Depo Pertamina Plumpang Kebakaran, Siapa Salah dan Harus Mengalah?
Kawasan vital dan permukiman hanya dipisahkan dinding
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 19 orang meninggal dunia dalam insiden kebakaran hebat yang terjadi di Depo Pertamina Plumpang, Jalan Tanah Merah Bawah, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara pada Jumat (3/3/2023) malam.
Hingga hari ini, belum diketahui pasti penyebab kebakaran yang terjadi dalam peristiwa itu. Kapolri Jenderal, Listyo Sigit Prabowo, mengungkapkan peristiwa kebakaran itu terjadi sekitar pukul 20.00 WIB.
Awalnya, di lokasi itu sedang melakukan pengisian bahan bakar minyak jenis Pertamax yang dikirim dari Balongan.
Dari informasi awal yang Sigit terima, saat pengisian dilakukan, terjadi gangguan teknis yang mengakibatkan terjadinya tekanan yang berlebihan.
Setelah itu, terjadilah peristiwa kebakaran. Meski begitu, Sigit menekankan, tim investigasi gabungan masih terus melakukan pendalaman terkait dengan sumber api awal di lokasi kejadian.
Dalam peristiwa itu, sedikitnya 14 orang diperiksa pihak kepolisian untuk menyelidiki kebakaran hebat tersebut yang terdiri operator, sekuriti, supervisor, teknisi dari Pertamina (9 orang) dan sisanya masyaraka.
Baca Juga: Anggota DPR Beberkan Data Lahan Milik Pertamina di Depo Plumpang
Baca Juga: Lagi, 5 Jenazah Korban Kebakaran Pertamina Plumpang Teridentifikasi
1. Depo Pertamina Plumpang berada di dekat permukiman padat penduduk
Depo Pertamina Plumpang berada di dekat kawasan permukiman penduduk dengan jarak terdekat hanya sekitar 5-15 meter. Kebakaran serupa juga pernah terjadi pada Minggu, 18 Januari 2009.
Saat itu, kebakaran diduga diakibatkan oleh percikan api yang muncul dari gesekan alat pengambil sampel BBM dan slot ukur.
Kebakaran hebat yang terjadi di depo Pertamina Plumpang kali ini telah membuat trauma yang begitu besar bagi masyarakat kampung Tanah Merah Bawah.
Meski begitu, mereka tidak ingin untuk direlokasi keluar dari perkampungan tersebut karena mengaku sudah hidup di lokasi itu selama bertahun-tahun.
Selain itu, mereka juga khawatir jika dipindahkan ke rumah susun (rusun) mereka harus membayar sewa. Sementara, mereka belum memiliki penghasilan yang cukup.
Abdu Syakur, Ketua RW 9 Kelurahan Rawa Badan Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, mengatakan masyarakat ingin kawasan itu menjadi kampung layak huni. Di samping itu, saat ini perkampungan itu secara komunitas sudah terbangun.
“Warga masih betah di sini, alasannya mereka dari dulu, dari orang tua mereka udah turun-temurun,” katanya kepada IDN Times, Senin (6/3/2023).
Syakur mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah membangun sarana umum seperti jalan dan listrik yang dianggarkan melalui APBD 2022 di wilayah tersebut.
Menurut dia, pembangunan sarana dan prasana sudah direncanakan sejak tahun 2020 dan 2021, tetapi tertunda karena adanya pandemik COVID-19.
“Ini APBD sudah masuk, jalan yang kita injak ini, APBD DKI Jakarta tahun 2022. Sebetulnya, 2021 atau 2020 karena terbentur oleh COVID-19 itu tertunda, realisasi 2021-2022,” ucapnya.
Baca Juga: Heru Budi Serahkan Nasib Korban Kebakaran Depo Plumpang ke Pertamina
Baca Juga: Anggota DPR Dukung Erick Thohir Relokasi Depo Pertamina Plumpang
Baca Juga: Polri Periksa 14 Warga Saksi Kebakaran Depo Pertamina Plumpang