasaan kehilangan dan kesedihan yang mendalam, yang dapat menyebabkan depresi klinis. Ini termasuk kehilangan orangtua, anak, pasangan, dan bahkan kematian hewan peliharaan.

Kehilangan akan mengguncang jiwa karena kondisi psikis tidak menerima kenyataan tersebut. Psikis akan benar-benar merasa kesepian dan merasa tidak ada lagi orang yang mencintainya. 

2. Masalah atau diagnosis medis

Ilustrasi pria stres (unsplash.com/Francisco Moreno)
Ilustrasi pria stres (unsplash.com/Francisco Moreno)

Didiagnosis dengan masalah medis, terutama jika kronis dan progresif itu sama seperti kehilangan hal lain yang mungkin dialami. Ini mewakili hilangnya kehidupan yang dimiliki, atau hidup hanya dengan tenggat waktu yang sebentar. 

Kondisi seperti ini tentu saja menyebabkan seseorang tidak bisa menikmati hidup dengan leluasa. Pikirannya hanya terfokus pada masalah kesehatan saja. 

3. Perubahan hidup yang mendadak

Ilustrasi pria merenung (unsplash.com/kriztheman)
Ilustrasi pria merenung (unsplash.com/kriztheman)

Perubahan, bahkan perubahan yang baik dan perubahan yang disambut baik itu bisa menjadi hal yang sulit diterima. Terkadang, perubahan ini dapat berdampak pada peran dan statusnya dalam masyarakat, seperti pernikahan atau menjadi orang tua, yang mana keduanya merupakan perubahan yang luar biasa, tapi penuh dengan banyak tantangan dan peran sosial baru.

Untuk inilah pentingnya peran orang lain untuk menguatkannya. Tidak adanya sandaran untuk berkeluh kesah akibat perubahan yang dirasakan itu bisa menyebabkan depresi. 

4. Merasa terjebak atau berasa dalam pilihan yang terbatas

ilustrasi termenung (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi termenung (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Memiliki pilihan adalah berkah sekaligus kutukan. Kita tahu bahwa semakin banyak pilihan yang kita miliki, semakin tidak bahagia kita dan semakin kita cenderung merasa cemas. Pasalnya, semua dari kita menginginkan dan membutuhkan suatu pilihan untuk membuat keputusan yang tepat. 

Namun, di sisi lain gagasan bahwa tidak memiliki pilihan juga dapat menyebabkan perasaan terjebak dan merasa bahwa keadaan hidup sudah tertulis di batu. Tidak ada jalan keluar sehingga kecemasan dan kekecewaan akan hidup terus hadir. 

5. Mengalami burnout di tempat kerja

ilustrasi pria bekerja (pexels.com/MART PRODUCTIONS)
ilustrasi pria bekerja (pexels.com/MART PRODUCTIONS)

Stres kerja, terlalu banyak bekerja dan dibayar rendah, atau kurangnya pemenuhan dalam profesi dapat menyebabkan depresi, yang mungkin juga bertepatan dengan perasaan terjebak dan merasa seolah-olah tidak memiliki banyak pilihan dalam hidup dan karier seseorang. Awalnya mungkin akan merasa kelelahan secara fisik dan mental. 

Pergi kerja menjadi hal yang menakutkan. Tidak ada penghargaan sama sekali dan tidak ada pilihan untuk berhenti. Hal inilah yang kemudian membuat banyak tekanan hidup. 
Secara garus besar, depresi disebabkan oleh lima hal di atas.

Namun, tidak menutup kemungkinan masih banyak hal lainnya yang menjadi pemicu. Ketika sudah tahu penyebabnya, mengatasi bisa menjadi hal yang cukup mudah. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us