Smart Locker, Cara Efektif Distribusikan Zakat di Masa Pandemik
Jadi simpel, praktis, dan mudah!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Seperti diketahui, zakat merupakan rukun Islam keempat yang penting bagi kesejahteraan dan tegaknya keadilan sosial ekonomi umat. Nah, rupanya pendistribusian zakat ternyata bisa juga dilakukan menggunakan teknologi lho, salah satunya menggunakan smart locker atau loker pintar dengan menggunakan pemanfaatan Internet of Things (IoT).
Dikutip dari hasil riset yang dikeluarkan Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Kemenag), IoT merupakan teknologi yang mampu mengoneksikan suatu peralatan dengan internet untuk menjalankan berbagai fungsi. Suatu objek memiliki kemampuan mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia atau manusia ke komputer. Untuk lebih detailnya, yuk simak di bawah ini!
Baca Juga: Sosialisasi Produk Halal Belum Efektif, Kemenag: Manfaatkan Medsos
1. Smart locker digunakan sebagai tempat penyimpan zakat
Smart locker berfungsi sebagai wadah zakat bagi para pemberi zakat (muzaki) yang akan menyalurkan zakat dan bagi penerima zakat (mustahik) yang akan mengambil zakat. Smart locker digunakan sebagai tempat penyimpan zakat yang biasanya berupa bahan makanan pokok, seperti beras, gula, minyak goreng, dan mi instan, yang diberikan muzaki kepada mustahik.
Agar mudah diakses mustahik, smart lockers ditempatkan di area masjid. Smart lockers dapat digunakan mustahik dengan menggunakan kartu/gelang Radio Frequency Identification (RFID) yang telah didaftarkan sebagai penerima zakat.
Para muzaki dan mustahik akan didata pada sistem database. Setelah itu, akan dibuat kartu RFID yang berfungsi sebagai kartu tanda pengenal yang akan digunakan untuk memberikan zakat kepada muzaki dan digunakan untuk mengambil zakat kepada mustahik.
Baca Juga: Kemenag Evaluasi Pembangunan Agama di Indonesia Barat, Ini Hasilnya