TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pasigala: Rekonstruksi Pascabencana Sulteng Harus Ada Mikro Zonasi

Peta berskala kecil jadi kebutuhan mendesak

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Jakarta, IDN Times - Pasigala Centre menolak detail land use planning dalam rencana rehabilitasi dan rekonstruksi di wilayah Palu, Sigi, Donggala, dan Parigi Moutong. Menurut Sekjen Pasigala Centre, Andika, detail land use planning harus disertai peta mikro zonasi dan penanda titik rawan bencana secara spesifik.

"Kami menolak penetapan land use planning bila tidak ada rencana mikro zonasi. Sebab, hal itu berpotensi pada timbulnya masalah hak keperdataan dan mitigasi bencana," ujar Andika dalam keterangan tertulis, Kamis (31/1).

Baca Juga: KPK Kecam Korupsi Proyek Pengadaan Air Minum di Palu

1. Penetapan zonasi menciptakan keresahan

IDN Times/Rehuel Willy Aditya

Menurut Andika, penetapan zonasi dengan kategori tingkat kerawanan berdasarkan indeks berbasis warna telah menciptakan keresahan di tingkat warga korban. Keberadaan peta berskala 1:250.000 dinilai belum detail.

"Dibutuhkan mikro zonasi dalam peta setidaknya berskala 1:5000," ungkapnya.

2. Peta berskala detail bisa menjelaskan posisi kerawanan

IDN Times/Rehuel Willy Aditya

Andika mengatakan, peta berskala detail dibutuhkan karena bisa menjelaskan posisi kerawanan. Misalnya, lokasi potensi likuifaksi yang tidak boleh dibangun, rawan longsor, patahan, tsunami dan lain-lain.

"Bukan indeks warna makro yang tidak informatif seperti sekarang ini," terang Andika.

Baca Juga: Mengharukan: 30 Anak Korban Gempa Palu Berkumpul Lagi dengan Keluarga

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya