Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi memimpin rapat pengarahan pada semua pimpinan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) di Gedung Gradhika Bhakti Praja Pemprov Jateng, Senin (3/3/2025). (dok. Humas Pemprov Jateng)

Intinya sih...

  • Gubernur Jawa Tengah menolak isu matahari kembar yang dikemukakan PKS terkait kunjungan menteri ke kediaman Jokowi.
  • Luthfi menyatakan bahwa Jokowi dan Prabowo layak dihormati, namun saat ini program pemerintahan Prabowo yang harus didukung.
  • Kantor Komunikasi Kepresidenan membantah dualisme kepemimpinan, menegaskan kunjungan menteri ke kediaman Jokowi adalah dalam rangka silaturahmi lebaran.

Jakarta, IDN Times - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi angkat suara terkait isu matahari kembar yang menjadi perhatian publik dalam beberapa terakhir ini. Luthfi tak setuju dengan munculnya isu matahari kembar. Menurut dia isu ini hanya sebuah anekdot saja.

Adapun isu matahari kembar ini dikemukakan oleh PKS melihat banyaknya menteri di Kabinet Merah Putih yang sowan ke kediaman Presiden ke-7 RI Joko “Jokowi” Widodo di Solo, Jawa Tengah pada momen Lebaran 2025.

“Nggak ada itu hanya anekdot saja. Tapi pada dasarnya beliau sama sama mendukung soal kegiatan ini,” kata Luthfi dalam program Ngobrol Seru by IDN Times, Jakarta, Rabu (16/4/2025).

1. Prabowo dan Jokowi layak dihormati

Gaya Pejabat dan Pendamping di Pelantikan Kepala Daerah Serentak (instagram.com/ahmadluthfi_official)

Menurut Luthfi Jokowi dan Prabowo Subianto merupakan dua tokoh nasional yang sama-sama layak dihormati. Kendati dalam konteks hari ini, menurutnya, Prabowo Subianto merupakan Presiden Republik Indonesia yang semua programnya harus didukung dan dijalankan.

“Hari ini kita harus melaksanakan dari pemerintahan yang sah dalam hal ini presiden republik Indonesia yang harus kita laksanakan,” tutur dia.

2. Istana bantah adanya dualisme kepemimpinan

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Terpisah, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi membantah tudingan mengenai dualisme kepemimpinan alias “matahari kembar” di pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto.

Hasan pun menegaskan, silaturahmi momen Idul Fitri jangan sampai dibumbui tafsiran politik. Menurut dia, kunjungan menteri Prabowo ke kediaman Jokowi dalam rangka silaturahmi lebaran dan merajut kembali persaudaraan.

"Silaturahmi-silaturahmi lebaran jangan dibumbui tafsiran politik. Kita masih dalam suasana lebaran dan merajut kembali hubungan-hubungan persaudaraan," ucap dia.

3. Ada menteri Prabowo sebut Jokowi bos

Presiden Ke-7 Jokowi Dodo atau Jokowi (Foto: Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden)

Sejumlah menteri sowan ke kediaman Presiden ke-7 Jokowi di Solo pekan lalu, dalam rangka halalbihalal. Mayoritas mereka adalah menteri-menteri yang dulu pernah bertugas pada pemerintahan Jokowi, tetapi mereka kini diberikan kepercayaan kembali sebagai menteri di Kabinet Merah Putih Prabowo. 

Silaturahmi ke kediaman Jokowi diawali dari kedatangan Luhut Pandjaitan dan Sri Mulyani. Lalu, berlanjut kunjungan Budi Gunadi Sadikin, Wahyu Sakti Trenggono, Bahlil Lahadalia, hingga Zulkifili Hasan.

Kunjungan menjadi tidak biasa ketika Wahyu dan Budi sama-sama menyebut tujuan silaturahmi karena menganggap mantan Wali Kota Solo itu sebagai bos. Tanda tanya pun muncul, mengapa pejabat tinggi negara itu masih menganggap Jokowi sebagai bos, sedangkan presidennya saat ini sudah berganti Prabowo Subianto.

Editorial Team