TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menteri Luhut: Indonesia Sedang Berkembang, Masak Dibilang akan Punah

Iklim investasi di Indonesia disebut Luhut sedang bagus

IDN Times/Isidorus Rio Turangga

Jakarta, IDN Times - Dalam acara yang dihelat Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) di Kantor Kementerian PPN/Bappenas pada Selasa sore (18/12), hadir Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, serta Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro.

Kedua menteri ini membahas tentang dampak ekonomi setelah terselenggaranya Annual Meeting World Bank-IMF 2018 di Bali pada 8-14 Oktober 2018 lalu. Pada sore tadi, secara khusus, Menteri Luhut juga menjabarkan proyek-proyek investasi apa saja yang sedang dan telah diteken oleh pemerintah dengan investor asing.

Baca Juga: Di Depan Kader Gerindra, Prabowo: Kalau Kita Kalah, Negara Punah

1. Perang dagang Amerika Serikat-China menguntungkan Indonesia

IDN Times/Isidorus Rio Turangga

Salah satu topik bahasan yang menghangat di sektor perekonomian dunia adalah adanya perang dagang antara dua kekuatan besar ekonomi dunia, Amerika Serikat (AS) dan China. Namun bagi Luhut, perang dagang antara keduanya justru menguntungkan Indonesia.

"Adanya trade wars antara AS-China itu sebenarnya sedikit untungkan kita. Ini membuka peluang relokasi industri dari beberapa negara, seperti Taipei (Taiwan) misalnya, menuju ke Indonesia, yang bertujuan untuk menghindari perang dagang ini," ujar Luhut.

2. Annual Meeting World Bank-IMF sangat menguntungkan iklim investasi Indonesia

IDN Times/Isidorus Rio Turangga

Sebagai Ketua Panitia Nasional Penyelenggaraan World Bank-IMF, Luhut juga menjelaskan dampak positif yang dirasakan pemerintah selepas acara berskala internasional itu. Disebutkan olehnya, berkat acara World Bank dan IMF tersebut, Indonesia mendapatkan kepercayaan dari investor luar negeri.

"Sekarang, sangat mudah menjual peluang investasi di Indonesia. Saya berpikir, dengan kondisi ini, seharusnya ya kita berpikir untuk jadi pemain global di perekonomian dunia. Selain itu, World Bank dan IMF sudah beri rekomendasi yang paling tinggi untuk Indonesia," ungkap Luhut.

3. Hyundai ingin investasi di sektor mobil listrik

IDN Times/Isidorus Rio Turangga

Seperti diketahui, pemerintah saat ini tengah mengembangkan proyek kendaraan bermotor tenaga listrik dengan menggunakan baterai lithium. Hal ini yang diakui Luhut membuat produsen mobil asal Korea Selatan, Hyundai, kepincut untuk investasi di sektor ini.

'Kemarin waktu saya ke Korea Selatan, saya bertemu perwakilan Hyundai yang ingin investasi ke kita di sektor mobil listrik. Ini sesuatu yang positif ya. Saat ini, pemerintah sedang membangun pabrik untuk memproduksi baterai lithium untuk sepeda motor dan mobil listrik di Morowali. Saat ini memang kita masih impor baterai lithium itu, tapi insyaallah akhir tahun ini, kita sudah bisa produksi sendiri, ini yang akan membuat peluang relokasi industri ke Indonesia meningkat peluangnya," ujar Luhut lagi.

4. Indonesia punya sumber daya alam untuk jadi produsen baterai lithium

IDN Times/Isidorus Rio Turangga

Disebutkan lagi oleh Luhut, pemerintah juga optimistis dengan peluang investasi di sektor kendaraan bermotor tenaga listrik karena Indonesia memiliki sumber daya alam yang cukup melimpah untuk jadi produsen baterai lithium.

"Kita punya sumber daya alam berupa nikel dan kobalt, itu salah satu bahan pokok untuk memproduksi baterai lithium. Hal ini saya rasa penting untuk yakinkan investor sebagai upaya melakukan building trust agar mereka tertarik relokasi industri dan bangun pabrik perakitan di sini," kata Luhut.

Lebih lanjut, politis PDIP ini juga menjabarkan beberapa perusahaan gawai di dunia yang tengah didekati pemerintah agar tertarik bangun pabrik di sini. "Saat ini, kami tengah mendekati Huawei, Samsung, dan Apple untuk bangun pabrik perakitan di sini," ucap pria yang pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan ini.

Baca Juga: Luhut Soal Tenaga Kerja Asing: Tidak Hanya dari China

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya