Sekolah di Sumsel Diliburkan Akibat Status Kualitas Udara Berbahaya
Penanganan karhutla di Sumsel terus dilakukan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan, aktivitas pendidikan di Kota Palembang, Sumatera Selatan, harus diliburkan karena kualitas udara memburuk akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan (Kathutla) Senin (14/10).
"Asap akibat karhutla menyebabkan aktivitas pendidikan diliburkan di Palembang," ujar Agus dalam keterangan tertulis, Senin (14/10).
Dinas Pendidikan Kota Palembang menginstruksikan kegiatan belajar untuk diliburkan melalui pesan digital. Kegiatan belajar mengajar yang diliburkan dari tingkat PAUD, TK, SD, hingga SMP negeri dan swasta.
Agus mengatakan, belum ada kepastian dari Dinas Pendidikan Kota Palembang terkait rentang waktu pemberlakuan kebijakan tersebut. "Kegiatan belajar diliburkan sejak hari ini (14/10) karena asap yang mengganggu dan membahayakan masyarakat," ujar dia.
Baca Juga: Kasus Karhutla Riau, Dirut dan Manajer PT SSS Ditahan
1. Kualitas udara di Sumatera Selatan capai tingkat berbahaya
Agus menjelaskan, dalam pantauan BNPB, kualitas udara di wilayah Sumatera Selatan mencapai tingkat berbahaya dengan angka 921. "Kualitas udara tersebut seiring dengan jumlah titik panas (hotspot) di wilayah itu (Sumatera Selatan) hingga mencapai 691 titik," tutur dia.
Menurut Agus jumlah titik panas di Sumatera Selatan yang mencapai 691 titik, merupakan jumlah tertinggi di antara wilayah lain seperti Riau, Jambi, dan beberapa wilayah Kalimantan.
Baca Juga: Kabupaten Hijau, Kolaborasi Kabupaten Siak Cegah Karhutla