TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tidak Sembarangan, Simak Alur Konsultasi dan Obat Gratis Telemedicine

Link konsultasi akan terkirim melalui WhatsApp

Warga beraktivitas di zona merah COVID-19 RT 006 RW 01, Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (21/6/2021). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan 11 platform layanan telemedicine untuk memantau para pasien yang isolasi mandiri.

Hal ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasien terhadap konsultasi dan pemantauan oleh tenaga kesehatan serta mendapatkan pengobatan yang benar sesuai gejala yang diderita secara gratis. Sebagai permulaan, layanan telemedicine gratis itu baru melayani di wilayah DKI Jakarta.

"Kami memberikan pelayanan telemedicine karena kalau harus datang ke rumah sakit, konsultasi dengan dokter, akan sulit lantaran menambah risiko. Makanya, kami bekerja sama dengan 11 platform telemedicine untuk memberikan jasa konsultasi dokter dan jasa pengiriman obat secara gratis," ujar Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, dikutip laman kemkes.go.id, Jumat (9/7/2021).

Lalu bagaimana alur dapatkan layanan telemidicine untuk pasien isolasi mandiri?

Baca Juga: Tanya Dokter Jadi Andalan ProSehat, Telemedicine untuk Pasien Isoman 

1. Alur pemeriksaan dimulai dari laboratorium pemeriksaan PCR

IDN Times/GrabHealth

Ada 11 platform telemedicine yang sudah bekerjasama dengan Kemenkes antara lain Alodokter, GetWell, Good Doctor dan GrabHealth, Halodoc, KlikDokter, KlinikGo, Link Sehat, Milvik Dokter, ProSehat, SehatQ, serta YesDok.

Alur pemeriksaan dimulai dari laboratorium pemeriksaan PCR yang terafiliasi dengan Kementerian Kesehatan. Ada 743 laboratorium pemeriksaan PCR yang sudah terafiliasi dan terkoneksi langsung dengan Kemenkes, sebanyak 114 di antaranya ada di Jakarta. Sehingga, data pasien yang dimasukkan oleh 743 laboratorium itu akan terbaca oleh Kemenkes.

2. Link konsultasi akan dikirim jika terkonfirmasi positif

Ilustrasi swab test (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Ketika hasil tes PCR tersebut terkonfirmasi positif COVID-19, maka laboratorium akan memasukkan data pasien dan terhubung langsung dengan Kemenkes.

Dalam jarak waktu sekitar sehari, pasien akan menerima pesan WhatsApp dari Kemenkes yang memuat tautan untuk konsultasi secara daring dan sebuah kode untuk mendapatkan obat gratis.

"Jadi, data (pasien) yang sudah masuk ke kami, dikirim WA untuk yang benar-benar sudah terkonfirmasi positif lewat tes PCR, agar bisa berkonsultasi dengan salah satu dari 11 aplikasi ini. Begitu sudah konsultasi kemudian pasien memasukkan satu kode. Nanti, kode itu akan membuka jalan mendapatkan obat yang gratis," papar Budi.

3. Layanan telemedicine ditujukan untuk pasien berdomisili di DKI Jakarta

Foto udara kendaraan melintas di kawasan Jalan Jendral Sudirman, Jakarta, Sabtu (28/3/2020) (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

Sampai sekarang, lanjut Menkes, layanan telemedicine ditujukan untuk pasien yang baru terpapar setelah diluncurkan platform ini, dan berdomisili di DKI Jakarta.

"Jadi, belum bisa orang langsung mencari dan melakukan konsultasi daring tanpa dites PCR di laboratorium yang terafiliasi dengan Kemenkes. Karena, kami perlu verifikasi apakah yang bersangkutan benar-benar sudah terpapar COVID-19," jelasnya.

Baca Juga: Catat! Ini Cara Dapat Obat COVID Gratis Lewat Telemedicine

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya