TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apa Alasan Anies Gelar Upacara 17 Agustus di Pulau Reklamasi?

Fraksi PDI Perjuangan tak setuju dengan keputusan Anies

Twitter.com/AniesBaswedan

Jakarta, IDN Times - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan baru saja mengeluarkan Instruksi Gubernur Nomor 71 Tahun 2019 tentang pelaksanaan upacara hari ulang tahun Indonesia ke-74 di Pantai Maju, Jakarta Utara atau Pulau D Reklamasi, pada Senin (12/8).

Dua hari setelahnya, Anies baru buka suara terkait instruksi tersebut. Lalu, apa alasan Anies?

1. Sebagai simbol tanah reklamasi punya negara

IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Anies menjelaskan, dulu tanah reklamasi tertutup dari publik. Bahkan, jurnalis pun tak bisa masuk ke dalam kawasan tersebut karena dijaga ketat seakan-akan milik swasta.

Ia mengklaim akan mengubah kawasan itu menjadi terbuka untuk umum karena sudah menjadi lahan milik Republik Indonesia.

"Untuk menyimbolkan kepemilikan negara, bukan milik pribadi, maka kita menyelenggarakan upacara di sana," jelas Anies usai rapat Paripurna DPRD DKI Jakarta, Rabu (14/8).

Baca Juga: Anies Terbitkan Instruksi Upacara 17 Agustus di Pulau Reklamasi

2. Tak ada kawasan eksklusif di Indonesia

IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI 2014-2016 itu menegaskan bahwa tidak ada wilayah eksklusif dan tertutup di Jakarta karena semua milik Indonesia.

"Kita selenggarakan upacara bendera di tempat itu menandai bahwa tanah di bawah kibaran merah putih," kata Anies.

3. PDI P tak setuju dengan Instruksi Anies

(Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono) Instagram.com/@gembongwarsono

Ketua fraksi PDI Perjuangan Gembong Warsono menilai langkah Anies melaksanakan upacara 17 Agustus di Pulau Reklamasi merupakan langkah politis. Ia pun tak setuju dengan instruksi Anies itu.

"Kita jauh lebih setuju apabila pelaksanaan upacara kemerdekaan dilakukan di Balai Kota dan Monas. Itu jauh lebih sakral dibandingkan di pulau yang kontroversi, Pak Anies harus menangkap itu. Bahwa apapun faktanya, pulau itu masih mempunyai kontroversi di masyarakat, ngapain Pak Anies mencoba membuat kegiatan di tengah-tengah lahan yang notabene masih dipersoalkan masyarakat," jelas Gembong ketika kepada wartawan.

Baca Juga: Temui Jokowi di Istana, Anies Baswedan Laporkan Perkembangan Formula E

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya