Penyuap Edhy Prabowo: Ekspor Benur Gak Ada Untungnya!
Lalu, kenapa masih mau ekspor ya?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Penyuap mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, Suharjito, mengungkapkan bisnis ekspor benih lobster atau benur tidak menguntungkan. Sebab, biayanya mahal dan risiko dari bisnis tinggi.
Hal itu diutarakan Suharjito dalam sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Rabu (5/5/2021). Suharjito hadir dalam persidang perkara ekspor benur dengan terdakwa Edhy.
Baca Juga: Penyuap Edhy Prabowo Divonis 2 Tahun Bui, Lebih Ringan dari Tuntutan
Suharjito menjelaskan terkait harga ekspor benur ditentukan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Menurutnya, harga itu terlalu mahal.
"Iya (kemahalan). Jadi sebelum itu kita sudah hitung sampe plastik kita hitung," kata dia saat bersaksi di persidangan, Rabu (5/5/2021).
Suharjito menilai biaya ekspor benur seharusnya hanya berkisar Rp300 per ekor. Namun, biayanya menjadi Rp1.800 per ekor karena ada hitungan biaya yang harus dibayarkan ke PT ACK.
"Ya kita kan memang bisnis sudah kita menghitung itu kemahalan, tapi di dalam kemahalan itu tentunya karena ada keuntungan 1.500. Nah 1.500 itu memang ACK yang mengerjainya," ujarnya.
1. Suharjito sebut biaya yang ditentukan KKP kemahalan
Baca Juga: Daftar Belanja dan Aliran Dana Dugaan Suap Ekspor Benur Edhy Prabowo