BPOM: Antibodi Vaksin Dua Dosis Menurun Usai 6 Bulan Penyuntikan
Antibodi alami penurunan hingga di bawah 30 persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito mengatakan vaksin COVID-19 dua dosis yang diberikan sejak Januari 2021 lalu mengalami penurunan antibodi. Penurunan antibodi itu terjadi hingga di bawah 30 persen. Itu sebabnya pemberian vaksin booster atau dosis ketiga diperlukan untuk meningkatkan antibodi tersebut.
"Vaksin booster dibutuhkan untuk mempertahankan efikasi vaksin terhadap infeksi COVID-19. Hal ini juga sesuai dengan rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). Nantinya, juga akan ada program dari pemerintah di mana pemberian vaksin booster akan mendahulukan untuk populasi rentan yakni tenaga kesehatan, lansia dan immunocompromised," ujar Penny ketika memberikan keterangan pers secara daring pada Senin (10/1/2022).
Sementara, berdasarkan data dari Satgas Penanganan COVID-19, jumlah tenaga kesehatan yang telah menerima vaksin dosis ketiga mencapai 1.326.404. Mereka didahulukan untuk menerima vaksin dosis ketiga sejak pertengahan 2021, lantaran menjadi kelompok rentan ketika menghadapi varian Delta.
Penny juga menjelaskan vaksin booster masih efektif untuk menghadapi COVID-19 varian Delta. Meski demikian, Penny yakin bila daya tahan tubuh manusia kuat, maka galur COVID-19 apapun bisa dilawan.
Lalu, apa saja merek vaksin yang sudah diberikan izin penggunaan darurat (EUA) nya untuk booster?
Baca Juga: BPOM Beri Izin 5 Merek Vaksin untuk Booster
1. Daftar lima merek vaksin yang diberi izin BPOM untuk booster
Berdasarkan data yang disampaikan oleh Penny ada lima merek vaksin yang sejauh ini tergolong aman diberikan sebagai booster. Penelitian terhadap merek vaksin ini sudah dilakukan sejak November 2021 lalu.
Kalian perlu mencatat, apa merek vaksin awal dua dosis yang diterima pada 2021 lalu. Sebab, menurut BPOM tak semua merek vaksin bisa dicampur begitu saja. Berikut daftar merek vaksin yang dapat digunakan untuk booster dan merek mana saja yang dapat digunakan berbeda dengan dua dosis sebelumnya:
1. CoronaVac produksi PT Bio Farma (homolog)
Wajib digunakan dengan vaksin merek serupa 6 bulan lalu atau disebut homolog. Efek samping yang bakal dirasakan yakni reaksi lokal seperti nyeri, kemerahan dengan tingkat keparahan level 1 hingga 2. Antibodi meningkat 21 hingga 35 kali setelah 28 hari pemberian vaksin booster.
2. Pfizer (homolog)
Wajib digunakan dengan vaksin merek serupa 6 bulan lalu. Efek samping yang dirasakan yakni reaksi lokal, nyeri di bagian otot dan kepala hingga demam di level 1 hingga 2. Antibodi meningkat 3,3 kali setelah satu bulan.
3. AstraZeneca (homolog)
Wajib digunakan dengan vaksin merek serupa 6 bulan lalu. Antibodi meningkat hingga 3,5 kali setelah disuntikan
4. Moderna (homolog dan heterolog)
Editor’s picks
Bisa digunakan dengan vaksin merek serupa 6 bulan atau merek vaksin berbeda. Vaksin dosis pertama dan kedua yang bisa diberikan booster Moderna yakni AstraZeneca, Pfizer, Johnson & Johnson. Dosis yang diberikan hanya 1/2. Setelah disuntikan, antibodi meningkat 13 kali.
5. Zifivax (heterolog)
Bisa digunakan dengan vaksin yang berbeda dari vaksin dua dosis yang diberikan enam bulan lalu. Vaksin dosis pertama dan kedua yang dapat diberi Zifivax yakni SinoVac atau Sinopharm.
Baca Juga: Fakta-Fakta soal Vaksin Booster COVID-19 yang Perlu Kamu Tahu