Pilu, Korban Gagal Ginjal Akut Minta Tanggung Jawab Pemerintah
Ratusan anak korban gagal ginjal tagih janji pemerintah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI), Tony Richard Samosir, menyayangkan sikap pemerintah atas lambatnya penyelesaian kasus gagal ginjal pada anak akibat obat sirop beracun yang telah berjalan satu tahun.
Padahal, para korban yang rata-rata masih anak-anak harus kehilangan masa kecilnya karena sibuk menjalani pengobatan.
“Ada ratusan anak Indonesia yang menjadi korban obat beracun yang belum kunjung selesai hingga hari ini,” kata Tony dalam keterangan, Sabtu (2/12/2023).
Baca Juga: Risma Janjikan Bantuan Rp50-Rp60 Juta ke 326 Korban Gagal Ginjal Akut
1. Kasus obat sirop beracun dinilai bentuk kelalaian pemerintah
Tony mengaku miris melihat sikap pemerintah yang kurang memberikan perhatian kepada warga negaranya yang menjadi korban obat sirop beracun.
Tony menilai, kasus obat sirop beracun sendiri merupakan bentuk kelalaian pemerintah dalam menjalankan fungsi pengawasan terhadap obat dan makanan yang beradar di masyarakat. Seorang korban anak bernama Raina 1 tahun, kini harus kehilangan penglihatannya karena efek mengonsumsi obat sirup beracun.
“Hancur masa depan anak-anak ini, bahkan ada anak yang kehilangan penglihatan dan tidak bisa mengenali wajah orang tuanya lagi ke depan. Bagaimana dengan masa depan anak ini? Siapa yang bertanggung jawab atas semua bentuk kelalaian ini?" kata Tony.