TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Fakta Menarik Cianjur, Kota Santri Jawa Barat yang Rawan Gempa

Cianjur memiliki banyak fakta menari

Situs Gunung Kasur, Cianjur (instagram.com/kabarcipanas)

Jakarta, IDN Times - Kabupaten Cianjur tengah diselimuti duka yang mendalam pascadiguncang gempa dengan magnitudo (M) 5,6 pada Senin (21/11/2022). Bencana alam ini telah merenggut ratusan korban jiwa, hingga kerusakan bangunan.

Di sisi lain, terdapat fakta-fakta menarik mengenai Kabupaten Cianjur, mulai dari letak geografisnya yang rawan gempa hingga terkenal dengan kota Santri. 

Berikut rentetan fakta menarik tentang Kabupaten Cianjur, yang dirangkum IDN Times dari beberapa sumber, Selasa (22/11/2022).

Baca Juga: Menko PMK: Gempa Susulan Cianjur Terjadi 122 Kali, Berangsur Melemah

1. Cianjur termasuk kawasan rawan gempa bumi dan longsor

Sejumlah pegawai mengevakuasi rekannya yang terluka saat gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,6 di Bunikasih, Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022). (ANTARA FOTO/HO/Humas BPBD Cianjur)

Mengutip dari situs web resmi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), vsi.esdm.go.id, terungkap fakta bahwa Kabupaten Cianjur memang terletak pada kawasan rawan bencana gempa bumi tinggi. 

Hal itu dikarenakan wilayah tersebut secara umum tersusun oleh endapan kuarter berupa breksi gunung api, lava, tuff, dan aluvial sungai. Namun, endapan kuarter tersebut bersifat lunak, lepas, belum kompak dan mudah memperkuat guncangan, sehingga rawan gempa bumi.

Sementara itu, daratan Cianjur bagian selatan terdiri dari bukit-bukit kecil diselingi pegunungan-pegunungan yang melebar ke samudera Hindia. Tentu tanahnya bersifat labil, sehingga berpotensi terjadinya gempa bumi dan longsor.

2. Beras pandanwangi membuat Cianjur dijuluki Kota Beras

Ilustrasi beras. kemendag.go.id

Beras pandanwangi sudah menjadi ikon bagi Cianjur, Jawa Barat. Bukan tanpa alasan, beras ini menjadi khas Cianjur lantaran memiliki varietas yang berbeda dengan beras jenis lainnya.

Sebab, beras tersebut merupakan salah satu varietas padi bulu yang mampu menciptakan nasi memiliki aroma pandan, maka beras ini dinamakan beras pandanwangi. Bahkan, membuat Cianjur dijuluki sebagai kota beras.

Hal itu juga merupakan salah satu alasan berdirinya Kampung Budaya Padi Pandanwangi yang terletak di jalan Jambudipa, Mekarwangi, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur. Upaya ini untuk memperkenalkan beras pandanwangi ke masyarakat luas dan membuktikan bahwa beras tersebut bagian kearifan lokal dari Cianjur.

Baca Juga: Detik-Detik Gempa Cianjur, Langsung Mati Lampu dan Barang Berjatuhan

3. Situs Gunung Padang zaman megalitikum masih ada di Cianjur

Gunung Padang Cianjur (Istimewa)

Cianjur juga mempunyai tempat wisata bersejarah bernama Situs Gunung Padang. Situs ini salah satu peninggalan masa prasejarah, tepatnya masa zaman batu besar megalitikum yang berbentuk punden berundak. Tinggalan bebatuan ini dulunya dijadikan nenek moyang sebagai tempat pemujaan.

Karena itu, Situs Gunung Padang menjadi destinasi yang unik untuk dikunjungi, karena memiliki latar belakang sejarah yang kuat. Tempat wisata ini berlokasi di perbatasan Dusun Gunung Padang dan Panggulaan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.

Berdasarkan salah satu situs resmi Kemendikbud, petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id, sejak tahun 2014, Situs Gunung Padang telah ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya berperingkat nasional.

4. Cianjur juga identik dengan tauco

resepkoki.id

Cianjur juga sangat identik dengan tauco, bahkan orang-orang sering menyebutnya sebagai kota tauco. Makan ini dijadikan sebagai bumbu masakan, yang terbuat dari biji kedelai yang telah direbus, dihaluskan, diaduk dengan tepung terigu, lalu difermentasi.

Tauco sendiri pertama kali masuk ke daerah Cianjur pada tahun 1880, yang dipopulerkan oleh seorang pedagang asal Tiongkok bernama Tan Kei Hian dan istrinya Tjoa Kim Nio. 

Sepasang suami-istri tersebut membuat toko tauco di Cianjur bernama "Tauco No 1 Cap Meong Nyonya Tasma", yang masih eksis hingga saat ini. Nama asli tauco sebenarnya adalah tao tsioe, namun mengalami perubahan pelafalan menjadi tauco setelah masuk ke daerah Cianjur.

Baca Juga: Akses ke Cianjur Tersendat, Puluhan Ambulans Sibuk Bawa Korban Gempa

5. Kota Santri di Jawa Barat

Ilustrasi pondok pesantren. IDN Times/Galih Persiana

Banyaknya pondok pesantren (ponpes) yang berdiri di Cianjur, termasuk salah satu penyebab wilayah ini dijuluki sebagai Kota Santri. Ponpes di Cianjur kini jumlahnya telah mencapai angka ribuan.

Sebenarnya, Cianjur memang sudah menjadi daerah agamais dan Kota Santri sejak didirikan oleh Sunan Gunung Jati pada tahun 1579. 

Pada tahun 1580, Sunan Gunung Jati membangun Masjid Agung dan istana Darussalam Martapura, yang menjadi pusat kerajaan Islam Sunda. Kala itu, Cianjur ini dibangun oleh para ulama dan santri terdahulu yang gencar menyebarkan sekaligus mengembangkan syiar Islam.

6. Slogan saat ini 'Cianjur Manjur'

Udara Jalan Pantai Selatan (Pansela) di Kecamatan Ciandum, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/aww).

Kota Santri ini juga sempat memiliki slogan Gerakan Pembangunan Masyarakat Berakhlakul Karimah (Gerbang Marhamah). Bahkan, di bawah kepemimpinan Bupati Wasidi Swastomo pada 2006, para pegawai pemerintahan di daerah ini harus mengenakan busana muslim.

Namun seiring berjalannya waktu, slogan ini juga berubah saat Cianjur dipimpin Irvan Rivano Muchtar periode 2016-2021. Irvan membuat slogan "Cianjur Jago". Hanya saja, slogan ini sudah tidak terpakai lagi lantaran Irvan terkena operasi tangkap tangan (OTT) oleh KPK pada 2018 silam.

Kini Cianjur memiliki slogan "Cianjur Manjur" yang merupakan harapan akan terciptanya masyarakat mandiri, maju, religius, dan berahklak mulia secara positif. Terlebih lagi, dalam membentuk kultural masyarakat Kabupaten Cianjur di masa depan.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya