5 Fakta Sekolah Rakyat, Sekolah Unggulan untuk Masyarakat Miskin

- Program Sekolah Rakyat fokus pada anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, dengan misi memotong mata rantai kemiskinan melalui pendidikan.
- Sekolah berbentuk asrama dengan fasilitas penunjang lengkap, termasuk pembiayaan pendidikan sebesar Rp48,25 juta per anak per tahun (tahun pertama).
- Sekolah gratis mulai dari jenjang SD sampai SMA, dengan total anggaran mencapai 2 triliun yang bisa menampung 1.000 siswa setiap sekolah.
Jakarta, IDN Times - Menteri Sosial (Mensos) RI, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengatakan program Sekolah Rakyat sebagai terobosan pemutus rantai kemiskinan. Hal ini disampaikan Gus Ipul saat mengunjungi simulasi penyelenggaraan Sekolah Rakyat rintisan yang digelar di Sentra Handayani di Jakarta, Rabu, 9 Juli 2025.
“Mulai hari ini kita melakukan simulasi penyelenggaraan Sekolah Rakyat selama 24 jam. Tadi pagi diawali cek kesehatan, lalu ada tes talent DNA yang menggunakan AI (Kecerdasan Buatan). Dengan begitu guru akan lebih mudah mengarahkan siswa sesuai minat dan bakat mereka,” ujarnya.
Program Sekolah Rakyat dengan sarana dan prasarana yang telah siap, akan mulai berjalan di 63 titik, disusul 37 titik pada akhir Juli.
Berikut lima fakta program Sekolah Rakyat yang merupakan salah satu program pemerintahan Prabowo Subianto.
1. Sekolah Rakyat sebagai pemutus rantai kemiskinan

Gus Ipul mengatakan misi program Sekolah Rakyat berfokus pada anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, baik yang terancam putus sekolah hingga belum pernah sekolah.
"Sekolah Rakyat ini adalah kebahagiaan dari melunasi janji kita melalui pendidikan. Karena pendidikan itu adalah sistem rekayasa sosial yang terbaik, teruji dan terpuji untuk memotong mata rantai kemiskinan," kata Profesor Muhammad Nuh, selaku Ketua Tim Formatur program Sekolah Rakyat, melansir laman resmi Kementerian Sosial, Kamis (10/7/2025).
2. Sekolah berbentuk asrama dengan fasilitas penunjang lengkap

Sekolah Rakyat menyediakan berbagai fasilitas sebagai salah satu bentuk pemuliaan masyarakat miskin.
"Kita ingin memuliakan kaum miskin, bukan sekadar menyelamatkan mereka. Memuliakan artinya memberi lebih dari sekadar kebutuhan asalnya," ujar Profesor Nuh.
Berikut fasilitas yang tersedia di Sekolah Rakyat:
Pemeriksaan kesehatan menyeluruh
Pemetaan potensi bakat dan kekuatan individu berbasis AI
Penilaian akademik dan psikososial
Asrama dan makan 3 kali sehari
Seragam dan perlengkapan sekolah
Pendampingan pembelajaran digital
Pembiayaan pendidikan sebesar Rp48,25 juta per anak per tahun (tahun pertama).
3. Sekolah gratis mulai dari jenjang SD sampai SMA

Selain dilengkapi fasilitas lengkap, Sekolah Rakyat juga tanpa dipungut biaya sepeser pun alias gratis. Salah satu orang tua siswa, Aan Kadarwati, 47 tahun, mengaku terharu karena anak bungsunya, Novita Ardila Putri, bisa bersekolah di Sekolah Rakyat jenjang SMP tanpa perlu membayar.
"Emang anak saya sebenarnya pengen mondok (masuk pondok pesantren). Kata saya, kalau buat mondok saya gak sanggup. Makanya pas ditawari ketua PKH (untuk masuk Sekolah Rakyat), alhamdulillah, pak. Saya senang banget," pungkas Aan.
4. Total anggaran mencapai Rp2 triliun, setiap sekolah bisa tampung 1.000 siswa

Disambut dengan antusiasme masyarakat, total aggaran yang disiapkan untuk Sekolah Rakyat mencapai Rp2 triliun, mencakup pembangunan dengan estimasi Rp200 miliar tiap titik.
Tidak hanya melalui renovasi gedung yang sudah ada, Kementerian Sosial juga menyediakan sekolah lebih besar yang akan dibangun.
"Setiap sekolah minimal bisa menampung 1.000 siswa," ujar Agus Jabo, selaku Wakil Menteri Sosial.
5. Kualitas dan kuantitas guru diperhatikan

Gus Ipul menegaskan kepada para calon guru Sekolah Rakyat bahwa guru bukan sekadar profesi, tapi harus hadir sepenuh hati. Menurutnya, guru harus menjadikan ruang kelas sebagai ruang pemulihan hingga mengenali potensi setiap murid.
"Di Sekolah Rakyat, setiap anak adalah buku yang belum selesai ditulis. Tugas kita adalah menemani mereka menemukan kalimat terbaik dalam hidupnya. Guru yang baik tidak hanya menyalakan lilin di ruang kelas, tapi juga menyalakan api semangat dalam jiwa anak-anak didik kita. Jika pendidikan adalah cahaya, maka Sekolah Rakyat adalah obor kecil yang kita bawa ke tempat-tempat tergelap di negeri ini. Agar setiap anak tahu bahwa mereka tidak dilupakan," ujar Gus Ipul.
Lebih lanjut, Agus Jabo turut memaparkan jumlah siswa dan kebutuhan guru di setiap Sekolah Rakyat.
"Rencananya satu rombel 25 siswa, kebutuhan gurunya sekitar 1.544 guru untuk 100 titik. Kalau SD 600, SMP 300, SMA 300, bisa 1.200 siswa dalam satu lokasi," kata Agus.