Solo, IDN Times - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengunjungi Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka di rumah dinas Lodji Gandrung, Rabu (7/4/21) malam.
Ahok mengaku kunjungannya ke Loji Gandrung tersebut merupakan kedatangan kedua. Kedatangan pertamanya pada 9 Februari 2012 untuk bertemu Jokowi saat masih menjabat Wali Kota Solo.
Apa saja yang dibahas oleh mantan Wali Kota DKI Jakarta dan putra sulung Joko "Jokowi" Widodo tersebut?
Ahok mengaku menyempatkan diri menemui Gibran di sela kunjungan kerjanya di Cepu. Ia mengaku banyak memberikan masukan kepada Wali Kota Solo yang baru tersebut terkait dengan penghijauan kota.
"Saya kira Pak Wali sudah sangat baik, saya lihat sudah 'ngurusin' pendidikan, kesehatan, rumah sakit. Tinggal taman mestinya lebih hijau, kita lihatlah Pertamina juga mendukung masalah penghijauan," katanya.
Ahok juga menjelaskan beberapa program pertanggungjawaban sosial perusahaan yang dilakukan PT Pertamina (Persero) adalah Pertamina Hijau. Di antaranya Pertamina Sehat, Pertamina Hijau, Pertamina Berdikari itu untuk UMKM.
"Untuk Pertamina Hijau, Mas Gibran bisa sesuai program itu," imbuhnya.
Ahok mengaku keduanya tidak membahas masalah politik maupun bisnis dalam pertemuan malam itu. Ahok menilai kinerja Gibran sudah sangat baik dalam masalah kesehatan maupun pendidikan di Kota Solo.
"Ngobrol biasalah, tadi ngobrol berhenti-berhenti karena makanannya banyak. Tadi Mas Gibran bilang kalau bisnis semua sudah diserahkan ke Mas Kaesang jadi saya tidak omong bisnis," ujarnya.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Gibran mengatakan dirinya banyak mendapat masukan dari Ahok terkait ruang terbuka hijau.
"Banyak bicara leadership, beliau kan termasuk orang yang saya idolakan. Orangnya cerdas dan cak cek (cekatan). Saya dengan Pak Ahok sering bertemu tapi sudah lama tidak ketemu. Terakhir saat pelantikan Bapak (Presiden Joko Widodo)," kata Gibran.
Pada kesempatan tersebut, Ahok juga sempat membahas soal konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium masih digunakan oleh sebagian masyarakat. Ahok mengatakan jika pada saat ia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, kebijakan penggunaan premium dihapus.
"Dulu di DKI sudah saya hapus, tetapi memang di beberapa daerah masih membutuhkan. Makanya kita lagi bikin program langit biru untuk mengajak masyarakat, mendidik supaya meninggalkan premium karena secara kualitas kan kurang baik," katanya.
Ahok meminta masyarakat untuk meninggalkan bahan bakar minyak (BBM) Premium. Masyarakat dihimbau untuk menggunakan Pertalite dan Pertamax karena lebih hemat.
"Tetapi secara kebutuhan ekonomi memang rakyat masih membutuhkan premium, makanya ini bertahap. Di Jawa Tengah sedikit sekali yang pakai premium. Masyarakat makin sadar dari sisi lingkungan dan sisi ekonomis memang lebih baik Pertamax," ujarnya.