Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times - Ribuan massa aksi memadati depan Gedung Bawaslu RI, Thamrin, Jakarta Pusat, pada Jumat (10/5) ini. Mereka rata-rata datang mengenakan dan membawa atribut berbagai organisasi masyarakat (ormas). Namun, massa aksi kali ini tergabung dalam nama Gabungan Elemem Rakyat untuk Keadilan dan Kebenaran (Gerak) inisiasi Kivlan Zein dan Eggi Sudjana.
Baca Juga: Belum Ada Aksi Massa, Wakapolda Sambangi Bawaslu RI
1. Mulai aksi di depan Bawaslu pukul 13.12 WIB
IDN Times/Denisa Tristianty Orasi para komando aksi mulai terdengar dari dalam media center Bawaslu RI sejak pukul 13.12 WIB. Ratusan massa aksi yang terdiri dari perempuan dan laki-laki sudah berkumpul dan hampir menutup Jalan MH Thamrin.
"KPU curang, KPU curang, KPU curang," seru massa aksi Gerak memulai aksi di depan Gedung Bawaslu RI. "KPU jangan curang! Bawaslu jangan impoten!," adalah salah satu isi tuntutan aksi dalam papan aksi yang terlihat dipegang seorang massa aksi.
2. Para perempuan di massa aksi
IDN Times/Denisa Tristianty Sebagian massa aksi yang merupakan para perempuan dari berbagai kalangan ini juga terlihat kompak membawa papan reklame berisi sindiran bagi kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS), PPS, dan PPK.
Reni, seorang perempuan dari massa aksi, mengaku datang dari Persatuan Emak Emak Rakyat Pendukung Prabowo-Sandi.
"Ya, kami dari Jakarta, gabungan dari berbagai daerah. Kami menuntut pelaksanaan Pemilu jangam ada yang curang," kata Reni kepada IDN Times di depan Bawaslu RI, Jumat (10/5).
Mereka juga kompak membentangkan poster bertuliskan "Lawan Pemilu Curang!!."
3. Keprihatinan KPPS tewas
IDN Times/Denisa Tristianty Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Seorang pria mengenakan pakaian kemeja batik motif hitam dasar putih dengan semangat mengecam para pihak yang hanya memandang sebelah mata para petugas KPPS meninggal dunia.
Dia mengenalkan diri sebagai Ketua Dakwah Khusus Muhammadiyah DKI Jakarta, Muh.Naufal Duggiyo. "Saudara saudara kita yang sudah mati sampai 570 orang, itu tidak lebih mereka dianggap hanya seperti binatang. Betul?," kata Naufal dan dijawab betul oleh massa aksi.
4. Pertanyaan autopsi korban KPPS
IDN Times/Denisa Tristianty Naufal yang berorasi menggunakan toa itu juga mempertanyakan larangan pemerintah terkait autopsi yang dapat dilakukan para medis di seluruh penjuru Indonesia.
"Apakah pemerintah rezim ini masih berhati manusia?," seru Naufal.
"Tidak..," jawab massa aksi.
"Sudah pasti, rezim yang berotak komunis dan Namrud sudah harus kita lawan! Siap jihad? Siap jihad?," kata Naufal dijawab massa aksi dengan teriakan lantang, "Siaaaap!".
Baca Juga: BPN Kembali Ajukan Laporan Kecurangan Pemilu 2019 ke Bawaslu RI