Dokter Tirta: Vaksin Gratis Aja Banyak yang Gak Mau, Apalagi Mandiri
Hingga akhir Januari sekitar 170 ribu nakes yang divaksinasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Dokter Tirta Mandhira Hudhi mewanti-wanti program vaksin COVID-19 mandiri yang sedang disusun oleh pemerintah, malah akan membuat warga semakin enggan divaksinasi. Hal itu lantaran sejak awal masih banyak warga yang tidak paham tujuan dari vaksinasi COVID-19.
"It means edukasi kita baru mentok di media sosial. Padahal pengguna media sosial merujuk ke data statistik di BPS itu baru 30 persen rakyat di Indonesia. Bila kita berkunjung ke Indramayu, Manokwari, Danau Toba, Aceh, Medan, Batam atau mungkin Ponorogo, mereka itu gak akan paham definisi vaksin itu apa. Karena mereka gak paham edukasinya," ujar Tirta ketika berbicara di program "Ngobrol Seru" by IDN Times, Rabu (27/1/2021).
Ia menambahkan, selama program vaksinasi tidak disampaikan ke publik dengan baik, maka target untuk bisa menyuntik vaksin ke 181 juta warga pada 2021, tidak akan terealisasi. Pria yang kini menjadi relawan penanganan COVID-19 itu menambahkan, selama program vaksin gratis dari pemerintah belum selesai dan menjangkau publik, maka tidak ada manfaatnya vaksin mandiri didistribusikan ke perusahaan.
Ia menjelaskan, selama ini sudah terbentuk pola pikir yang keliru bahwa setelah divaksinasi maka warga akan kebal dari COVID-19. Padahal, kata dia, vaksin yang saat ini sedang diberikan ke publik hanya membuat mereka bisa beradaptasi dengan virus Sars-CoV-2.
"Jadi, perlindungan kita bila melihat dari sisi epidemiologis, hanya mengenakan masker, cuci tangan, dan jauhi kerumunan," tutur dia lagi.
Lalu, apa saran dokter Tirta agar banyak warga yang mau divaksinasi COVID-19?
Baca Juga: Anies: Selama Belum Ada Vaksin COVID-19, Vaksin Kita Adalah Masker
1. Berdayakan puskesmas untuk sosialisasi vaksin COVID-19
Salah satu cara yang diusulkan oleh Tirta agar lebih banyak warga yang mau disuntik vaksin yaitu memperbaiki cara sosialisasinya. Ia menyarankan agar memberdayakan puskesmas dalam sosialisasi vaksin COVID-19. Cara ini pernah ditempuh pada 1974 saat melakukan sosialisasi vaksin polio.
"Kita belum melakukan itu. Kami sudah berdiskusi dengan Dewan Ketahanan Nasional, BNPB, teman-teman nakes (tenaga kesehatan), mereka menjawab masih banyak yang menolak vaksin karena masih banyak yang tak paham soal efikasi," ungkap Tirta.
"Sekarang singkatnya gini, (vaksin) gratis aja banyak yang nolak, informasinya belum sampai (ke publik), apalagi mau (vaksin) mandiri," ujarnya lagi.
Meski begitu, Tirta tak sepenuhnya menolak ide pemberian vaksin mandiri dengan melibatkan perusahaan swasta. Asal pemerintah menyukseskan lebih dulu vaksinasi untuk warga, TNI, dan tenaga kesehatan.
"Entah mau gimana caranya. Bisa juga memberdayakan relawan kesehatan di posyandu untuk bisa mencapainya," tutur dia.
Baca Juga: Vaksin Mandiri yang Libatkan Swasta Bisa Picu Kesan Diskriminatif