TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Epidemiolog: Harga PCR di Indonesia Tak Bisa Dibandingkan dengan India

Komponen PCR di India gunakan produksi dalam negeri

ilustrasi swab test (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Jakarta, IDN Times - Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman menilai harga testing COVID-19 menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) yang ditetapkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah memadai untuk masyarakat umum.

Dicky mengungkapkan harga PCR Indonesia tidak bisa dibandingkan dengan di India, sebab hampir semua komponen India dari dalam negeri. Selain itu, jasa layanan kesehatan di India pun juga murah.

"Jadi sudah harga relatif pantas, meski seiiring waktu ada penguatan agat tidak bergantung impor terus. Kalau rapid antigen bisalah sehingga harganya bisa sangat murah dan jangkau wilayah terpencil," katanya dalam pesan yang diterima IDN Times, Minggu (22/8/2021).

Baca Juga: Pemerintah Batasi Harga PCR Rp550 Ribu, Gaskeslab: Supplier Bingung   

1. Harga rapid test antigen harus lebih murah

Petugas medis melakukan rapid tes antigen COVID-19 kepada calon penumpang Kereta Api (KA) di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Senin (21/12/2020) (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Menurut Dicky, harga rapid tes antigen setidaknya bisa diturunkan pada kisaran Rp60 ribu sampai Rp90 ribu.

"Dua-duanya harus dijaga keterjangkauannya, dalam arti tempatnya di mana-mana serta harganya," ungkapnya.

2. Tes PCR untuk tracing kontak erat harus diberikan secara gratis

Alat PCR di RS Pertamina Balikpapan (IDN Times/Hilmansyah)

Dicky pun menegaskan, tes PCR untuk menguatkan deteksi serta kontak tracing harus diberikan secara gratis oleh pemerintah agar mengendalikan pandemik lebih cepat dan menekan kasus.

"Artinya Rp0 atau subsidi baik rapid tes antigen atau PCR. Namun, ada yang tidak bisa gratis karena menyangkut kepentingan pribadi dengan masyarakat atau perusahaan, misalkan ke luar negeri, luar kota dengan pesawat, itu gak bisa gratis," paparnya.

Baca Juga: Harga Tes PCR Rp495 Ribu, Wagub DKI: Termurah Kedua Setelah Vietnam

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya