Klaim Tidak Punya Bisnis, Ahmadiyah Didanai Siapa?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) menyatakan tidak memiliki bisnis untuk mendukung kebutuhan organisasinya. Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI), Maulana Mirajudin Sahid menegaskan selama ini pendanaan yang dimiliki oleh Ahmadiyah murni berasal dari bantuan anggotanya.
“Saat ini belum. Tapi (Ahmadiyah) di negara lain ada, mereka beli tanah dan dikelola untuk perkebunan untuk pendapatan,” kata Maulana Mirajudin Sahid, dalam Real Talk with Uni Lubis bertajuk “Mengulik Jalan Terjal Jamaah Ahmadiyah di Indonesia” by IDN Times, Jumat (21/7/2023).
Baca Juga: Pimpinan Ahmadiyah Blak-blakan soal Masih Dibilang Sesat oleh MUI
1. Pendanaan berasal dari infak anggota
Mirajudin Sahid menjelaskan Ahmadiyah hanya menjalankan infak sebagaimana yang dianjurkan di dalam Al Quran, "Wa mimma razaqnahum yunfiqoon". Dia menjelaskan, anggota Ahmadiyah belajar untuk mengeluarkan infak dari sebagian harta yang dimiliki oleh masing-masing.
“Kami di Ahmadiyah itu minimal kalau belajar membayar infak itu 1/16. Kalau mau meningkat lagi seperti para sahabat, Rasulullah kan ada 1/3, ada yang 1/5, bahkan Abu Bakar semuanya kan. Kita juga ikut itu juga. Kalau ingin meningkatkan baktinya kepada Allah Taala lewat infak tadi bisa 1/10," paparnya.
Baca Juga: Jubir JAI: Jemaat Ahmadiyah Tidak Boleh Golput di Pemilu
2. Uang yang dikumpulkan digunakan untuk kemajuan organisasi
Editor’s picks
Menurut dia seluruh infak yang dihimpun dari seluruh anggota JAI itu sepenuhnya digunakan untuk kemajuan organisasi.
Program di Ahmadiyah kata dia terbagi ke dalam dua program, ada yang bersifat internal dan eksternal. Untuk internal, Ahmadiyah fokus melakukan pembinaan untuk seluruh jemaahnya.
Kemudian secara eksternal, JAI juga sering melakukan kegiatan-kegiatan kemanusiaan untuk membantu korban bencana alam.
“Jadi kalau soal kemanusiaan kita tidak ambil buluh, karena semua hamba Allah. Kita harus saling membantu. Termasuk ibu saya sudah didonorkan matanya,” kata dia.
3. Ahmadiyah menganut ajaran islam yang haqiqi
Lebih jauh, Maulana Mirajudin Sahid juga buka-bukaan mengenai Ahmadiyah yang seringkali disebut sebagai aliran sesat. Ia menegaskan Ahmadiyah adalah organisasi keagamaan yang menjunjung tinggi akidah islam. Menurutnya, tidak ada yang berbeda antara Ahmadiyah dengan organisasi yang lainnya.
Dia memaparkan Ahmadiyah mempercayai Nabi Muhammad adalah nabi yang terakhir yang diutus oleh Allah SWT. Jemaat Ahmadiyah juga meyakini bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Dia pun menegaskan, syahadat yang diucapkan oleh jemaah Ahmadiyah sama denga umat Islam pada umumnya. “Kemudian haji ke Makkah bukan ke yang lain, kemudian kitab suci Al-Qur'an bukan yang lain,” ujar dia.
Baca Juga: Kenang Sosok Amir Ahmadiyah, Lukman Hakim: Teladan Tokoh Agama