TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hidran Kering, Gulkarmat DKI Terkadang Sedot Air Kali dan Kolam Renang

Hidran belum tentu di bawahnya terdapat airnya

Pixabay/fancycrave1

Jakarta, IDN Times - Staf Seksi Pemanfaatan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, Toto Suwantoro, mengatakan penggunaan hidran di ibu kota untuk memadamkan api dalam kejadian kebakaran sangat tergantung dengan operator air. Dalam hal ini, Palyja dan Aetra.

Menurut Toto, hidran pilar yang dipasang di pinggir-pinggir jalan, saat ini dalam kondisi baik. Namun apakah hidran itu dapat difungsikan atau tidak tergantung operator air.

"Hidran pilar di pinggir jalan, saat ini sebetulnya kalau dibilang baik ya baik, tapi kita tergantung Palyja dan Aetra, karena mereka yang memasok airnya," kata Toto kepada IDN Times, Selasa (17/1/2023).

Karena itu, kata Toto, saat kondisi hidran itu dikatakan baik, tetapi belum tentu air dari saluran di bawahnya ke luar. Apalagi, kata dia, jika musim kemarau untuk mendapatkan air cukup sulit.

"Kalau dibilang baik, itu kan kondisi fisiknya (hidran). Kalau saluran air di bawahnya belum tentu juga, karena tergantung Aetra dan Palyja, ada airnya atau tidak. Biasanya mereka mengkondisikan mana yang dibuka jalurnya. Biasanya dia lebih diutamakan untuk kebutuhan rumah tangga ketimbang pemadam," kata dia.

Baca Juga: Dinas PPAPP DKI Jakarta Tambah Konselor Hukum dan Psikolog di RPTRA 

Baca Juga: Dinas Gulkarmat: Debit Air di DKI Kecil, Hidran Tak Bisa Buat Nyemprot

1. Untuk mengisi satu unit tangki mobil pemadam butuh 1 hingga 1,5 jam

Ilustrasi hidran. (Dok. Istimewa)

Kecilnya debit air membuat alat pemadam kebakaran hidran tidak terlalu membantu pemadaman, apabila terjadi kebakaran di wilayah DKI Jakarta. Toto mengatakan, pihaknya sering mengalami kondisi ketika terjadi peristiwa kebakaran, tetapi hidran yang berada di sekitar lokasi tidak bisa digunakan.

"Hidran selama ini kurang bisa membantu kalau di DKI, karena debit airnya kecil, tekanan bar-nya juga kecil. Tidak bisa buat nyemprot, paling cuma bisa buat ngambil, ngisi air untuk di tangki Damkar," kata dia.

Toto mengatakan, untuk mengisi satu mobil pamadam saja melalui hidran, dibutuhkan waktu 1-1,5 jam, karena debit air kecil.

Baca Juga: Hanya 60-70 Persen Hidran di DKI yang Berfungsi

2. Hanya 60-70 persen hidran di DKI Jakarta yang berfungsi

Hidran di Kota Bandung yang tidak berfungsi. (IDN Times/Debbie Sutrisno)

Hidran di Ibu Kota, kata Toto, hanya berfungsi 60-70 persen. Data Dinas Gulkarmat DKI Jakarta 2022 menunjukkan, ada 1.287 hidran di ibu kota.

"Kalau berfungsi kurang lebih 60-70 persen, rusak sekitar 35-40 persen, tapi itu berfungsi baik juga belum tentu bisa dipakai, tergantung airnya ada atau tidak," kata dia.

Dari 1.287 hidran di DKI Jakarta pada 2022, lanjut Toto, terdapat 855 unit dalam kondisi baik dan 404 kondisi rusak.

Jumlah tersebut terbagi di Jakarta Pusat 287 unit (201 baik, 86 rusak), Jakarta Utara 185 unit (110 baik, 75 rusak), Jakarta Barat 149 unit (50 baik, 97 rusak), Jakarta Selatan 246 unit (149 baik, 75 rusak), dan Jakarta Timur 420 unit (345 baik, 75 rusak).

Baca Juga: Toko Material di Bekasi Kebakaran, Ibu dan 2 Anaknya Tewas

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya