TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bikin Bangga! Profesor dari Indonesia Digelari Dosen Terbaik di Jerman

Hasil karyanya banyak digunakan kota-kota di Eropa, lho!

Hendro Wicaksono (kedua kanan) profesor asal Indonesia bersama para dosen di Jerman saat memberikan materi pembelajaran di internet di masa pandemi COVID-19 (ANTARA/HO-KBRI Berlin)

Jakarta, IDN Times - Seorang profesor asal Indonesia, Hendro Wicaksono, menerima penghargaan sebagai dosen terbaik bertitel Teacher of The Year 2020. Penghargaan ini diraih Hendro atas prestasinya yang luar biasa dalam proses pembelajaran dari Universitas Jacobs, Bremen, Jerman.

Melansir dari ANTARA, dalam sertifikat disebutkan bahwa Hendro telah berhasil menjadikan metode pembelajaran daring secara intrinsik memuaskan bagi para mahasiswa dan menjadi pengalaman berharga untuk mereka. Hal ini disampaikan pejabat Pensosbud KBRI Berlin Hanan Hadi pada Senin (7/9/2020).

1. Hendro sebut transformasi digital bergerak cepat di masa pandemik

Universitas Jacobs Bremen, Jerman (website/jacobs-university.de)

Dalam masa-masa pandemik COVID-19, penilaian terhadap dosen di Universitas Jacobs ini juga dilakukan atas proses pembelajaran daring. Hendro dinilai berhasil memberikan perkuliahan secara persuasif kepada mahasiswa.

Selain itu, metode yang digunakan juga mendorong antusiasme tinggi para mahasiswa untuk melakukan pembelajaran secara virtual. Menurut Hendro, di masa pandemik COVID-19 ini transformasi digital memang bergerak cepat.

"Kita dengan mudah dapat mempelajari konsep-konsep dan teknologi baru lewat internet," ujar dia.

Baca Juga: Polemik Ekspor Ganja, Berikut Saran dari Profesor di Aceh

2. Hendra sebut tugas dosen tak hanya penyampai ilmu tapi juga menjadi inspirasi

Pexels/ICSA

Menurut Hendro, konsep gamification dan virtual reality dapat berinteraksi dengan materi pembelajaran yang akan jadi menyenangkan. Kondisi pandemik yang seolah memungkinkan ilmu dapat diterima tanpa pertemuan tatap muka dengan dosen menjadi tantangan bagi para dosen.

"Seorang dosen tidak hanya sebagai penyampai ilmu, tapi juga peramu dan membawa ilmu," kata Hendro.

Dia menyebutkan media seperti internet game virtual reality dan lainnya hanya sebagai perantara.

Sosok dosen, menurut Hendro, harusnya juga menjadi inspirasi bagi para mahasiswa untuk belajar lebih dari materi yang diajarkan dan memiliki jalur karier yang berkaitan dengan materi yang telah diajarkan. Komponen menjadi inspirasi ini yang menurut Hendro tidak dapat tergantikan media digital seperti internet, game, virtual reality, dan lainnya.

3. Profil singkat dan karya Hendro Wicaksono

Pexels.com/Ingo Joseph

Hendro sendiri memiliki gelar lengkap Prof. Dr-Ing. Gelar ini diraihnya di bidang teknologi mesin dari Institut Teknologi Karlsruhe, Jerman. Hendro dinobatkan sebagai profesor di Universitas Jacobs, Bremen, ketika usianya masih 38 tahun.

Melansir dari laman LinkedIn-nya, Hendro telah bekerja di Universitas Jacobs Bremen sejak Januari 2018 lalu. Dia juga diketahui sempat menjadi dosen tambahan di Universitas Airlangga Surabaya sepanjang tahun 2019.

Selain menjabat sebagai dosen, Hendro juga menjabat sebagai Head of Research Group for Intelligent Data Management for Industry 4.0 (INDEED) di kampus tersebut.

Pada 2013 lalu, Hendro mengembangkan sistem yang meningkatkan efisiensi penggunaan energi berbasis artificial intelligence. Sistem ini lantas digunakan di sejumlah gedung di Jerman, di Eindhoven, Belanda, serta di Sevila dan Barcelona yang berada di Spanyol.

Pada 2014, Hendro membuat sistem serupa dengan fitur tambahan utilitas di smartphone dan penggunaan berbagai macam sensor. Sistem ini bahkan digunakan di sejumlah kantor pemerintahan di Jerman termasuk Baden-Württemberg. Setelah terus dikembangkan hingga tahun 2016, sistem ini digunakan sebagai sistem smart city di Cambridge, Inggris, Sevilla, Spanyol, dan Lizaello di Italia.

Baca Juga: Kisah Profesor Zainal Positif COVID-19 di Semarang Dikucilkan Warga

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya