Banda Aceh, IDN Times - Universitas Syiah Kuala (USK) mencatat ada 250 orang civitas akademika yang terdiri dari dosen dan pegawai telah terkonfirmasi positif COVID-19 di kampus tersebut. Bahkan delapan orang di antaranya telah meninggal dunia sejak pertama kali virus itu merebak di Aceh pada Maret 2020 lalu.
"Sekarang sudah 250 orang pernah terkonfirmasi positif COVID-19, sejak Maret tahun 2020," kata Rektor USK, Samsul Rizal, saat dikonfirmasi, pada Jumat (3/6/2021).
Diduga para civitas akademika yang terkonfirmasi positif COVID-19 akibat penyebaran virus secara lokal.
Sebab sepengetahuannya, pihak kampus tidak pernah memberikan izin bagi civitas akademika untuk melakukan perjalanan ke luar Aceh.
"Kami tidak tahu apakah ada keluar dari Kota Banda Aceh. Kalau keluar Aceh tidak ada, atau bisa juga ada tetapi tidak ada izin," ungkapnya.
Guna mencegah penyebaran virus di lingkungan kampus, Samsul Rizal mengatakan, pihaknya telah berupaya menerapkan sejumlah langkah. Di antaranya, melakukan tracking dan tracing bagi orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan membatasi aktivitas kampus.
"Semunya yang pernah ketemu atau kontak erat akan kami Swap PCR. Kita keluarkan edaran untuk kerja hanya 4 jam dan tidak boleh lebih dari 4 orang di ruangan tertutup," jelas rektor USK itu.
Sementara terkait proses kegiatan belajar mengajar mahasiswa di kampus telah diterapkan daring sejak April 2021 lalu. Keputusan ini berdasarkan Surat Edaran Rektor USK Nomor: 1806/UN11/KP.11.00/2021 tentang Pelaksanaan Perkuliahan Semester Genap Tahun Akademik 2020/2021 dan Pelayanan Administrasi di Lingkungan USK.
"Sudah dari akhir April secara daring. Nanti bulan Juli kami evaluasi untuk kuliah semester depan," imbuhnya.