TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Biografi MT Haryono, Pahlawan Revolusi yang Fasih 3 Bahasa

MT Haryono gugur dan jenazahnya ditemukan di Lubang Buaya

Sosok MT Haryono (Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka, h. 44/Jakarta Citra Lamtoro Gung Persada, 1986)

Jakarta, IDN Times - Nama MT Haryono tentunya tidak asing di telinga. Sebab, nama salah satu pahlawan Tanah Air ini menjadi nama sebuah jalan di berbagai kota di Indonesia.

Letnan MT Haryono atau yang mempunyai nama lengkap Letnan Jenderal TNI Anumerta Mas Tirtodarmo Haryono, lahir di Surabaya, 20 Januari 1924.

Dia merupakan salah satu Pahlawan Revolusi yang dibunuh secara membabi buta pada peristiwa Gerakan 30 September (G30S) 1965. Jenazahnya dimasukkan ke sumur tua di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Baca Juga: Biografi 7 Pahlawan Revolusi yang Gugur dalam Gerakan 30 September 

1. Fasih berbicara bahasa Belanda, Inggris, dan Jerman

Ilustrasi Bekerja (IDN Times/Sukma Shakti)

Dilansir laman biografi.com, MT Haryono mempunyai latar belakang pendidikan yang cukup tinggi. Dia memperoleh pendidikan di ELS (setingkat Sekolah Dasar) kemudian diteruskan ke HBS (setingkat Sekolah Menengah Umum). Setamat dari HBS, ia sempat masuk Ika Dai Gakko (Sekolah Kedokteran masa pendudukan Jepang) di Jakarta, namun tidak sampai tamat.

MT Haryono dikenal cakap karena fasih berbicara dalam bahasa Belanda, Inggris, dan Jerman.

Kemampuannya itu membuat dia menjadi perwira penyambung lidah yang sangat dibutuhkan dalam berbagai perundingan.

2. Kemampuan tiga bahasa membuat MT Haryono dibutuhkan di berbagai perundingan

Gedung Perintis Kemerdekaan, Jakarta Pusat (IDN Times/Uni Lubis)

MT Haryono yang juga memiliki karier cemerlang ini pernah menjadi Sekretaris Delegasi Militer Indonesia pada Konferensi Meja Bundar, Atase Militer RI untuk Negeri Belanda, dan terakhir sebagai Deputy III Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad).

Kemampuan berbicara tiga bahasa membuat MT Haryono sangat dibutuhkan dalam berbagai perundingan antara Pemerintah RI dan Pemerintah Belanda maupun Inggris.

Saat dia menjabat Deputy III Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad), pengaruh PKI saat itu sangat luas bahkan partai tersebut merasa dekat dengan Presiden Sukarno.

3. MT Haryono jadi sasaran pembunuhan karena menolak ide PKI

Patung Pahlawan Revolusi yang berada di Museum Pancasila Sakti/Lubang Buaya yang berada di Jakarta Timur (cagarbudaya.kemdikbud.go.id)

Salah satu ide PKI yang dipertentangkan yakni mempersenjatai kaum buruh dan tani, atau yang disebut dengan Angkatan Kelima. Sontak saja ide itu ditolak oleh sebagian besar perwira TNI AD termasuk oleh MT Haryono.

Saat itu MT Haryono yakin, ada maksud tersembunyi dalam ide tersebut yakni mengganti ideologi Pancasila menjadi komunis. Namun, akibat penolakan tersebut, dia dan para perwira TNI AD menjadi target pembunuhan PKI dalam pemberontakan Gerakan 30 September 1965.

Baca Juga: Biografi Dua Pahlawan Revolusi yang Jarang Disebut Namanya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya