TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Polri: Teroris Jemaah Islamiyah Ingin Kuasai Pulau Jawa

JI juga memiliki struktur jabatan

Ilustrasi ISIS (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengungkapkan, organisasi teroris Jemaah Islamiyah berencana memperluas wilayah penguasaannya.

"Sentralnya (penguasaannya) tetap (Pulau) Jawa. Pendukung-pendukungnya (dari) sisi ekonominya ada di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan NTB (Nusa Tenggara Barat)," ungkap Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (12/7).

"PW sebagai amirnya (pemimpin JI) ternyata pengembangan organisasinya sudah semakin bagus," sambungnya.

Baca Juga: Pengamat Terorisme: JI Masih Aktif Sebagai Gerakan Sosial, Ini Bahaya

1. JI juga memiliki struktur jabatan

IDN Times/Axel Jo Harianja

Dedi menjelaskan, organisasi JI juga memiliki struktur jabatan tertentu. Diantaranya Deputi Umum hingga Bendahara. Untuk bendahara, diduga dari dua terduga teroris yang ditangkap di Magetan, Jawa Timur pada beberapa waktu yang lalu. Tak hanya itu, pola rekrutmen JI, kata Dedi, lebih tertutup. Peserta yang berhasil direkrut nantinya akan dilatih ke negara Suriah, hingga Irak.

"Selama di sana, mereka mengikuti langsung praktek perang," kata Dedi.

Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu menerangkan, PW juga melakukan propaganda lewat media sosial. "Dilihat dari perkembangan dinamika di masyarakat. Jika terjadi aksi demonstrasi, PW bakal membuat kekacauan," ucap dia.

Propaganda itu bertujuan untuk membentuk suatu opini mengenai JI. Tak berhenti di situ saja, mereka juga melancarkan pendekatan kepada tokoh agama dan masyarakat.  Selanjutnya, mereka akan mempersiapkan kekuatan rahasia yang disebut manajemen kekacauan dengan memolarisasi umat, hingga membentuk daulah.

2. Densus 88 tangkap terduga teroris di Magetan

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Sebelumnya, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Polri kembali menangkap dua terduga teroris di kawasan Magetan, Jawa Timur. Brigjen Dedi mengatakan, keduanya merupakan satu keluarga. Sang ayah berinisial SA (51) dan anaknya berinisial HA (24). Mereka ditangkap pada Rabu (3/7) dini hari.

Selain itu, kedua terduga teroris tersebut diduga terlibat dengan kelompok teroris Jemaah Islamiyah (JI).

"Ini kaitannya dengan pengungkapan lima tersangka kelompok JI dengan amirnya yang ditangkap kemarin. Ini masih ada kaitannya," ungkap Dedi di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (4/7).

3. Pimpinan JI pernah melancarkan aksinya di Indonesia

IDN Times/Arief Rahmat

Dedi sebelumnya mengatakan, salah satu tersangka berinisial PW yang merupakan pimpiman kelompok teroris itu, pernah melakukan aksinya dalam kasus-kasus pengeboman di Indonesia.

"Mulai dari kasus Bom Bali tahun 2002. Sebelumnya itu 2000, itu ada Bom Natal, kemudian ada bom yang ada di Kedutaan Besar Australia," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (1/7).

Dedi kemudian memaparkan rekam jejak PW. Pimpinan JI itu, pernah mengikuti pelatihan militer di Moro, Filipina pada tahun 2000. Pada saat itu pula, PW mulai akif di dalam struktur organisasi terorisme JI.

"Yang bersangkutan juga adalah lulusan S1 Teknik Sipil di salah satu Universitas ternama di Jawa," sambung Dedi.

Usai pimpinan JI sebelumnya, yaitu Zarkasih ditangkap pada 2007 lalu, PW kemudian dibaiat sebagai pemimpin kelompok. Hal itu kata Dedi, PW memiliki kemampuan intelektual, kompetensi, keahlian merakit bom, kemampuan intelijen dan militer yang tinggi.

"Dia juga memberikan masukan-masukan yang ada di Poso. Kemudian, yang bersangkutan juga saat kejadian kerusuhan di Poso juga sebagai pendukung. Baik operasional dan logistik selama tahun 2005 dan 2007," jelasnya.

PW juga telah menjadi target perburuan Densus 88 sejak tahun 2003. Untuk mengaburkan keberadaannya, PW memiliki sejumlah identitas lain.

"Memiliki nama inisial yang cukup banyak. PW alias Abang alias Aji Pangestu alias Abu Askari alias Ahmad Arief alias Ahmad Fauzi Utomo selama yang bersangkutan memimpin JI ini," ujar Dedi.

"Dia pernah bergabung dengan kelompok Noordin M Top, kemudian dr Azhari dan kelompok yang lain," sambungnya.

4. Para anggota yang direkrut memiliki kemampuan merakit bom

IDN Times/Sukma Shakti

Dedi menuturkan, sepanjang 2013 hingga 2018, PW juga mengirimkan anggota rekrutannya ke Suriah, untuk mengikuti program pelatihan militer.  Tak hanya itu, para anggota yang direkrut memiliki kemampuan intelijen, militer, merakit bom serta mampu mengoperasionalkan roket dan sniper.

"Jadi untuk membangun kekuatan tentunya jangka pendeknya dia adalah melakukan rekrutmen sebanyak mungkin untuk bisa masuk ke dalam jaringan dia. Kedua, mereka juga mengembangkan bisnisnya dulu. Kalau jangka panjangnya mereka tetep cita-citanya adalah membentuk khilafah di Indonesia," tutur Dedi.

Selain itu, pola kaderisasi JI juga disebut lebih ketat. Ketika salah satu pimpinannya tertangkap, maka sel organisasinya akan dihapuskan. JI kata Dedi, juga melakukan serangan kepada orang asing dan tidak melibatkan perempuan dalam aksinya.

"Apabila organisasi itu besar dan memiliki kekuatan massa dan kekuatan ekonomi maka tinggal menunggu waktu saja. Tidak menutup kemungkinan mereka untuk membentuk khilafah di Indonesia bisa terwujud," kata Dedi.

PW sendiri ditangkap pada Sabtu (29/6) lalu pukul 06.12 WIB di Hotel Jalan Raya Kranggan, Jati Raden, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Baca Juga: 5 Anggota Jemaah Islamiyah Ditangkap, 2 di Antaranya Suami Istri

5. Istri PW juga ditangkap

IDN Times/Axel Jo Harianja

Tersangka kedua, lanjut Dedi, merupakan istri dari PW. Perempuan berinisial MY itu, merupakan salah satu tersangka yang berhasil direkrut oleh PW. Kemudian, tersangka ketiga berinisial BS merupakan tangan kanan dari PW. MY dan BS juga ditangkap pada waktu yang sama seperti PW.

"Perannya BS ini sebagai penghubung antara Amir dengan orang-orang yang berhasil direkrut. Kemudian yang bersangkutan juga merangkap juga sebagai driver dari pada Amir. Salah satu orang kepercayaan Amir," jelas Dedi.

Tersangka keempat berinisial A, ditangkap pada Minggu (30/6) kemarin, sekitar pukul 11.45 WIB. A ditangkap di Perumahan Griya Sariah, Kelurahan Kebalen, Kecamatan Kebalen, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

"Ini anggota dr PW dan juga orang kepercayaan PW yang membantu dalam pelaksaan tugas menggerakan organisasi JI yang ada di Indonesia," kata Dedi.

Lalu, yang terakhir, tersangka berinisial BT alias Haedar alias Feni alias Gani, ditangkap pada Minggu (30/6) kemarin di kawasan Pohijo, Kecamatan Sampung, Ponorogo, Jawa Timur (Jatim)

"(BT) Sebagai penasehat dan asisten dari PW . Sebagai orang kepercayaannya juga untuk mengendalikan jaringan JI di Jatim," kata jenderal bintang satu itu.

Baca Juga: Densus 88 Tangkap Lima Teroris Jaringan Jemaah Islamiyah

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya