Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times - Calon Prabowo Subianto menuliskan pesan khusus kepada Novel Baswedan menjelang peringatan dua tahun teror air keras. Melalui akun media sosialnya, terlihat foto Prabowo tengah menulis sebuah pesan bagi penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu pada Rabu (10/4).
"Doa dan semangat saya selalu untuk Bung Novel Baswedan. Maju terus pantang menyerah!" demikian sebagian pesan untuk Novel yang disiram air keras pada 11 April 2017 lalu.
Penasaran apa pesan lengkap Prabowo untuk Novel? Apa komentar Novel terkait pesan itu?
Baca Juga: Novel Baswedan dan Noktah Hitam Penegakan Hukum Era Jokowi
Pesan itu kemudian direspons luas oleh publik di media sosial. Cuitan itu sudah dicuit ulang sebanyak 5.000 kali dan mendapat lebih dari 700 respons.
Baca Juga: Novel Baswedan: Tak Ada Capres yang Janji Tuntaskan Kasus Saya
1. Prabowo juga menulis 'membela kebenaran dan kejujuran adalah kehormatan'
(Prabowo Subianto menulis pesan khusus untuk Novel Baswedan) www.twitter.com/@prabowo Pesan yang ditulis oleh Prabowo memiliki makna yang begitu mendalam. Ia mengatakan apa yang dialami oleh Novel saat ini merupakan risiko seorang pendekar, lantaran terus berkukuh membela kebenaran.
"Membela kebenaran dan kejujuaran adalah kehormatan. Saya yakin Bung Novel Baswedan adalah pendekar pejuang dan pembela keadilan. Luka dan gugur dalam pertempuran adalah risiko seorang pendekar. Maju terus pantang menyerah!," demikian yang ditulis oleh Prabowo pada Selasa (10/4).
2. Novel Baswedan tak merespons pesan tersebut
IDN Times mencoba untuk meminta respons Novel terkait pesan yang ditulis dalam rangka memperingati dua tahun teror air keras yang hingga kini belum bisa diungkap. Namun, ketika diwawancarai secara khusus oleh IDN Times di rumahnya pada Rabu (9/4), Novel mengatakan di era kampanye seperti sekarang, ia justru menanti agar kedua capres ada yang mau berjanji untuk menuntaskan kasusnya.
"Bagi saya masa kampanye ini adalah masa yang tepat buat kami untuk menuntut komitmen presiden dan wakil presiden terhadap perlindungan, dukungan terhadap KPK dan upaya untuk mengungkap skandal teror terhadap orang-orang yang selama ini menghambat, menjegal dan menghambat KPK," ujar Novel pada Rabu malam kemarin.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Apabila di masa kampanye saja, perlindungan terhadap orang-orang yang memberantas korupsi tidak disampaikan, Novel melanjutkan, bagaimana bisa mengukur komitmen kedua capres soal isu antikorupsi.
"Kalau tidak jelas janjinya (untuk melindungi orang-orang yang memberantas korupsi) ketika masa kampanye, apakah ditunggu saat ia terpilih jadi presiden, terpilih kembali atau siapa pun yang terpilih jadi presiden? Tidak, kita justru menunggu pada saat kampanye," kata Novel tegas.
3. Novel heran disebut sebagai kader Partai Gerindra
IDN Times/Fitang Budhi Adhitia Maka ia mengaku heran mengapa kini bisa disebut sebagai kader Partai Gerindra, hanya gara-gara bersuara lantang dan mengkritik kinerja pemerintah yang tak juga mengungkap kasusnya. Menurutnya, hal tersebut tidak masuk ke dalam logika berpikirnya.
"Dulu saya pernah dikatakan karena berjenggot saya kader PKS (Partai Keadilan Sejahtera), ikut PKS. Sekarang dibilang saya kader Partai Gerindra. Maksudnya apa gitu?," tanya Novel.
Ia mengatakan pola-pola seperti itu sudah tak lagi ampuh. Alih-alih mencoba untuk mengalihkan fokusnya ke isu lain, Novel menyarankan agar pemerintah mulai melihat isi protesnya.
Ia menilai tuntutannya dan rekan-rekan masyarakat sipil untuk dibentuk tim pencari fakta independen bukan sesuatu yang berat dan membahayakan.
"Kalau dilihat TGPF dibentuk, apa sih risikonya? Tidak ada. Saya meminta hal ini bukan baru kemarin, tapi sudah sejak 1 tahun dan 8 bulan lalu dan sampai sekarang tidak juga dibentuk," katanya lagi.
Baca Juga: Novel Baswedan: Kami Minta Dibentuk TPGF, Bukan Tim Buatan Polri