Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times - Rumah produksi film dokumenter dari Indonesia, Watchdoc akhirnya menerima secara langsung penghargaan "Nobel” versi Asia, Ramon Magsaysay, yang tertunda dua tahun akibat pandemik COVID-19.
Panitia penghargaan tertinggi di Asia ini telah mengumumkan Watchdoc bersama empat pemenang lain pada Agustus 2021.
Baca Juga: WatchDoc Menang Penghargaan Ramon Magsaysay dari Filipina
1. Watchdoc dianggap berkontribusi bagi peradaban dan masyarakat di Asia melalui karyanya
Para penerima penghargaan Ramon Magsaysay 2021 yang penyerahannya sempat tertunda akibat pandemi. (Dok. Watchdoc) Penyerahan penghargaan Ramon Magsaysay berlangsung di Manila, Filipina, pada 11 November 2023, bertepatan dengan peringatan 65 tahun penghargaan yang diambil dari nama presiden ketujuh negara itu.
Sebagai pembuat film dokumenter dengan tema-tema sosial, politik, kemanusiaan, dan lingkungan, Watchdoc dianggap telah berkontribusi bagi peradaban dan masyarakat di Asia, melalui karya-karya yang berkualitas dan independen dalam mengangkat isu-isu publik.
“Di tengah informasi yang serba instan, bahkan merebaknya hoaks, Watchdoc mengkombinasikan film dokumenter, jurnalisme investigatif, dan mendistribusikannya melalui platform digital dan nonton bersama,” ujar Susan Afan, Presiden Yayasan Ramon Magsaysay Award, dalam keterangan tertulis, Selasa (14/11/2023).
Baca Juga: Ini 4 Hal Soal Dandhy Laksono, Pendiri Watchdoc yang Peduli Isu HAM
2. Watchdoc juga dianggap konsisten angkat isu-isu yang diabaikan media arus utama
Dandhy Laksono dan Edy Purwanto mewakili Watchdoc menerima penghargaan Ramon Magsaysay 2021 di Manila, Filipina. (Dok. Watchdoc) Rumah produksi yang didirikan jurnalis Dandhy Laksono dan Andhy Panca pada 2009 ini juga dianggap konsisten mengangkat isu-isu yang diabaikan media-media arus utama. Karena itu, panitia penghargaan Ramon Magsaysay memasukkan Watchdoc dalam kategori “Emergent Leadership”. Untuk pertama kalinya kategori ini diterima sebuah organisasi, bukan perorangan.
“Yang membanggakan bagi kami adalah penghargaan ini sebagai pengakuan kerja-kerja kolektif. Bukan pencapaian individual,” kata Dandhy Laksono, yang mewakili Watchdoc bersama produser senior, Edy Purwanto.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Karya-karya Watchdoc yang dianggap fenomenal di antaranya, "Sexy Killers" tentang jaringan bisnis dan politik industri energi batu bara yang sejak dirilis 2019 telah ditonton 37 juta kali.
Pada 2021, Watchdoc merilis "The EndGame" tentang kasus pemberangusan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) era pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo yang dalam satu bulan, ditonton di 1.500 lokasi layar tancap oleh warga secara swadaya.
Sebelumnya, pada 2015, "The Mahuzes" menggambarkan kehancuran hutan dan masyarakat adat Papua karena perkebunan sawit dan proyek food estate yang mengancam pangan lokal dan melanjutkan "politik beras".
Sebagian film-film ini diproduksi dengan hanya bersepeda motor berkeliling Indonesia yang diberi nama "Ekspedisi Indonesia Biru".
