TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

25 Relawan Vaksin Positif COVID, Penyebab Efikasi Sinovac 65,3 Persen

Hasil uji klinis Sinovac terakhir akan dilaporkan Juni 2021

Petugas medis memperlihatkan vaksin COVID-19 produksi Sinovac sebelum proses penyuntikan menyuntikan ke tenaga kesehatan di RS Siloam TB Simatupang, Jakarta, Kamis (14/1/2021) (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Jakarta, IDN Times - Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Kusnandi Rusmil mengungkapkan, dari 1.620 relawan ada 25 yang terinfeksi COVID-19. Hal tersebut membuat hasil sementara efikasi atau khasiat vaksin Sinovac hanya 65,3 persen.

Kusnandi mengatakan, 25 relawan yang terinfeksi COVID-19 berasal dari uji klinis di kelompok penerima plasebo sebanyak 18 peserta, dan 7 peserta dari kelompok penerima vaksin.

"Setelah dua kali penyuntikan atau dosis penuh, mereka bepergian yang seperti orang biasa lain, jadi tertular. Sudah dipastikan yang terkena 18 peserta penerima plasebo, dan 7 penerima vaksin," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Senin (18/1/2021).

Baca Juga: Efikasi Vaksin Sinovac di Brasil Menurun, BPOM Buka Suara

1. 25 relawan positif hanya alami gejala ringan

Petugas kesehatan menyuntikan vaksin kepada relawan saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8/2020) (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Kusnandi menjelaskan kelompok uji klinis terdiri dari 810 penerima plasebo dan 810 penerima vaksin. Dari jumlah tersebut, 18 peserta dari kelompok plasebo dan 7 peserta kelompok penerima vaksin positif COVID-19. Meski demikian, kondisi relawan tersebut hanya gejala ringan.

"Kondisi 25 relawan tersebut hanya bergejala ringan, sampai saat ini tidak ada yang serius atau menjalani perawatan di rumah sakit," imbuhnya.

2. Uji klinis masih berjalan, efikasi vaksin bisa berubah

(Simulasi uji klinis vaksin sinovac COVID-19 di RSUP Unpad, Kota Bandung) IDN Times/Azzis Zulkhairil

Hasil uji klinis tiga bulan pertama riset telah dilaporkan ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan yang akhirnya BPOM mengeluarkan izin penggunaan darurat pada 11 Januari 2021. Kusnandi memastikan akan terus melakukan pemantauan, terlebih uji klinis Sinovac sampai saat ini masih berjalan.

"Efikasi masih bisa berubah karena sampai saat ini uji klinis masih berjalan. Kita belum selesai uji klinisnya, ada waktu 3 bulan lagi. Nanti laporan lengkap terakhir kira-kira bulan Juni," imbuhnya.

Baca Juga: Mengapa Tingkat Efikasi Hasil Uji Klinis Vaksin Sinovac Berbeda-beda? 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya