TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ganjar Beberkan 5 Prioritas Strategi Politik Luar Negeri

Ganjar ingin Indonesia jadi lumbung pangan dunia

Ganjar Pranowo (IDN Times/Aryodamar)

Jakarta, IDN Times - Calon presiden (capres) dari PDI Perjuangan (PDIP), Ganjar Pranowo, membeberkan lima prioritas strategi politik luar negeri, yakni Indonesia menjadi lumbung pangan dunia, kemandirian energi, kedaulatan maritim, save haven industrialisasi, dan perlindungan warga negara Indonesia (WNI).

"Saya akan mengambil beberapa poin yang sangat penting saja, bagaimana pemaknaan politik luar negeri kita yang bebas aktif yang dilakukan melalui lima isu utama yang terkait, tentu untuk kepentingan nasional kita," ujar Ganjar di Centre for Strategic and International Studies (CSIS), dikutip Rabu (8/11/2023).

Baca Juga: MKMK Copot Anwar Usman dari Ketua MK, TPN Ganjar: Kami Harap Dipecat

Baca Juga: Reaksi Ganjar Usai Jokowi Sindir Banyak Drakor Jelang Pemilu 2024  

1. Indonesia baru bisa memproduksi beras 6,9 juta ton per hektare

ganjar Pranowo di acara musik Pestapora (IDN Media/Herka Yaris)

Dalam kesempatan itu, Ganjar menyebut, petani Indonesia baru bisa memproduksi beras 5,9 ton per hektare. Padahal, dalam riset yang dilakukan, lahan di Indonesia bisa memproduksi 12 ton beras per hektare.

"Kalaulah bisa meningkatkan 7 ton saja, maka produksi itu sudah sangat luar biasa," kata dia.

Yang kedua, kata Ganjar, terkait dengan kemandirian energi, bisa berkolaborasi dengan negara-negara sahabat. Tujuannya, berupaya bersama-sama dalam menyelesaikan masalah energi.

Ganjar juga menekankan mengenai hilirisasi industri, mulai dari nikel hingga minyak kelapa sawit. Menurutnya, Indonesia adalah negara di ASEAN yang jumlah listriknya surplus.

"Kita ada surplus listrik yang dalam konteks ASEAN, sebenarnya kita juga bisa mendorong listrik itu untuk bisa kita ekspor," ucap dia.

Baca Juga: Ganjar Ingin Nama Pulau-Pulau Terluar Pakai Bahasa Indonesia

2. Komitmen akan melakukan kedaulatan maritim

Bacapres dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo hadir di Rakernas IV PDIP (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Ketiga, Ganjar mengaku ingin Indonesia berdaulat di wilayah maritim. Salah satunya dengan mengganti nama-nama pulau di Indonesia semuanya menggunakan Bahasa Indonesia.

"Maka kalau kita melihat anggaran pertahanan negara-negara yang ada di Asia saja, sudah meningkat cukup tinggi, dan tentu saja kita harus mengoptimalkan kerja sama dan perjanjian internasional ini untuk menguatkan posisi Indonesia, dan ada beberapa hal yang menjadi catatan penting kami, penggunaan nama Bahasa Indonesia untuk pulau-pulau terluar," ujar Ganjar, dikutip Rabu (8/11/2023).

"Sehingga, yang toponimi melakukan inventarisasi pulau-pulau kecil rasanya penting, pengalaman (Pulau) Sipadan, Ligitan, kalau kita bicara dari sisi sejarahnya wah, perdebatannya panjang sekali, bagaimana menamai pulau itu, apa mata uang di sana dan kultur apa yang berkembang di sana," sambungnya.

Keempat, Ganjar melanjutkan, ia akan fokus terhadap industrialisasi. Perang dagang antara Amerika Serikat dan China berdampak pada rantai pasok terganggu. Hal itu menyebabkan sejumlah komponen terganggu.

"Di samping itu, kita harapkan Indonesia menjadi HUB-nya untuk manufaktur alternatif. Ini kalau kita bicara kepentingan nasional, kita punya hal-hal yang bisa menjadi modalitas kita dengan beberapa negara, apalagi dengan negara yang memang punya relasi dekat dengan komponen industri tertentu atau sumber daya tertentu," kata dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya