Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sunscreen dengan SPF Tinggi, Benarkah Lebih Baik?

ilustrasi produk tabir surya (unsplash.com/Arthur Pereira)
ilustrasi produk tabir surya (unsplash.com/Arthur Pereira)
Intinya sih...
  • SPF tinggi memberi perlindungan lebih lama, tapi tidak berarti dua kali lebih kuat
  • Perbedaan proteksi SPF 30, 50, dan 100 sangat tipis
  • Re-apply tetap wajib setiap 2 jam
  • SPF tinggi bisa lebih mengiritasi kulit sensitif
  • Kandungan bahan aktif yang tinggi dapat menyebabkan iritasi pada kulit sensitif
  • Untuk kulit sensitif, SPF 30–50 yang broad spectrum kerapkali lebih aman dan cukup
  • Memberi rasa aman palsu yang bisa menyesatkan
  • Rasa aman palsu membuat orang jarang re-apply sunscreen
  • Disiplin dalam pemakaian jauh lebih
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ketika memilih sunscreen, sebagian orang langsung tergoda dengan angka SPF yang tinggi, karena mereka menganggap semakin besar maka semakin ampuh untuk menjaga kulit dari sinar matahari. Namun, apakah benar SPF 100 jauh lebih baik dari SPF 50 atau 30? Di balik angka-angka ini, terdapat fakta ilmiah yang sering disalahartikan.

Mengetahui cara kerja SPF dan bagaimana proteksi matahari sebenarnya berperan sangat penting supaya kita tak terlena oleh rasa aman yang palsu. Yuk, kita kupas tuntas apakah SPF tinggi memang selalu menjadi opsi terbaik untuk kulitmu.

1. SPF tinggi memberi perlindungan lebih lama, tapi tidak berarti dua kali lebih kuat

ilustrasi sunscreen (unsplash.com/Point Normal)
ilustrasi sunscreen (unsplash.com/Point Normal)

Tidak sedikit orang menganggap bahwa SPF 100 melindungi dua kali lebih baik dari SPF 50, padahal hal itu tak sepenuhnya benar. SPF 30 menyaring sekitar 97 persen sinar UVB, SPF 50 menyaring 98 persen, dan SPF 100 menyaring sekitar 99%. Perbedaannya sangat tipis dan tak sebanding dengan ekspektasi banyak orang.

Dengan begitu, SPF tinggi memang memberikan proteksi sedikit lebih lama, namun bukan berarti kamu dapat mengaplikasikannya satu kali seharian penuh. Re-apply tetap wajib setiap 2 jam, apalagi bila banyak mengeluarkan keringat atau terkena air.

2. SPF tinggi bisa lebih mengiritasi kulit sensitif

ilustrasi sunscreen (unsplash.com/Onela Ymeri)
ilustrasi sunscreen (unsplash.com/Onela Ymeri)

Semakin tinggi angka SPF, umumnya semakin tinggi pula kandungan bahan aktifnya. Hal tersebut dapat menimbulkan iritasi pada kulit sensitif, terlebih bila produk memiliki kandungan filter kimia seperti avobenzone atau oxybenzone. Kulit dapat mengalami kemerahan, perih, atau breakout apabila tak cocok.

Maka dari itu, untuk kulit sensitif, SPF 30–50 yang broad spectrum kerapkali lebih aman dan cukup. Fokus pada kenyamanan kulit jauh lebih penting dibandingkan dengan angka SPF yang ekstrem.

3. Memberi rasa aman palsu yang bisa menyesatkan

ilustrasi sunscreen (unsplash.com/BATCH by Wisconsin Hemp Scientific)
ilustrasi sunscreen (unsplash.com/BATCH by Wisconsin Hemp Scientific)

Orang cenderung merasa terlalu percaya diri ketika menggunakan sunscreen SPF tinggi. Hal tersebut membuat mereka lebih jarang re-apply dan justru lebih lama terkena sinar matahari.

Padahal, sekuat apa pun SPF-nya, tetap bisa berkurang efektivitasnya sesudah beberapa jam. Rasa aman palsu tersebut dapat menyebabkan kulit lebih rentan terkena kerusakan. Dengan begitu, disiplin dalam pemakaian jauh lebih penting daripada sekadar memilih SPF tinggi.

4. Kandungan SPF tinggi cenderung lebih berat di kulit

ilustrasi sunscreen (unsplash.com/Sarah Sheedy)
ilustrasi sunscreen (unsplash.com/Sarah Sheedy)

Sunscreen dengan SPF sangat tinggi cenderung mempunyai tekstur yang lebih tebal dan greasy. Hal tersebut dapat menyebabkan wajah terasa lengket, kurang nyaman, atau bahkan menyumbat pori-pori.

Untuk pemilik kulit berminyak atau kombinasi, hal tersebut dapat menimbulkan jerawat dan komedo. Sunscreen SPF 30–50 dengan formula ringan kerapkali lebih nyaman untuk penggunaan harian. Tekstur yang enak di kulit bisa menjadikan kamu lebih rajin dalam mengaplikasikannya.

5. Yang terpenting, perlindungan spektrum luas, bukan hanya angka SPF

ilustrasi produk (unsplash.com/Ayush Kumar)
ilustrasi produk (unsplash.com/Ayush Kumar)

SPF hanya mengukur proteksi pada sinar UVB, yang menjadi penyebab terjadinya sunburn. Namun sinar UVA, yang menembus lebih dalam ke kulit, juga mengakibatkan penuaan dini dan kanker kulit.

Oleh karena itu, kamu bisa memilih sunscreen yang mencantumkan "broad spectrum" atau "perlindungan spektrum luas." Hal tersebut untuk memastikan kamu terlindungi dari kedua jenis sinar UV. Dengan demikian, dibandingkan hanya mengejar SPF tinggi, lebih baik memilih produk dengan perlindungan secara menyeluruh.

Jadi, walaupun sunscreen dengan SPF tinggi memberikan proteksi lebih lama, bukan berarti selalu lebih baik untuk setiap orang. Yang terpenting ialah penggunaan yang cukup dan pengulangan secara rutin sesuai dengan kegiatan dan keadaan kulit.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us

Latest in Men

See More

Kenapa Parfum Bisa Berbau Berbeda di Tiap Orang?

09 Sep 2025, 23:02 WIBMen