TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kasus SMA SPI, Dewanti: Kami Belum Ketemu Dua Pihak

Berharap kasus selesai dengan baik   

SMA Selamat Pagi Kota Batu. IDN Times/Alfi Ramadana

Batu, IDN Times - Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko mengakui belum bisa banyak berkomentar tentang kasus dugaan pelecehan dan kekerasan seksual yang ada di SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI), sesuai yang dilaporkan terduga korban didampingi Komnas Perlindungan Anak ke Polda Jatim. 

Baca Juga: Polisi Segera Gelar Perkara Dugaan Kekerasan Seksual SMA SPI 

1. Belum bisa bertemu dengan pihak sekolah

Suasana SMA Selamat Pagi tetap normal seperti biasa.

Dewanti mengaku, sejauh ini dirinya masih belum bisa bertemu dengan pihak sekolah maupun korban. Untuk itu, dirinya belum bisa terlalu banyak berkomentar terkait hal tersebut. Sampai saat ini, ia masih berupaya menjalin komunikasi dengan pihak sekolah maupun Komnas Perlindungan Anak untuk memastikan kejelasan kasus tersebut.

"Sejauh mana kebenarannya, saya belum bertemu dengan siapapun termasuk dengan korban maupun pihak sekolah. Sehingga saya tidak bisa berbuat apa-apa selain berdoa semoga masalah ini bisa terselesaikan dengan baik," katannya, Senin (31/5/2021). 

2. Sudah hubungi Komnas Anak

Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko bersama Wali Kota Malang, Sutiaji usai pertemuan di Balai Kota Malang. IDN Times/Alfi Ramadana

Dewanti mengaku sudah mencoba komunikasi dengan Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait. Namun, dari infromasi yang ia dapat, Komnas PA masih belum memperkenankan bertemu dengan para korban lantaran masih dalam perlindungan.

"Hari ini pihak SMA Selamat Pagi Indonesia infonya masih ada tugas ke luar. Sama sekali tidak bisa ditemui. Tetapi kami akan tetap coba komunikasikan," imbuhnya. 

Baca Juga: Kasus SMA SPI, Kuasa Hukum JE Minta Semua Pihak Hormati Proses Hukum  

3. Pihak SMA SPI membantah ada kasus tersebut

SMA Selamat Pagi Kota Batu. IDN Times/Alfi Ramadana

Sebelumnya, pihak sekolah SMA Selamat Pagi melalui Kepala Sekolah, Risna Amalia membantah tuduhan yang muncul pada pelaporan tersebut. Ia mengakui bahwa tidak ada kasus tersebut sejak dirinya menjadi kepala sekolah tahun 2007 lalu. Ia juga menyebut tidak ada kejadian seperti yang tertulis dalam pemberitaan yang beredar tersebut.

"Sesungguhnya yang diberitakan sama sekali tidak benar. Saya di sini sebagai kepala sekolah sejak sekolah ini berdiri tahun 2007 dan juga sebagai ibu asrama sampai saat ini. Tidak pernah terjadi kejadian-kejadian seperti yang disampaikan. Sama sekali tidak ada," katanya.

Baca Juga: Pemilik Sekolah Ternama Kota Batu Diduga Cabuli dan Eksploitasi Siswa

Verified Writer

Alfi Ramadana

Menulis adalah cara untuk mengekspresikan pemikiran

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya