TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Manuver Politik Nasdem Karena Jatah Kursi Kabinet Tidak Menguntungkan?

Nasdem ancang-ancang hadapi Pemilu 2024?

IDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Jakarta, IDN Times - Pertemuan Partai Nasional Demokrat (NasDem) dengan sejumlah partai oposisi, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN), serta Partai Demokrat menjadi perhatian publik.

Masyarakat menilai, Nasdem tengah merancang koalisi baru di luar pemerintahan sebagai upaya memperkuat kedudukan politiknya. Partai yang dipimpin Surya Paloh ini mulai manuver politik sejak Partai Gerindra masuk Kabinet Indonesia Maju.

Baca Juga: Setelah Bertemu PKS, NasDem Juga Agendakan Bertemu PAN

1. Situasi politik saat ini tidak menguntungkan bagi Nasdem

IDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Menanggapi hal ini, Pengamat Politik Yusa Djuyandi menilai manuver politik Nasdem karena situasi politik yang kurang menguntungkan bagi partai tersebut.

"Saya melihat silaturahmi politik ini selain untuk menjaga hubungan baik antar-partai, juga karena situasi politik yang kurang menguntungkan bagi Nasdem," kata Yusa dikutip dari Antara, Rabu (6/10).

2. Jatah menteri yang diterima Nasdem kurang ideal

(Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh [tengah] dan Presiden PKS Shohibul Iman [kanan]). IDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Yusa menjelaskan, Nasdem berkontribusi cukup besar dalam memenangkan pasangan Joko “Jokowi” Widodo-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019. Namun, kursi kabinet yang diperoleh Nasdem kurang ideal.

"Jumlah kursi yang diperoleh Nasdem bisa dikatakan kurang ideal bagi mereka. Ini karena Gerindra pada akhirnya ikut berkoalisi," kata dia.

3. Nasdem sedang merancang koalisi untuk Pemilu 2024?

ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Selain iklim politik yang tidak menguntungkan, kata Yusa, Nasdem juga mungkin tengah berupaya membangun komunikasi politik menjelang Pemilu 2024.

Manuver politik Nasdem pernah dilakukan jauh sebelum Pilkada Jawa Barat 2018. Jauh sebelum partai politik mengusung Ridwan Kamil sebagai calon gubernur, Nasdem sudah lebih dulu mendukungnya.

Pada akhirnya, PPP, PKB, dan Partai Hanura berkoalisi dengan Nasdem mendukung pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum.

4. Nasdem akan bertemu PAN dan Demokrat

IDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Selain itu, Nasdem juga mengundang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Kongres Nasdem pada pekan depan di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat. PKS menjadi partai pengusung Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada Pilgub DKI 2017, ditambah PAN saat putaran kedua.

"Komunikasi politik bisa dibangun oleh Nadem kepada PKS dan PAN, atau bahkan mungkin kelak Gerindra untuk melihat seperti apa prospek Anies pada 2024," kata Yusa.

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menggelar silaturahmi politik ke kantor DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10). Dalam pertemuan itu, kedua elite partai membahas soal demokrasi di Indonesia ke depan, melalui pendekatan etika politik.

Surya Paloh juga disebut-sebut akan bertandang ke kantor DPP PAN dan Partai Demokrat. Benarkah Nasdem siap keluar dari koalisi? 

Baca Juga: NasDem Gelar Kongres, Anies Baswedan: Insya Allah Selalu Datang

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya