TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pesawat Tempur Super Tucano Jatuh di Jatim, DPR: Ada SOP Dilanggar

Ada prosedur yang harus dievaluasi

Wakil Ketua DPR dari fraksi Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus (www.dpr.go.id)

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua DPR RI Lodewijk F. Paulus merespons jatuhnya pesawat tempur milik TNI AU, Super Tucano di Pasuruan, Jawa Timur.

Menurut dia, insiden ini menandakan ada prosedur yang harus dievaluasi. Hal itu dibuktikan adanya satu fakta terakhir bahwa terjadi pencopotan jabatan Danlanud (komandan lapangan udara) Abdulrachman Saleh, Malang.

“Dengan fakta tersebut berarti ada SOP (standard operational procedure) yang dilanggar, yakni kenapa ada seorang kolonel administrasi (Kol.adm) ikut penerbangan?” kata Lodewijk kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (22/11/2023).

Menurut dia, seharusnya seorang Kolonel Administrasi tidak boleh ada dalam penerbangan latihan tersebut.

“Seharusnya, (kolonel) administrasi tidak boleh ada dalam penerbangan latihan tersebut, kalau memang itu dikatakan sebagai latihan,” ungkap Lodewijk.

Baca Juga: TNI AU Larang Sementara Super Tucano Mengudara Usai Insiden Pasuruan

1. Prajurit TNI AU harus profesional

Wakil Ketua DPR RI, Lodewijk Freidrich Paulus (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Lebih lanjut Lodewijk menegaskan, sejatinya alutsista tersebut bisa dipergunakan secara profesional dan proporsional.

Dengan begitu, uang rakyat yang digunakan untuk membeli alutsista benar-benar dioptimalkan penggunaannya.

“Artinya, seorang prajurit TNI AU harus profesional dan proporsional menggunakan alutsista yang diperuntukkan untuknya. Tentu hal itu tidak terbatas pada TNI AU saja, tapi juga berlaku untuk TNI AD dan TNI AL,” kata dia.

2. Panglima janji bakal evaluasi alutsista

Panglima TNI, Jenderal TNI Agus Subiyanto (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Terpisah, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyatakan, akan mengevaluasi alutsista di TNI. Hal itu disampaikan menanggapi insiden jatuhnya dua Super Tucano di Pasuruan, Jawa Timur.

Dalam insiden itu, setidaknya empat pilot gugur sehingga saat ini semua Super Tucano dilarang terbang sambil menanti hasil penyelidikan awal. 

"Di TNI, di setiap kegiatan ada evaluasi. Organisasi yang dibuat juga ada evaluasi setiap tiga tahun. Demikian juga alutsista, ada evaluasi apakah masih layak terbang atau masih bisa dirawat,” kata dia.

“Makanya, tadi (prajurit TNI) harus well equipped sesuai dengan visi-misi yang pernah saya paparkan," sambungnya lagi.

Baca Juga: Usai 2 Super Tucano Jatuh, Panglima TNI Bakal Evaluasi Alutsista

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya