Cerita 8 Hari Isolasi di Wisma Atlet
"Wisma rame banget. Orang sakit lebih banyak dari dokternya"
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Nama Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta Pusat, mendadak jadi perhatian kala pandemik COVID-19 melanda Indonesia sejak Maret tahun ini.
Awalnya difungsikan sebagai tempat menginap para atlet dunia saat pagelaran Asian Games 2018, Wisma Atlet lantas disulap Pemerintah Indonesia untuk menjadi Rumah Sakit Darurat (RSD) guna merawat dan mengurus pasien yang terkonfirmasi positif terjangkit virus corona di ibu kota.
Tak sedikit cerita beredar tentang bagaimana situasi di Wisma Atlet yang kini jadi RSD untuk mengurus pasien-pasien positif COVID-19 di Indonesia. Dan untuk kali ini, IDN Times akan berbagi cerita dari salah seorang pasien positif COVID-19 yang baru saja menyelesaikan masa isolasinya di Wisma Atlet pada bulan Agustus kemarin.
Inilah cerita IBS (23 tahun), seorang pemuda rantau dari Medan yang tinggal di Daan Mogot, Jakarta Barat. Terjangkit virus yang awal mula muncul di Wuhan, Tiongkok ini, IBS sempat menjalani isolasi selama 9 hari di Wisma Atlet, Kemayoran. Kepada IDN Times, IBS menceritakan kisahnya selama isolasi di sana.
"Gue OTG (Orang Tanpa Gejala). Awalnya tuh meriang. Gue kira mau tipes, karena sering begadang sebelum sakit. Akhirnya ke puskesmas tuh, katanya di sana juga gejala tipes. Terus dibilangin, kalau 3 hari gak sembuh, mending ke rumah sakit. Nah setelah 3 hari ternyata gak sembuh, akhirnya gue ke rumah sakit. Awalnya cek darah, terus hasil tipes, DBD, dan TBC ternyata negatif. Kadung udah di RS, akhirnya swab sekalian dan ternyata hasilnya positif," jelas IBS kepada IDN Times, Rabu (9/9/2020).
Setelah terkonfirmasi positif itu pula, kisah IBS jalani proses perawatan dan penyembuhan akhirnya berlanjut di Wisma Atlet.
Baca Juga: Kabar Baik! OTG COVID-19 Kini Bisa Isolasi Mandiri di Wisma Atlet
1. Isolasi 8 hari di Wisma Atlet, bagaimana rasanya?
Kepada IDN Times, IBS sendiri mengaku proses ia masuk ke Wisma Atlet tidak rumit dan relatif mudah. Namun, ia juga bercerita sedikit hal yang mungkin jadi kendala pelayanan di RSD untuk COVID-19 itu.
"(Masuknya) gak ribet, sih, cuma sampai Wisma-nya itu ramai banget. Kasihan, sih. Orang yang sakit lebih banyak dari jumlah dokter atau petugasnya. Itu yang bikin antrean panjang banget. Gue sampai di Wisma Atlet tanggal 28 Agustus, jam 1 siang. Itu baru dapat kamar dan masuk kamar isolasi sekitar jam 9 malam," ujar IBS.
Lebih lanjut, IBS juga menjelaskan bagaimana aktivitasnya selama di Wisma Atlet dan apa saja yang dirasakannya. Salah satu yang jadi perhatian, jaringan internet di Wisma yang terbatas dan sempat bikin ia merasa terpenjara.
"8 hari benar-benar kehidupan cuma di kamar, ke poliklinik buat tes tensi, terus ke kamar lagi, lanjut tidur. Di Wisma Atlet tuh internet terbatas banget, bahkan mau teleponan saja susah. Kayak dipenjara rasanya hahaha," kata IBS terkait masa isolasi di Wisma Atlet.
Baca Juga: Wisma Atlet untuk Karantina Beda Lokasi dengan RS Darurat Wisma Atlet