Plt Ketum PPP Sudah Mundur dari Wantimpres sebelum Jadi Utusan Khusus
Mardiono dilantik Jokowi sebagai utusan khusus di Istana
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Mardiono mengaku sudah melayangkan surat pengunduran diri sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) yang ditujukan kepada Presiden Joko "Jokowi" Widodo.
Ia mengatakan surat pengunduran diri itu disampaikan ke Jokowi sebelum dilantik di Istana untuk posisi baru yakni Utusan Khusus Presiden Bidang Kerja Sama Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan.
"Saya sudah menjabat di tempat yang baru. (Jabatan) lama sudah saya tinggalkan. Nanti, (di posisi) baru menjadi hak prerogatif Presiden Jokowi (apakah ingin mencopot atau mempertahankan)," ungkap Mardiono kepada media, Kamis, (1/12/2022) di Jakarta.
Ia pun mempersepsikan bila diberikan jabatan baru artinya surat pengunduran diri sebagai anggota Wantimpres telah diterima oleh presiden. "Karena kan juga tidak boleh ya suatu keputusan presiden itu dobel. Kan gak mungkin, maka pasti salah satu," tutur dia.
Mardiono dilantik menjadi utusan khusus Presiden pada (23/11/2022) lalu. Ia mengaku mendapatkan tugas untuk melakukan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian program-program pemerintah, terutama pada bidang pengentasan kemiskinan dan peningkatan ketahanan pangan.
Meskipun sudah menjadi Plt Ketum, rupanya Mardiono belum mampu untuk mendongkrak elektabilitas partai dengan lambang ka'bah tersebut. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Charta Politika periode 7-12 November, PPP hanya memiliki elektabilitas 3,6 persen.
Mengapa elektabilitas PPP tak juga mengalami kenaikan dan kerap diprediksi terlempar dari parlemen?
Baca Juga: Ketum PPP Mardiono Tak Hadiri HUT Golkar ke-58, Kenapa?
Baca Juga: Diberhentikan, Suharso Melawan: Saya Masih Ketua Umum PPP!
1. PPP sadari kerap dapat elektabilitas rendah versi lembaga survei
Lebih lanjut, Mardiono menyadari elektabilitas PPP hingga saat ini masih tergolong rendah di beberapa lembaga survei. Termasuk yang dilakukan oleh Charta Politika pada periode 7-12 November 2022.
Meski begitu, ia mengaku optimistis PPP bakal tetap lolos di pemilu legislatif pada 2024. Sebab, PPP, kata dia memiliki basis pendukung yang loyal.
"Hasil seperti itu sudah terlihat dari potret pemilu 2014 dan 2019. Walaupun di dua pemilu tersebut, kami memiliki masalah internal, tetapi di 2014 kami masih tetap eksis. Kami masih dapat 39 kursi, bahkan naik dari pemilu periode sebelumnya," kata Mardiono.
Pada pemilu 2009, PPP memperoleh 38 kursi di parlemen. Ia menambahkan hasil survei dari sejumlah lembaga bakal dijadikan cambuk dan kritik bagi PPP untuk bekerja lebih keras lagi.
Editor’s picks
Baca Juga: 14 DPW PPP Dukung Ganjar Maju Pilpres, Mardiono Bakal Ajukan ke KIB