7 Tipe Pria yang Suka Menunda, Kamu Salah Satunya?

Menunda-nunda merupakan kebiasaan buruk yang patut dihilangkan. Sebab kebiasaan ini membuat hidup kita kurang produktif. Kita juga sulit dipercaya oleh rekan atau atasan kita, karena pekerjaan yang diamanahkan seringkali terbengkalai dan kualitasnya kurang maksimal.
Namun sayangnya, kadang kita suka nggak sadar diri kalau kita sebenarnya adalah seorang penunda. Untuk itu, mari simak tujuh tipe pria yang suka menunda berikut ini, agar kita makin peka dan sadar diri. Simak sampai selesai!
1.Idealis

Tipe ini menunda mengerjakan sesuatu karena punya ekspektasi terlampau tinggi. Dia mau segala sesuatunya sempurna terlebih dulu, baru dikerjakan. Akibatnya, persiapannya pun tak kunjung selesai. Dan makin lama ditunda, makin luntur pula semangat mengerjakannya.
Padahal, kita tahu segala sesuatu lahir dari proses. Tidak instan, tiba-tiba sempurna. Faktanya, semua teknologi canggih yang kita nikmati sekarang lahir dari proses kegagalan yang tak terhitung jumlahnya.
Jadi, mulai saja apa yang mau kamu kerjakan, jangan menunggu sempurna. Percayalah kesempurnaan lahir seiring proses tak kenal lelah dalam mengerjakannya!
2.Malas

Ini tipe yang paling sering kita jumpai. Banyak orang menunda karena memang lagi malas saja. Istilah populernya ‘mager’. Kenapa orang bisa malas? Salah satu sebab utamanya ialah kurang paham nilai penting di balik apa yang hendak dikerjakan.
Oleh karena itu, sebelum mulai mengerjakan sesuatu, pahami dulu baik-baik, sepenting apa pekerjaan itu untuk hidupmu, baik di masa kini dan di masa depan. Jawaban dari pertanyaan itu menentukan seberapa kuat motivasi yang akan kamu dapatkan ketika mengerjakan sesuatu.
3.Penakut

Tipe ini suka menunda karena takut pekerjaannya dianggap gagal oleh orang lain. Dia lebih baik menunda, atau bahkan tidak mengerjakannya, agar bebas dari penilaian buruk. Apalagi kalau pekerjaannya tergolong sulit, berisiko tinggi dan jadi pusat perhatian, maka dorongan menunda-nunda pun semakin besar.
Padahal kalau mau dipikir jernih. Bukankah menunda-nunda malah membuat pekerjaan kita makin buruk? Jadi lebih baik kita bergegas mengerjakannya sebaik mungkin, bukan? Nah, agar pekerjaan itu tuntas dan maksimal, pelajari baik-baik dan berdiskusilah dengan rekan atau atasan yang sudah ahli serta berpengalaman.
4.Sok sibuk

Tipe ini menunda bukan karena malas atau takut, tapi karena kurang bisa mengelola kegiatan dengan baik. Biasanya tipe ini punya segudang kesibukan yang padat, tapi minim kemampuan manajemen. Akibatnya, agenda hidupnya berkejar-kejaran dan tak jarang bertabrakan satu sama lain.
Pemecahannya cuma satu yakni mulai mengasah kemampuan manajemen. Tak perlu tinggi-tinggi, cukup kuasai kemampuan manajemen dasarnya saja. Dimulai dari menetapkan tujuan, mulai membuat skala prioritas kegiatan, hingga merancang jadwal hidup dengan teratur. Kalau dijalankan sungguh-sungguh, pasti hasilnya luar biasa.
5.Moody

Tipe ini suka menunda karena tak bisa menahan gejolak perasaannya yang kerap berubah-ubah atau moody. Goncangan perasaan sedikit saja, seperti rasa cemas atau senang, membuatnya lupa pada pekerjaan yang harusnya segera dituntaskan. Tipe ini butuh situasi perasaan yang benar-benar tenang dan stabil ketika mengerjakan sesuatu.
Mengendalikan perasaan memang gampang-gampang susah. Kuncinya terletak di kekuatan membangkitkan fokus. Sebelum mengerjakan sesuatu, singkirkan hal-hal yang bisa memecah fokus. Buatlah suasana kerja yang kondusif dan jauh dari gangguan apa pun. Dengan begitu, fokus akan terus terjaga.
6.Penyuka adrenaline

Tipe ini biasanya semangatnya baru bangkit ketika mendekati deadline pekerjaan. Makin dekat deadline, rasanya semangat berkobar-kobar. Kalau masih jauh, cenderung adem ayem saja. Bahasa kerennya ‘the power of kepepet’.
Kecenderungan ini cukup berbahaya. Sebab kita tak pernah tahu apa yang akan menimpa di masa depan. Bisakah kita memastikan tidak ditimpa sakit atau kecelakaan? Oleh karena itu, mengerjakan lebih awal tentu lebih baik untuk meminimalisir risiko ketidakpastian di masa depan.
7.Semau gue

Ini tipe yang susah diatur. Dia nggak mau harus ditarget begini-begitu atau harus dikumpulkan hari ini-itu. Dia punya sikap antipati pada segala aturan atau arahan yang mengekangnya. Ia ingin bebas mengerjakan sesuatu tanpa batasan.
Pertanyaannya, apa batasan selalu buruk? Belum tentu. Dalam banyak hal, batasan malah baik. Misalnya, kita punya jam kerja terbatas dan ini efeknya baik. Bayangkan saja kalau kita terus menerus bekerja 24 jam tanpa henti. Ambruk, kan?
Pun sama dengan arahan yang diberi atasan. Fungsinya agar kerja kita terarah dan maksimal. Sebab pekerjaan yang kita lakukan ibarat mata rantai yang terhubung dengan pekerjaan lain. Kalau yang satu amburadul, lainnya bisa ikut amburadul juga.
Sekarang coba hayati baik-baik. Apakah kamu masuk ciri-ciri di atas? Kalau iya, ayo kikis kebiasaan buruk suka menunda-nunda ini, agar tak menyesal di kemudian hari. Kamu pasti bisa, Bro!