Amien Rais Tak Mau Buru-buru Kritik Kabinet Jokowi, Tunggu 6 Bulan

Yandri menjelaskan, Amien dan Prabowo bersahabat dan satu pandangan soal kebangsaan dan kenegaraan. Inilah komunikasi yang terus dijaga baik.

Bahkan ketika Prabowo akhirnya menjadi menteri pertahanan, tidak menjadi pembeda di antara keduanya. Yandri juga mengatakan, Prabowo sempat bertemu dengan Amien.

Ada pesan khusus saat pertemuan itu. PAN berharap visi misi Prabowo saat menjadi calon presiden pada Pemilu 2019, bisa diterjemahkan khususnya di bidang pertahanan.

“Jadi kalau sudah duduk di sana, ya jangan lupakan janji-janjinya. Rakyat tentu menunggu,” jelas Yandri.

Sebelumnya, Amien Rais mengaku enggan merestui tapi juga tidak menentang melihat Prabowo Subianto akhirnya menjadi menteri Kabinet Indonesia Maju.

“Kalau saya bapaknya Prabowo, saya merestui. Saya gak merestui, tidak menolak, tidak melawan juga," kata Amien dilansir Antara, Senin (28/10).

Meski cuek dengan langkah Prabowo, namun tidak berarti Amien Rais berhenti mengkritik pemerintah. Ia mengaku, untuk sementara masih menahan diri melontarkan kritik terhadap Kabinet Indonesia Maju.

"Jadi sementara ini saya masih menahan diri, karena saya harus fair, harus sportif. Berikan dulu waktu untuk konsolidasi dan lain-lain. Kalau ternyata sudah enam bulan 'jebulnya' tidak bisa apa-apa nanti kita buat perhitungan," ucap Amien.

Menurut Amien, Kabinet Indonesia Maju tidak perlu buru-buru dikritik. Kabinet yang baru saja dibentuk Presiden Jokowi itu perlu diberi waktu untuk merealisasikan cita-cita yang dijanjikan enam bulan hingga satu tahun ke depan.

"Jangan belum apa-apa ini (dianggap) kabinet yang tidak profesional, kabinet karut marut, kabinet yang membuat banyak problem, tidak nendang, dan lain-lain," kata dia.

Namun, apabila setelah batas waktu tersebut ternyata tidak kunjung menunjukkan mutu sesuai cita-cita yang dijanjikan, maka perlu dikritik.

"Kalau jelas tidak bermutu tidak sesuai cita-cita yang dijanjikan, maka mengapa tidak lantas kita mengambil peran yang lebih nyata lagi supaya 'dijewer' kalau sampai tidak 'deliver'. Tidak 'deliver' artinya tidak melaksanakan janji-janjinya itu," kata Amien.