TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kemenkes: Meski Sudah Divaksin, Protokol Kesehatan Harus Tetap Dijaga

Orang yang sudah divaksin berpotensi tertular COVID-19

ilustrasi Penyuntikan Vaksin (ANTARA FOTO/AAP Image/David Mariuz via REUTERS)

Jakarta, IDN Times – Juru Bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Siti Nadia Tarmizi membeberkan sejumlah alasan mengapa orang yang sudah divaksinasi COVID-19 masih harus menjaga protokol kesehatan dengan baik. Salah satu alasannya yaitu guna mencegah tertular virus tersebut.

“Pertama vaksin kita itu baru pada populasi-populasi tertentu artinya pada kelompok Nakes (tenaga kesehatan), pada pemberi pelayanan publik dan pada lansia, yang kalau kita total dengan seluruhnya dengan target kita 181,5 juta, itu masih 7 persen,” kata Nadia dalam zoom meeting Perspektif Indonesia yang digelar Smart FM Network dan Populi Center pada Sabtu (19/6/2021).

“Ini yang seringkali masyarakat tidak sadari. Artinya tuh masih cukup jauh perjalanan kita untuk mencapai orang disekitar kita yang kemungkinan sajalah misalnya tiga dari satu orang itu sudah divaksin. Itu masih sangat jauh ya,” lanjutnya.

Baca Juga: Dalai Lama Vaksinasi COVID-19, Imbau Lainnya untuk Vaksinasi

1. Orang yang sudah divaksinasi masih bisa tertular

Ilustrasi vaksinasi COVID-19 (ANTARA FOTO/Jojon)

Dalam pemaparannya, Nadia menyebut orang yang sudah divaksinasi masih memiliki kemungkinan untuk tertular COVID-19 karena di lingkungan sekitar mereka masih banyak orang yang tidak divaksinasi.

“Masih banyak orang yang tidak punya kekebalan. Masih banyak orang yang kalau kita mau lihat lagi, yang merupakan OTG, artinya dia bisa saja tidak bergejala tapi sebenarnya dia positif COVID-19,” tuturnya.

Nadia juga menyebut bahwa meski kasus COVID-19 masih terus meningkat, faktanya di lapangan masih banyak orang yang tidak menerapkan protokol kesehatan dengan benar. Hal ini berpotensi membuat penularan lebih tinggi.

“Apalagi kita tahu bahwa COVID-19 itu ini kan virusnya paling senang dan paling bahagia dia kalau orang banyak mobilitas. Artinya makin banyak orang bertemu, berinteraksi, di situlah virus itu pindah dari satu orang ke orang lainnya,” katanya.

Baca Juga: Potret Limbah Medis Vaksinasi Berserakan di Lokasi Vaksinasi di Banten

2. Ancaman tertular virus corona masih tinggi

Relawan Indonesia Bersatu Lawan COVID-19 melakukan tes cepat COVID-19 (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Saat ini, kata Nadia, vaksin yang diterima segelintir orang hanya bisa memberikan perlindungan pada mereka yang sudah divaksin, bukan kepada masyarakat luas.

“Tapi proteksi kepada diri kita ini pasti nggak akan cukup kuat kalau misalnya hanya satu kita sendiri yang divaksin, tapi seribu orang di sekitar kita itu tidak divaksin. Pasti serangan virusnya jauh lebih kencang daripada diri kita yang bisa melawan sendiri,” katanya.

Ia mengumpamakan kondisi segelintir orang yang sudah divaksinasi layaknya seorang tentara yang sedang menghadapi pertempuran di medan perang. Di mana mereka memiliki banyak musuh untuk di lawan.

“Kalau umpama perang lah ya, kalau satu tentara dilawan, nggak usah sampai 1000 deh, sampai 50 orang ya pasti kalah,” katanya.

Baca Juga: [LINIMASA] Perkembangan Vaksinasi COVID-19 di Indonesia

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya