Usai 2 Super Tucano Jatuh, Panglima TNI Bakal Evaluasi Alutsista
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, mengatakan, bakal melakukan evaluasi alutsista di TNI usai terjadi insiden jatuhnya dua Super Tucano di Pasuruan, Jawa Timur. Insiden itu mengakibatkan empat pilot gugur sehingga saat ini semua Super Tucano dilarang terbang sambil menanti hasil penyelidikan awal.
"Di TNI, di setiap kegiatan ada evaluasi. Organisasi yang dibuat juga ada evaluasi setiap tiga tahun. Demikian juga alutsista, ada evaluasi apakah masih layak terbang atau masih bisa dirawat. Makanya, tadi (prajurit TNI) harus well equipped sesuai dengan visi-misi yang pernah saya paparkan," ujar Agus di Istana Kepresidenan pada Rabu (22/11/2023).
Baca Juga: Sah! Jenderal Agus Subiyanto Dilantik Jokowi Jadi Panglima TNI
1. Data penerbangan Super Tucano dikirim ke Brasil untuk dianalisis
Saat ini proses investigasi kecelakaan itu masih dilakukan. Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama, Agung Sasongkojati, memastikan dua Super Tucano sempat menabrak gunung tetapi pemicunya masih terus dicari.
"Dari awal sudah jelas nabrak gunung. Dua lagi, ya, selamat karena masuk cuaca buruk, terus (dua pesawat) nabrak gunung. Sekarang detailnya nabrak gunungnya (karena) apa belum tahu, harus dianalisis," ujar Agung.
Data penerbangan Super Tucano yang berhasil dievakuasi akan dikirim ke produsen pesawat tersebut yakni Embraer di Brasil. Data-data tersebut akan dilakukan investigasi. Agung menambahkan data-data yang dikirimkan adalah Voice and Data Recorder (DAVR) dan Net Centric Data Cartridge (NDCD).
"DAVR merupakan sistem yang menyimpan video, suara, dan data performance serta mesin pesawat yang akan dikirim ke pihak produsen di luar negeri. Untuk pinjam alat pembaca data," kata Agung.
Sementara itu, NCDC adalah sistem yang menyimpan suara, video, dan tampilan navigasi penerbangan yang juga sedang didalami datanya. Saat ini, kata Agung, tim evakuasi juga masih mengevakuasi potongan-potongan pesawat. Tim memprioritaskan beberapa bagian pesawat yang harus segera dievakuasi, di antaranya kanon pesawat, engine, throttle, kursi lontar, serta propeller.
"Pesawat akan dipotong-potong beberapa bagian agar mudah diangkut melalui jalan darat," tutur dia lagi.
Baca Juga: Sah! Laksamana Yudo Serahkan Jabatan Panglima TNI ke Jenderal Agus
2. TNI AU putuskan larang terbang semua Super Tucano sementara waktu
TNI Angkatan Udara (AU) pun memutuskan untuk tidak menerbangkan sementara waktu (grounded) semua pesawat tempur EMB-314 Super Tucano. Grounded itu diberlakukan hingga ada kepastian penyebab insiden pesawat jatuh itu.
Editor’s picks
Agung mengatakan, pesawat Super Tucano boleh kembali diterbangkan bila hasil temuan awal menunjukkan pesawat jatuh bukan karena faktor teknis.
"Ke depannya, mengenai pesawat Super Tucano, tentu pesawat tidak bisa diterbangkan sementara sampai ada data awal, apakah ada hal teknis terkait kecelakaan itu. Bila tidak karena (kesalahan) teknis, maka tentu akan diterbangkan kembali seperti biasa," ujar Agung dikutip dari ANTARA, pada 20 November 2023.
Ia menambahkan, hingga saat ini tim investigasi dari pusat kelaikan dan keselamatan terbang kerja TNI AU (Puslaiklambangjaau) masih melakukan penyelidikan soal penyebab pesawat tersebut jatuh. Tim investigasi juga dibantu oleh Skadron Teknik (Skatek) Lanud Abdulrachman Saleh.
Komandan Puslaiklambangjaau Marsekal Muda TNI Benedictus Benny Koessetianto diketahui memimpin tim investigasi jatuhnya dua Super Tucano tersebut.
Baca Juga: Jadi Panglima TNI, Jenderal Agus Bakal Reorganisasi Satuan Drone-Siber
3. Empat pilot mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa
Adapun keempat pilot yang gugur dalam kecelakaan ini mendapatkan kehormatan dengan kenaikan pangkat luar biasa. Mereka adalah Mayor Pnb Yuda Seta, Kolonel Administrasi Widiono, Kolonel Pnb Subhan, dan Letkol Pnb Sandhra Gunawan. Jenazah keempatnya sudah dimakamkan di dua lokasi berbeda.
Agung mengatakan, keempat pilot TNI AU itu mendapatkan kehormatan naik pangkat satu tingkat di atasnya.
"Semua mendapat kenaikan pangkat satu tingkat di atas jabatan terakhir mereka. Ini atas dharma bakti mereka selama ini. Jika (memiliki pangkat) kolonel jadi marsekal pertama. Kalau letnan kolonel jadi kolonel penenerbangan anumerta dengan segala fasilitas yang diberikan kepada personel yang gugur saat bertugas," kata Agung.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang ikut membantu proses evakuasi keempat korban. Pasalnya medan yang jadi titik lokasi jatuhnya Super Tucano tergolong sulit.
Proses evakuasi pun sempat mengalami kesulitan sehingga bantuan dari masyarakat sangat memberikan dampak.
"Mohon masyarakat tetap membantu proses penyelidikan kami. Kami ucapkan terima kasih kepada penduduk sekitar dan pecinta alam yang telah membantu menolong proses evakuasi," tutur dia.
Baca Juga: Usai Dilantik Jadi Panglima TNI, Agus Subiyanto ke Papua Sore Ini