Antara Foto/Sigid Kurniawan
Sebelumnya, 'nyanyian' Agum ini sempat viral dalam tayangan sebuah video yang tersebar di media sosial. Dalam video tersebut, Agum mengungkapkan Prabowo yang diberhentikan dari militer dan disetujui oleh SBY.
SBY dulunya adalah anggota Dewan Kehormatan Perwira (DKP) dan meneken surat pemberhentian Prabowo. Sementara, Agum dan SBY sama-sama anggota DKP.
Selain Agum, para jenderal yang menjadi anggota DKP adalah Subagyo HS waktu itu KSAD, Letjen Arie J. Kumaat, Letjen Yusuf Karta (Kartanegara), Letjen Djamari Chaniago, Letjen Fachrul Razi, Letjen Susilo Bambang Yudhoyono, Letjen Agum Gumelar.
Adapun pernyataan Agum sebagai berikut:
Berjalanlah DKP, bekerjalah DKP sebulan lebih memeriksa yang namanya Prabowo Subianto. Periksa. Dari hasil pemeriksaan ternyata didapat fakta bukti nyata bahwa dia telah melakukan pelanggaran HAM berat. Saya di samping anggota DKP, saya mantan Danjen Kopassus. Tim Mawar yang melakukan penculikan itu bekas anak buah saya semua itu. Saya juga pendekatan dari hati ke hati dengan mereka, di luar kerjaan DKP, karena dia bekas anak buah saya toh.
Ketika dari hati ke hati dengan mereka, di sinilah saya tau di mana matinya orang-orang itu, di mana dibuangnya saya tahu detail, gitu lho. Jadi DKP dengan hasil temuan seperti ini merekomendasikan kepada Panglima TNI, rekomendasinya apa? Dengan kesalahan terbukti, direkomendasikan agar supaya yang bersangkutan diberhentikan dari dinas militer. Tanda tangan semua. Subagyo HS tanda tangan, Agum Gumelar tanda tangan, SBY tanda tangan, semua tanda tangan.
Ya walaupun saya heran, ini yang tanda tangan rekomendasi kok malah sekarang mendukung. Beda prinsip itu orang, benar itu. Itu fakta yang tidak bisa dihapus, siapa bisa menghapus ini. Sampai sekarang Amerika, Inggris, Australia, no sama Prabowo. Tidak bisa masuk ke Amerika, tidak bisa masuk ke Inggris.
Ini fakta, bukan black campaign, kalau black campaign itu tanpa didukung data. Contohnya black campaign kalau ke Pak Eko (salah satu hadirin) jadi cagub di Jabar, istrinya empat. Itu namanya black campaign, padahal lima (hadirin tertawa). Ini fakta, bukan black campaign.
Jadi saya ingin..., ini kenapa jadi lupa semua? Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenali sejarah bangsanya. Satu satuan yang besar, Kopassus, satuan yang besar, adalah satuan yang anggotanya mengerti sejarah Kopassus.
Tapi lupa, karena udah lama. Bahwasannya sampai detik ini Komandan Jenderal Kopassus sudah yang ke-31 sekarang. Mayjen Nyoman (I Nyoman Cantiasa) ini yang ke-31. Dari 31 Komandan Jenderal Kopassus, cuma satu yang diberhentikan dari dinas militer. Siapa dia?