TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gawat! Varian COVID-19 Delta Sudah Menyebar hingga Papua dan NTT

Fasilitas kesehatan di Indonesia timur jauh lebih minim

Ilustrasi Pulau Papua (IDN Times/Mardya Shakti)

Jakarta, IDN Times - Varian COVID-19 baru yang lebih cepat menyebar antar manusia, Delta, sudah menyebar hingga ke Indonesia bagian timur. Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 di Papua, Silwalnus Sumule mengatakan sudah ada 10 pasien di Merauke yang terpapar varian Delta. 

"Pada Senin, 19 Juli 2021 lalu kami sudah mendapatkan konfirmasi dari teman-teman di Litbangkes bahwa dari 12 sampel (pasien di RSUD di Merauke) yang diperiksa, 10 dinyatakan positif varian Delta," kata Silwalnus yang dikutip dari ANTARA pada Senin (19/7/2021). 

Ia menambahkan meski dari sisi klinis varian Delta baru ditemukan di Merauke, tetapi tidak menutup kemungkinan virus tersebut juga sudah ditemukan di kabupaten lain di Papua. Hal itu lantaran baru dua kabupaten yang menutup pintu perbatasannya, yakni Jayawijaya dan Asmat. 

"Virus ini kan terus bergerak melalui manusia. Bila masih ada pembukaan aktivitas masyarakat, artinya virus ini tetap bergerak. Jadi, tak menutup kemungkinan virus ini sudah ditemukan di kabupaten lain," tutur dia lagi. 

Lalu, bagaimana temuan satgas terhadap kasus corona Delta pertama di Nusa Tenggara Timur?

Baca Juga: Daftar Penyebaran Varian COVID-19 yang Mengkhawatirkan di RI

1. Tiga spesimen COVID-19 varian Delta ditemukan di NTT

Jenis varian baru virus corona yang harus diwaspadai (Dokumentasi IDN Times)

Sementara, COVID-19 varian Delta juga ditemukan di Nusa Tenggara Timur (NTT). Pemprov NTT untuk kali pertama mengumumkan ada tiga pasien yang sudah tertular varian Delta. 

"Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan Balitbangkes Jakarta ada tiga spesimen COVID-19 dari NTT yang mengalami mutasi dan dinyatakan varian Delta," ujar Kepala Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof Dr WZ Johanis Kupang, dr Hermi Indita Malewa, pada Rabu (21/7/2021) seperti dilansir ANTARA

Hermi bahkan menyebut tiga pasien tersebut masih berusia muda. Salah satunya adalah anak-anak berusia 12 tahun. 

Hermi menjelaskan varian Delta itu bisa teridentifikasi bermula dari Laboratorium RSUD Prof Dr WZ Johanis Kupang sebagai lab rujukan pemeriksaan PCR di NTT pada April 2021 berinisiatif mengirim 310 sampel usap (swab) ke Laboratorium Balitbangkes Kemenkes, Jakarta. Sampel itu dikirim ke Jakarta karena dicurigai memiliki mutasi atau varian baru. Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap 310 sampel usap itu, kata dia, ditemukan tiga sampel varian Delta.

"Tiga spesimen yang terdeteksi varian Delta merupakan warga Kota Kupang," kata Hermi.

Ia mengatakan penularan varian Delta sangat progresif dengan tingkat fatalitas cepat dan menyerang orang usia muda. Maka, varian ini perlu diwaspadai secara serius.

2. Fasilitas kesehatan di Indonesia timur minim dan dikhawatirkan ikut kolaps

Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono dalam diskusi daring bertajuk Proyeksi Kasus COVID-19 dan Evaluasi PSBB Jumat (23/10/2020) (Tangkapan layar/YouTube KGM Bappenas)

Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI), Dr Pandu Riono, mewanti-wanti pemerintah dampaknya akan parah bila varian Delta telah meluas di Indonesia bagian timur.

"Kan sarana fasilitas kesehatannya lebih minim bila dibandingkan dengan di Pulau Jawa," kata Pandu ketika dihubungi oleh IDN Times pada Rabu (21/7/2021). 

Ia mengatakan bila hal tersebut tidak diantisipasi, maka akan banyak jatuh korban bila varian Delta tak cepat dibendung. "Jadi, sebelum herd immunity terbentuk, malah akan jatuh korban lebih banyak dulu baru bisa dapat itu," ujarnya lagi. 

Sementara, saat ini kebijakan pengetatan aktivitas masyarakat yang berlaku di NTT dan Papua adalah PPKM Mikro. 

Baca Juga: PPKM Darurat Diperpanjang, Apa Bisa Turunkan Kasus COVID dalam 5 Hari?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya